Banjir - longsor terjang 7 desa di Trenggalek

Banjir - longsor terjang 7 desa di Trenggalek
A
A
A
Sindonews.com - Banjir dan longsor menerjang 7 Desa di Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek.
Selain meluluhlantakkan tiga rumah warga, material lumpur bercampur batu juga menutup badan jalan. Akibatnya, jalan utama menuju Kecamatan Munjungan putus total.
"Musibah ini terjadi setelah hujan deras mengguyur beberapa jam," ujar Kasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Ahmad Budiharto kepada wartawan, Jumat (5/7/2013).
Informasi yang dihimpun, musibah terjadi bersamaan dengan hujan deras pada Kamis (4/7) petang. Selang tiga jam curahan yang tidak kunjung reda, debet air sungai Tawing meningkat dan meluap.
Ketinggian air yang mencapai satu hingga dua meter di jalan raya juga merendam ratusan rumah warga di Desa Karangturi, Tawing, Bangun dan Munjungan.
"Dari laporan yang kita terima banjir bandang ini tidak sampai menelan korban jiwa. Sebagian besar warga juga tidak mengungsi," terang Ahmad.
Pada saat bersamaan, sekira pukul 21.00 WIB, perbukitan yang mengelilingi permukiman warga di Desa Besuki, Masaran dan Ngulungkulon, ambrol.
Tidak ada korban jiwa, namun tiga rumah warga rusak total. Menurut Ahmad, timbunan lumpur menutup badan jalan sepanjang 20 meter. Lumpur juga menghancurkan jembatan darurat Bungur.
Jembatan yang terbentang diatas sungai Tawing tersebut merupakan jembatan sementara pengganti jembatan utama yang masih proses pembangunan. Dulunya, kerusakan jembatan utama itu juga akibat terjangan tebing longsor.
"Meski jembatan utama menuju Munjungan, untungnya masih ada jalur alternatif lainya," jelas Ahmad.
Sekitar empat jam, akses utama menuju Kecamatan Munjungan terputus. Untuk memindahkan material longsor BPBD Trenggalek mendatangkan alat berat.
"Sore ini arus lalu lintas sudah normal dan banjir sudah surut," paparnya.
Yang dilakukan BPBD Trenggalek saat ini adalah mendistribusikan logistik kepada para korban yang tertimpa musibah. "Untuk tiga rumah warga yang rusak total, BPBD sudah melapor ke BPBD Propinsi Jawa Timur dan BNPB. Tekhnisnya seperti apa kita masih menunggu," pungkas Ahmad.
Seperti diketahui, musibah alam yang terjadi di wilayah Kecamatan Munjungan ini yang kedua kali dalam sepekan ini. Sebelumnya, selain wilayah Kecamatan Munjungan, banjir juga melanda permukiman sejumlah desa di Kecamatan Watulimo.
Sementara itu, Hanif (35), warga Kecamatan Munjungan, mengaku banyak warga yang masih merasa cemas. Meskipun saat ini banjir telah surut dan material longsor telah disingkirkan, warga mengkhawatirkan terjadinya musibah susulan.
"Sebab sampai hari ini hujan masih mengguyur cukup deras di wilayah Kabupaten Trenggalek," ujarnya.
Selain meluluhlantakkan tiga rumah warga, material lumpur bercampur batu juga menutup badan jalan. Akibatnya, jalan utama menuju Kecamatan Munjungan putus total.
"Musibah ini terjadi setelah hujan deras mengguyur beberapa jam," ujar Kasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Ahmad Budiharto kepada wartawan, Jumat (5/7/2013).
Informasi yang dihimpun, musibah terjadi bersamaan dengan hujan deras pada Kamis (4/7) petang. Selang tiga jam curahan yang tidak kunjung reda, debet air sungai Tawing meningkat dan meluap.
Ketinggian air yang mencapai satu hingga dua meter di jalan raya juga merendam ratusan rumah warga di Desa Karangturi, Tawing, Bangun dan Munjungan.
"Dari laporan yang kita terima banjir bandang ini tidak sampai menelan korban jiwa. Sebagian besar warga juga tidak mengungsi," terang Ahmad.
Pada saat bersamaan, sekira pukul 21.00 WIB, perbukitan yang mengelilingi permukiman warga di Desa Besuki, Masaran dan Ngulungkulon, ambrol.
Tidak ada korban jiwa, namun tiga rumah warga rusak total. Menurut Ahmad, timbunan lumpur menutup badan jalan sepanjang 20 meter. Lumpur juga menghancurkan jembatan darurat Bungur.
Jembatan yang terbentang diatas sungai Tawing tersebut merupakan jembatan sementara pengganti jembatan utama yang masih proses pembangunan. Dulunya, kerusakan jembatan utama itu juga akibat terjangan tebing longsor.
"Meski jembatan utama menuju Munjungan, untungnya masih ada jalur alternatif lainya," jelas Ahmad.
Sekitar empat jam, akses utama menuju Kecamatan Munjungan terputus. Untuk memindahkan material longsor BPBD Trenggalek mendatangkan alat berat.
"Sore ini arus lalu lintas sudah normal dan banjir sudah surut," paparnya.
Yang dilakukan BPBD Trenggalek saat ini adalah mendistribusikan logistik kepada para korban yang tertimpa musibah. "Untuk tiga rumah warga yang rusak total, BPBD sudah melapor ke BPBD Propinsi Jawa Timur dan BNPB. Tekhnisnya seperti apa kita masih menunggu," pungkas Ahmad.
Seperti diketahui, musibah alam yang terjadi di wilayah Kecamatan Munjungan ini yang kedua kali dalam sepekan ini. Sebelumnya, selain wilayah Kecamatan Munjungan, banjir juga melanda permukiman sejumlah desa di Kecamatan Watulimo.
Sementara itu, Hanif (35), warga Kecamatan Munjungan, mengaku banyak warga yang masih merasa cemas. Meskipun saat ini banjir telah surut dan material longsor telah disingkirkan, warga mengkhawatirkan terjadinya musibah susulan.
"Sebab sampai hari ini hujan masih mengguyur cukup deras di wilayah Kabupaten Trenggalek," ujarnya.
(rsa)