Dampak gempa Aceh, 2.470 orang kehilangan mata pencarian
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Aceh Tengah memperbarui data dampak gempa tektonik 6,2 skala richter beberapa waktu lalu. Bupati Aceh Tengah Nasaruddin menyatakan, 12 kecamatan dari 14 kecamatan, di kabupaten penghasil kopi ini luluh lantak.
Sedikitnya, 242 desa hancur akibat gempa maupun longsor. Namun, pihaknya baru berhasil mendata jumlah warga yang mengungsi di pusat pengungsi, mencapai 48.563 jiwa.
“Tidak termasuk yang berada depan rumah masing-masing dengan membuat tenda keluarga,” kata Nasaruddin, kepada wartawan, Senin (7/8/2013).
Lebih lanjut, dia merilis, sedikitnya 136 rumah ibadah porak-poranda. Sementara sarana pendidikan dari taman kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang mengalami rusak berat maupun ringan, mencapai 292 unit.
Layanan kesehatan di tingkat desa, dipastikan akan butuh waktu untuk kembali dipulihkan. Gempa menghancurkan 177 sarana kesehatan baik puskesmas, pustu, poskesdes, dan polindes.
Perekonomian kabupaten ini juga dipastikan melorot. Gempa dan longsor telah menyebabkan ledakan penganguran. Mayoritas penduduk Aceh Tengah bermata pencarian eksportir kopi, industri gula merah, dan pengilingan kopi.
“Masyarakat yang hilang mata pencarian 2.470 orang,” jelas Nasaruddin.
Dalam daftar kerugian akibat gempa terbaru, Pemerintah Aceh Tengah mengumumkan, 77 kantor pemerintah rusak, 48 diantaranya rusak berat. Sementara rumah penduduk yang hancur 13.862 rumah, rusak berat mencapai 5.516 unit. Korban luka berat 92 orang, luka ringan 352 orang, dan hilang enam orang.
Dinas Kesehatan Aceh Tengah kepada wartawan menyatakan, sedikitnya 6.121 orang pengungsi terpaksa harus rawat jalan. Namun angka tersebut tidak termasuk pengungsi di depan rumah. Sejumlah penyakit mulai menyerang para korban gempa.
“Kebanyakan penyakit seperti hipertensi, demam, sakit kepala, trauma dan sakit perut,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tengah Syukri Maha.
Sedikitnya, 242 desa hancur akibat gempa maupun longsor. Namun, pihaknya baru berhasil mendata jumlah warga yang mengungsi di pusat pengungsi, mencapai 48.563 jiwa.
“Tidak termasuk yang berada depan rumah masing-masing dengan membuat tenda keluarga,” kata Nasaruddin, kepada wartawan, Senin (7/8/2013).
Lebih lanjut, dia merilis, sedikitnya 136 rumah ibadah porak-poranda. Sementara sarana pendidikan dari taman kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang mengalami rusak berat maupun ringan, mencapai 292 unit.
Layanan kesehatan di tingkat desa, dipastikan akan butuh waktu untuk kembali dipulihkan. Gempa menghancurkan 177 sarana kesehatan baik puskesmas, pustu, poskesdes, dan polindes.
Perekonomian kabupaten ini juga dipastikan melorot. Gempa dan longsor telah menyebabkan ledakan penganguran. Mayoritas penduduk Aceh Tengah bermata pencarian eksportir kopi, industri gula merah, dan pengilingan kopi.
“Masyarakat yang hilang mata pencarian 2.470 orang,” jelas Nasaruddin.
Dalam daftar kerugian akibat gempa terbaru, Pemerintah Aceh Tengah mengumumkan, 77 kantor pemerintah rusak, 48 diantaranya rusak berat. Sementara rumah penduduk yang hancur 13.862 rumah, rusak berat mencapai 5.516 unit. Korban luka berat 92 orang, luka ringan 352 orang, dan hilang enam orang.
Dinas Kesehatan Aceh Tengah kepada wartawan menyatakan, sedikitnya 6.121 orang pengungsi terpaksa harus rawat jalan. Namun angka tersebut tidak termasuk pengungsi di depan rumah. Sejumlah penyakit mulai menyerang para korban gempa.
“Kebanyakan penyakit seperti hipertensi, demam, sakit kepala, trauma dan sakit perut,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tengah Syukri Maha.
(san)