Tak ada kemauan buka tabir pembunuhan berencana

Tak ada kemauan buka tabir pembunuhan berencana
A
A
A
Sindonews.com - Sidang penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan menyebabkan empat tahanan tewas kembali digelar Kamis 11 Juli, di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta. Rencananya, delapan orang tahanan akan dijadikan saksi dalam sidang itu.
Penanggungjawab Bidang Perlindungan LPSK Irjen (Purn) Teguh Soedarsono mengatakan, proses sidang lanjutan tersebut belum ada rencana perubahan.
Menurutnya, dalam sidang itu tidak akan pernah ada perkembangan yang berarti jika proses peradilan tidak dijalankan untuk membuka tabir sesungguhnya.
"Tidak ada perkembangan yang berarti sepanjang proses peradilan belum dikemas dan enggan dijalankan serta tidak dimaksudkan untuk membuka tabir yang seluas-luasnya soal pembunuhan berencana," ujar Teguh, Rabu (10/7/2013) sore tadi.
Perkembangan proses sidang pengadilan itu, saat ini bukan lagi pada kemauan dan kemampuan saksi untuk menjawab dan memberikan keterangan di depan Majelis Hakim. Selain itu juga bukan dari kejujuran para terdakwa untuk mau mengakui perbuatan kriminal yang dituduhkannya.
"Namun, justru dari kemauan, moralitas, dan daya kreatif dari para pelaksana penegak hukum di sidang itu agar mempunyai makna kebenaran dan keadilan," tuturnya.
Penanggungjawab Bidang Perlindungan LPSK Irjen (Purn) Teguh Soedarsono mengatakan, proses sidang lanjutan tersebut belum ada rencana perubahan.
Menurutnya, dalam sidang itu tidak akan pernah ada perkembangan yang berarti jika proses peradilan tidak dijalankan untuk membuka tabir sesungguhnya.
"Tidak ada perkembangan yang berarti sepanjang proses peradilan belum dikemas dan enggan dijalankan serta tidak dimaksudkan untuk membuka tabir yang seluas-luasnya soal pembunuhan berencana," ujar Teguh, Rabu (10/7/2013) sore tadi.
Perkembangan proses sidang pengadilan itu, saat ini bukan lagi pada kemauan dan kemampuan saksi untuk menjawab dan memberikan keterangan di depan Majelis Hakim. Selain itu juga bukan dari kejujuran para terdakwa untuk mau mengakui perbuatan kriminal yang dituduhkannya.
"Namun, justru dari kemauan, moralitas, dan daya kreatif dari para pelaksana penegak hukum di sidang itu agar mempunyai makna kebenaran dan keadilan," tuturnya.
(lns)