Gempa 6,2 SR di Aceh buat tanah Serampah terbelah
A
A
A
Sindonews.com - Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah merupakan kawasan terparah mengalami dampak gempa 6,2 skala richter (SR). Serampah, salah satu desa pedalaman di sana bahkan sebagian tanahnya sudah terbelah akibat gempa dan semua penduduknya diungsikan ke kampong lain.
Camat Ketol Muhammad Saleh mengatakan, hampir semua rumah warga di desa pedalaman itu rusak berat dan banyak warga menderita luka-luka akibat gempa itu.
"Ada enam korban meninggal di Serampah ini, semuanya sudah dikebumikan,” katanya saat dihubungi, Kamis (4/7/2013).
Menurutnya longsor di Serampah terjadi di sejumlah titik. Badan jalan menuju ke sana banyak mengalami keretakan. Hingga hari ini perjalanan ke Serampah belum begitu mulus. Alat berat masih membersihkan longsor-longsor yang menutup badan jalan.
Bebukitan yang dekat dengan sungai sebagiannya juga longsor ke dalam sungai, sehingga airnya meluap ke permukiman. Sebagian tanah di desa itu juga turun ke bawah seperti terbelah dua, setelah diguncang gempa.
"Kemungkinan besar tidak layak huni lagi. Kampong itu seperti terbelah dua, jalan-jalannya sudah retak-retak,” tutur Saleh.
Dia menyebutkan sekitar 200 warga Serampah kini terpaksa diungsikan ke kampong lain yakni Kute Gelime. Belum diketahui kapan mereka bisa kembali ke desanya, karena kondisinya hingga sekarang belum memungkinkan untuk kembali.
"Walaupun semuanya sudah dievakuasi, tetapi Serampah tidak langsung sepi begitu saja. Anak-anak muda kampong tetap diminta untuk tinggal di desa. Mereka diminta untuk menjaga rumah-rumah yang ditinggalkan warga," ujarnya.
Selain Serampah, kampong lain yang terparah akibat gempa di Kecamatan Ketol adalah Desa Bah, Pantan Penyo dan Jerata.
"Ketiga kampong ini masih dibuka dengan alat berat, insya Allah beberapa jam lagi bisa sudah bisa diakses," katanya.
Camat Ketol Muhammad Saleh mengatakan, hampir semua rumah warga di desa pedalaman itu rusak berat dan banyak warga menderita luka-luka akibat gempa itu.
"Ada enam korban meninggal di Serampah ini, semuanya sudah dikebumikan,” katanya saat dihubungi, Kamis (4/7/2013).
Menurutnya longsor di Serampah terjadi di sejumlah titik. Badan jalan menuju ke sana banyak mengalami keretakan. Hingga hari ini perjalanan ke Serampah belum begitu mulus. Alat berat masih membersihkan longsor-longsor yang menutup badan jalan.
Bebukitan yang dekat dengan sungai sebagiannya juga longsor ke dalam sungai, sehingga airnya meluap ke permukiman. Sebagian tanah di desa itu juga turun ke bawah seperti terbelah dua, setelah diguncang gempa.
"Kemungkinan besar tidak layak huni lagi. Kampong itu seperti terbelah dua, jalan-jalannya sudah retak-retak,” tutur Saleh.
Dia menyebutkan sekitar 200 warga Serampah kini terpaksa diungsikan ke kampong lain yakni Kute Gelime. Belum diketahui kapan mereka bisa kembali ke desanya, karena kondisinya hingga sekarang belum memungkinkan untuk kembali.
"Walaupun semuanya sudah dievakuasi, tetapi Serampah tidak langsung sepi begitu saja. Anak-anak muda kampong tetap diminta untuk tinggal di desa. Mereka diminta untuk menjaga rumah-rumah yang ditinggalkan warga," ujarnya.
Selain Serampah, kampong lain yang terparah akibat gempa di Kecamatan Ketol adalah Desa Bah, Pantan Penyo dan Jerata.
"Ketiga kampong ini masih dibuka dengan alat berat, insya Allah beberapa jam lagi bisa sudah bisa diakses," katanya.
(mhd)