Ika ditemukan tewas di tengah hutan Blora
A
A
A
Sindonews.com - Ika Siti Rukmana yang baru lulus dari SMAN 1 Cepu, ditemukan tidak bernyawa di tengah hutan kawasan RPH Kajelan, BKPH Ledok, KPH Cepu, turut tanah Dukuh Blimbing, Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Kapolres Blora AKBP Kukuh Kalis Susilo mengatakan, korban ditemukan pada Selasa 25 Juni 2013, oleh Sukiman seorang penggembala sapi yang merupakan tetangga korban. Saat itu saksi melihat korban dalam keadaan tertelungkup di tengah hutan.
Karena takut, saksi kemudian menginformasikan temuan tersebut ke kepala Desa setempat, dan diteruskan ke Polsek Sambong. Pihak kepolisian yang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) langsung membawa jenasah korban ke RSU Cepu untuk diotopsi.
Kukuh menjelaskan, dari hasil otopsi yang dilakukan oleh tim forensik Polda Jateng, dini hari tadi. Diduga, korban meninggal akibat dijerat lehernya. Hal itu berdasarkan temuan tim forensik yang menemukan bekas jeratan di leher. Selain itu, tulang kerongkongan korban juga patah.
Namun, Kukuh mengaku, belum menemukan adanya unsur pemerkosaan terhadap korban. Sampai saat ini, dugaan sementara pembunuhan tersebut bermotif perampokan.
“Sepeda motor korban Honda Beat warna putih bernomor polisi K 4993 EY hilang, sehingga dugaan sementara motifnya adalah perampokan,” katanya kepada wartawan, Rabu (26/6/2013).
Kapolsek Sambong AKP Joko Priyono menambahkan, korban merupakan warga Dukuh Blimbing Desa Sambongrejo. ”Lokasi penemuan dengan rumah korban berjarak kurang lebih 4 km,” terangnya.
Kapolsek menyatakan, diduga korban dibunuh pada Sabtu 22 Juni 2013 malam. Pasalnya, sebelum ditemukan sudah tidak bernyawa, diketahui korban pada hari itu meninggalkan rumah.
Korban pada saat itu sekitar pukul 17.00 WIB, pamitan kepada orang tuanya hendak pergi makan-makan bersama teman-temannya di taman Seribu Lampu, Cepu, untuk merayakan kelulusan. Tetapi sampai Sabtu malam, korban tidak kunjung pulang.
“Orang tua korban sempat melaporkan ke polsek, kalau anaknya belum pulang pada Minggu 23 Juni 2013 petang,” terangnya.
Menurut informasi, setelah lulus dari SMAN 1 Cepu, korban rencananya akan meneruskan sekolah ke AKBID Kediri. Bahkan korban dikabarkan sudah diterima di sekolah kebidanan tersebut.
“Saat ini kami bersama Reskim Polres Blora masih mengumpulkan bukti-bukti lain dan meminta kerangan saksi-saksi, untuk mecari pelaku pembunuhan tersebut,” tandasnya.
Kapolres Blora AKBP Kukuh Kalis Susilo mengatakan, korban ditemukan pada Selasa 25 Juni 2013, oleh Sukiman seorang penggembala sapi yang merupakan tetangga korban. Saat itu saksi melihat korban dalam keadaan tertelungkup di tengah hutan.
Karena takut, saksi kemudian menginformasikan temuan tersebut ke kepala Desa setempat, dan diteruskan ke Polsek Sambong. Pihak kepolisian yang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) langsung membawa jenasah korban ke RSU Cepu untuk diotopsi.
Kukuh menjelaskan, dari hasil otopsi yang dilakukan oleh tim forensik Polda Jateng, dini hari tadi. Diduga, korban meninggal akibat dijerat lehernya. Hal itu berdasarkan temuan tim forensik yang menemukan bekas jeratan di leher. Selain itu, tulang kerongkongan korban juga patah.
Namun, Kukuh mengaku, belum menemukan adanya unsur pemerkosaan terhadap korban. Sampai saat ini, dugaan sementara pembunuhan tersebut bermotif perampokan.
“Sepeda motor korban Honda Beat warna putih bernomor polisi K 4993 EY hilang, sehingga dugaan sementara motifnya adalah perampokan,” katanya kepada wartawan, Rabu (26/6/2013).
Kapolsek Sambong AKP Joko Priyono menambahkan, korban merupakan warga Dukuh Blimbing Desa Sambongrejo. ”Lokasi penemuan dengan rumah korban berjarak kurang lebih 4 km,” terangnya.
Kapolsek menyatakan, diduga korban dibunuh pada Sabtu 22 Juni 2013 malam. Pasalnya, sebelum ditemukan sudah tidak bernyawa, diketahui korban pada hari itu meninggalkan rumah.
Korban pada saat itu sekitar pukul 17.00 WIB, pamitan kepada orang tuanya hendak pergi makan-makan bersama teman-temannya di taman Seribu Lampu, Cepu, untuk merayakan kelulusan. Tetapi sampai Sabtu malam, korban tidak kunjung pulang.
“Orang tua korban sempat melaporkan ke polsek, kalau anaknya belum pulang pada Minggu 23 Juni 2013 petang,” terangnya.
Menurut informasi, setelah lulus dari SMAN 1 Cepu, korban rencananya akan meneruskan sekolah ke AKBID Kediri. Bahkan korban dikabarkan sudah diterima di sekolah kebidanan tersebut.
“Saat ini kami bersama Reskim Polres Blora masih mengumpulkan bukti-bukti lain dan meminta kerangan saksi-saksi, untuk mecari pelaku pembunuhan tersebut,” tandasnya.
(san)