Proyek intake PDAM ancam Sungai Enim.
A
A
A
Sindonews.com - Proyek pembangunan intake Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lematang Enim Muaraenim yang dikerjakan oleh PT. Waskita Karya mengancam sungai Enim.
Pasalnya, tanah bekas galian intake dibuang ke dalam sungai sehingga diduga menyebabkan pendangkalan.
Warga Muaraenim Joni, mengatakan kondisi ini dikhawatirkan dapat mengancam terjadinya pendangkalan dasar sungai Enim.
Pasalnya, saat ini tanah bekas galian telah memenuhi dasar sungai dan sekitarnya.
Tak hanya itu, penimbunan tanah ini juga dapat menyebabkan terjadinya penyempitan daerah aliran sungai (DAS).
"Bukan tidak mungkin juga, akibat galian ini air sungai menjadi keruh," ujar Joni di Muaraenim, Selasa (7/6/2013).
Senada, Siswanto, mengungkapkan harusnya pihak kontraktor dapat menanggulangi pembuangan tanah bekas galian tersebut. Sehingga, tidak memenuhi DAS dan dasar sungai.
"Harusnya tanah bekas galian tersebut, bisa diangkut ke tempat yang lebih tinggi. Sebab, jika dibiarkan maka dapat merusak ekosistem daerah sekitar sungai," tegas dia.
Terkait hal ini, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Muaraenim, Zulkarnain Bachtiar, mengungkapkan secara lisan pihaknya telah memberikan teguran kepada kontraktor.
Agar, tanah galian intake tidak dibuang ke pinggiran sungai Enim. Hal ini, untuk mengantisipasi terjadinya pendangkalan dan kekeruhan air sungai Enim.
"Seharusnya pihak PT. Waskita Karya dapat membuat bendungan yang baik, semaksimal mungkin tanah tidak dibuang ke pinggiran sungai," papar Zulkarnain.
Sebelumnya, Bupati Muaraenim, Muzakir Sai Sohar disampingi Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Lematang Enim, Puryadi sudah meminta agar pihak PT. Waskita Karya bisa mengatasi tanah bekas galian yang dibuang ke pinggiran sungai Enim.
“Saya minta agar tanah bekas galian tidak dibuang ke pinggiran sungai Enim dan dapat menanggulangi tanah galian tersebut," tutur bupati saat meninjau proyek intake beberapa waktu lalu.
Terpisah, Manager PT Waskita Karya, Junaidi, mengaku pihaknya sudah membuat bendungan sementara. Namun, tanah masih tertimbun dipinggiran sungai Enim.
"Kita berjanji, proyek intake yang ditargetkan dapat selesai Oktober mendatang. Sedangkan, untuk tanah-tanah yang ada dipinggiran sungai akan kita angkut. Semuanya akan dibersihkan,” terang dia.
Terkait tanah bekas galian yang diduga telah menyebabkan kekeruhan atau tidak, kata Junaidi, pihaknya sudah mengambil sampel air di hulu dan hilir sungai yang tidak jauh dari lokasi dan dimasukkan di dalam botol.
“Airnya tetap bagus, tidak keruh dan tidak ada perubahan," tegas Puryadi.
Untuk diketahui, proyek intake tersebut dibangun dengan menggunakan bantuan dana Bank Dunia senilai Rp. 29 Miliar lebih dengan batas waktu pengerjaan selama 550 hari.
Selain pengerjaan intake PDAM Tirta Lematang Enim, PT. Waskita Karya juga membanguan pengelolaan prasedimentasi, IPA dan juga pengerjaan pipasinasi.
Proyek ini secara keseluruhan ditargetkan selesai pada April 2014, mendatang.
Pasalnya, tanah bekas galian intake dibuang ke dalam sungai sehingga diduga menyebabkan pendangkalan.
Warga Muaraenim Joni, mengatakan kondisi ini dikhawatirkan dapat mengancam terjadinya pendangkalan dasar sungai Enim.
Pasalnya, saat ini tanah bekas galian telah memenuhi dasar sungai dan sekitarnya.
Tak hanya itu, penimbunan tanah ini juga dapat menyebabkan terjadinya penyempitan daerah aliran sungai (DAS).
"Bukan tidak mungkin juga, akibat galian ini air sungai menjadi keruh," ujar Joni di Muaraenim, Selasa (7/6/2013).
Senada, Siswanto, mengungkapkan harusnya pihak kontraktor dapat menanggulangi pembuangan tanah bekas galian tersebut. Sehingga, tidak memenuhi DAS dan dasar sungai.
"Harusnya tanah bekas galian tersebut, bisa diangkut ke tempat yang lebih tinggi. Sebab, jika dibiarkan maka dapat merusak ekosistem daerah sekitar sungai," tegas dia.
Terkait hal ini, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Muaraenim, Zulkarnain Bachtiar, mengungkapkan secara lisan pihaknya telah memberikan teguran kepada kontraktor.
Agar, tanah galian intake tidak dibuang ke pinggiran sungai Enim. Hal ini, untuk mengantisipasi terjadinya pendangkalan dan kekeruhan air sungai Enim.
"Seharusnya pihak PT. Waskita Karya dapat membuat bendungan yang baik, semaksimal mungkin tanah tidak dibuang ke pinggiran sungai," papar Zulkarnain.
Sebelumnya, Bupati Muaraenim, Muzakir Sai Sohar disampingi Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Lematang Enim, Puryadi sudah meminta agar pihak PT. Waskita Karya bisa mengatasi tanah bekas galian yang dibuang ke pinggiran sungai Enim.
“Saya minta agar tanah bekas galian tidak dibuang ke pinggiran sungai Enim dan dapat menanggulangi tanah galian tersebut," tutur bupati saat meninjau proyek intake beberapa waktu lalu.
Terpisah, Manager PT Waskita Karya, Junaidi, mengaku pihaknya sudah membuat bendungan sementara. Namun, tanah masih tertimbun dipinggiran sungai Enim.
"Kita berjanji, proyek intake yang ditargetkan dapat selesai Oktober mendatang. Sedangkan, untuk tanah-tanah yang ada dipinggiran sungai akan kita angkut. Semuanya akan dibersihkan,” terang dia.
Terkait tanah bekas galian yang diduga telah menyebabkan kekeruhan atau tidak, kata Junaidi, pihaknya sudah mengambil sampel air di hulu dan hilir sungai yang tidak jauh dari lokasi dan dimasukkan di dalam botol.
“Airnya tetap bagus, tidak keruh dan tidak ada perubahan," tegas Puryadi.
Untuk diketahui, proyek intake tersebut dibangun dengan menggunakan bantuan dana Bank Dunia senilai Rp. 29 Miliar lebih dengan batas waktu pengerjaan selama 550 hari.
Selain pengerjaan intake PDAM Tirta Lematang Enim, PT. Waskita Karya juga membanguan pengelolaan prasedimentasi, IPA dan juga pengerjaan pipasinasi.
Proyek ini secara keseluruhan ditargetkan selesai pada April 2014, mendatang.
(lns)