Komunitas wartawan desak Kapolda Malut bertanggung jawab
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Indonesia serta Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Maluku Utara (Malut) malam ini menggelar rapat bersama.
Rapat itu merupakan buntut dari penembakan seorang wartawan surat kabar lokal Malut Mata Publik yakni Robby (27) saat meliput demo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Para kuli tinta ini menginginkan Kapolda Malut Brigjen Pol Machfud Arifin bertanggung jawab atas insiden penembakan oleh anggota Polri itu.
Pemimpin Redaksi Mata Publik Adnan Wais menilai apa yang dilakukan oleh anggota Polri itu tidak sesuai dengan tata cara menghadapi demo.
Mereka terlalu brutal menghadapi mahasiswa yang sedang berdemo dan terdapat sejumlah wartawan yang meliput.
Padahal, di lokasi demo terdapat sejumlah water canon milik Brimobda Malut untuk menghalau massa. Tapi mobil itu tidak digunakan, tetapi justru senjata yang digunakan untuk menembaki mahasiswa dan wartawan yang melakukan tugas jurnalis.
"Robby korban penembakan yang melakukan peliputan sudah mengenakan tanda pengenal pers, sebagai wartawan,” terang Adnan Wais Senin (17/6/2013).
Sementara itu Ketua PWI Malut Adam Hanafi mengutuk keras jika penembakan yang diarahkan ke para demonstran itu menggunakan peluru tajam, apalagi, memakan korban seorang wartawan yang sedang bertugas dan telah mengenakan tanda pengenal wartawan.
Terpisah, Kapolres Kota Ternate AKBP Selamat Topan mengatakan, apa yang terjadi di lapangan bukanlah tanggung jawab Kapolda, tapi Kapolres selaku pimpinan di lapangan yang memimpin secara langsung.
“Saya meminta maaf atas kejadian ini, namun saya ingatkan tidak ada niatan sedikitpun untuk melakukan penembakan ke arah wartawan,” katanya di Mapolda.
Seperti diketahui, aksi demo penolakan kenaikan harga BBM di Ternate Maluku Utara (Malut) berujung penembakan seorang wartawan surat Kabar Lokal Malut Mata Publik bernama Robby (27). Dia terkena tembakan peluru di bagian samping perut kiri.
Tidak hanya wartawan, tujuh mahasiswa juga bernasib sama, sedangkan 14 orang mahasiswa lainnya terkena pukulan polisi yang bertugas mengamankan jalannya aksi demo.
Rapat itu merupakan buntut dari penembakan seorang wartawan surat kabar lokal Malut Mata Publik yakni Robby (27) saat meliput demo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Para kuli tinta ini menginginkan Kapolda Malut Brigjen Pol Machfud Arifin bertanggung jawab atas insiden penembakan oleh anggota Polri itu.
Pemimpin Redaksi Mata Publik Adnan Wais menilai apa yang dilakukan oleh anggota Polri itu tidak sesuai dengan tata cara menghadapi demo.
Mereka terlalu brutal menghadapi mahasiswa yang sedang berdemo dan terdapat sejumlah wartawan yang meliput.
Padahal, di lokasi demo terdapat sejumlah water canon milik Brimobda Malut untuk menghalau massa. Tapi mobil itu tidak digunakan, tetapi justru senjata yang digunakan untuk menembaki mahasiswa dan wartawan yang melakukan tugas jurnalis.
"Robby korban penembakan yang melakukan peliputan sudah mengenakan tanda pengenal pers, sebagai wartawan,” terang Adnan Wais Senin (17/6/2013).
Sementara itu Ketua PWI Malut Adam Hanafi mengutuk keras jika penembakan yang diarahkan ke para demonstran itu menggunakan peluru tajam, apalagi, memakan korban seorang wartawan yang sedang bertugas dan telah mengenakan tanda pengenal wartawan.
Terpisah, Kapolres Kota Ternate AKBP Selamat Topan mengatakan, apa yang terjadi di lapangan bukanlah tanggung jawab Kapolda, tapi Kapolres selaku pimpinan di lapangan yang memimpin secara langsung.
“Saya meminta maaf atas kejadian ini, namun saya ingatkan tidak ada niatan sedikitpun untuk melakukan penembakan ke arah wartawan,” katanya di Mapolda.
Seperti diketahui, aksi demo penolakan kenaikan harga BBM di Ternate Maluku Utara (Malut) berujung penembakan seorang wartawan surat Kabar Lokal Malut Mata Publik bernama Robby (27). Dia terkena tembakan peluru di bagian samping perut kiri.
Tidak hanya wartawan, tujuh mahasiswa juga bernasib sama, sedangkan 14 orang mahasiswa lainnya terkena pukulan polisi yang bertugas mengamankan jalannya aksi demo.
(lns)