Polemik Syiah, Pemprov Jatim bentuk forum rekonsiliasi
A
A
A
Sindonews.com - Pemprov Jatim membentuk Forum Rekonsiliasi Syiah untuk mengatasi polemik keyakinan yang terjadi di Sampang, Madura.
Dalam forum tersebut, sejumlah elemen akan dipertemukan.
"Forum ini akan digagas oleh Instituts Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel. Kenapa kampus tersebut, IAIN memiliki kerjasama dengan Menteri Agama terkait rekonsiliasi," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo usai Sholat Jumat di Masjid Baitul Hamdi, Jalan Pahlawan, Jumat (5/7/2013).
Dalam persoalan tersebut, Pemprov Jatim kapasistasnya hanya diundang.
Menurut gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini, selain perwakilan warga penganut Syiah dan Organisasi masyarakat Islam Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) yang diundang, YAPI (Yayasan Pesantren Islam), Nahdhotul Ulama (NU), Muhammadiyah, Akademisi serta elemen lain ikut hadir.
"Intinya forum itu akan mencari solusi terkait persoalan SYiah. Didalamnya juga nanti akan ada diskusi-diskusi penyeleseian persoalan," imbuh Pakde Karwo.
Soekarwo juga mengungkapkan, dalam forum tersebut juga akan membahas pelurusan terkait ajaran sesat.
"Ya salah satunya adalah pelurusan terkait ajaran sesat. Contoh, katanya Alquran tidak final," tambahnya.
Tapi, kapan forum itu akan digelar, Pakde Karwo belum bisa memastikan dan diharapkan dalam waktu dekat.
"Tepatnya kapan masih belum saya ucapkan. Yang jelas adalah dalam waktu dekat ini forum itu akan digelar," ungkapnya.
Yang terpenting saat ini, lanjut Pakde Karwo, adalah persoalan pendidikan terhadap sejumlah anak-anak para pengungsi Syiah yang tinggal di Rumah Susun (Rusun) Puspa Agro, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo.
Untuk konsep pendidikkan ini adalah bagaimana anak-anak pengungsi Syiah memiliki pendidikan yang diakui secara kurikulum.
"Konsepnya adalah pendidikan secara klasikal. Sehingga nanti ketika kembali ke kampung halaman dapat melanjutkan pendidikan dan hasil pendidikannya diakui secara formal," tukasnya.
Dalam forum tersebut, sejumlah elemen akan dipertemukan.
"Forum ini akan digagas oleh Instituts Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel. Kenapa kampus tersebut, IAIN memiliki kerjasama dengan Menteri Agama terkait rekonsiliasi," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo usai Sholat Jumat di Masjid Baitul Hamdi, Jalan Pahlawan, Jumat (5/7/2013).
Dalam persoalan tersebut, Pemprov Jatim kapasistasnya hanya diundang.
Menurut gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini, selain perwakilan warga penganut Syiah dan Organisasi masyarakat Islam Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) yang diundang, YAPI (Yayasan Pesantren Islam), Nahdhotul Ulama (NU), Muhammadiyah, Akademisi serta elemen lain ikut hadir.
"Intinya forum itu akan mencari solusi terkait persoalan SYiah. Didalamnya juga nanti akan ada diskusi-diskusi penyeleseian persoalan," imbuh Pakde Karwo.
Soekarwo juga mengungkapkan, dalam forum tersebut juga akan membahas pelurusan terkait ajaran sesat.
"Ya salah satunya adalah pelurusan terkait ajaran sesat. Contoh, katanya Alquran tidak final," tambahnya.
Tapi, kapan forum itu akan digelar, Pakde Karwo belum bisa memastikan dan diharapkan dalam waktu dekat.
"Tepatnya kapan masih belum saya ucapkan. Yang jelas adalah dalam waktu dekat ini forum itu akan digelar," ungkapnya.
Yang terpenting saat ini, lanjut Pakde Karwo, adalah persoalan pendidikan terhadap sejumlah anak-anak para pengungsi Syiah yang tinggal di Rumah Susun (Rusun) Puspa Agro, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo.
Untuk konsep pendidikkan ini adalah bagaimana anak-anak pengungsi Syiah memiliki pendidikan yang diakui secara kurikulum.
"Konsepnya adalah pendidikan secara klasikal. Sehingga nanti ketika kembali ke kampung halaman dapat melanjutkan pendidikan dan hasil pendidikannya diakui secara formal," tukasnya.
(lns)