Mahasiswa salati jenazah replika SBY
A
A
A
Sindonews.com - Aksi unjukrasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh sejumlah mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) terus berlanjut.
Beragam cara dilakukan para mahasiswa agar Pemerintah mau membatalkan rencana kenaikan BBM yang akan dilakukan pertengahan Juni mendatang.
Salah satu cara yang dilakukan Mahasiswa adalah melakukan aksi salat jenazah replika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Jalan AP Pettarani, Makassar, Kamis (13/6/2013). Mahasiswa-pun melakukan aksi pembakaran replika jenazah SBY tersebut. Mereka melakukan hal itu lantaran merasa kecewa dengan Pemerintahan SBY-Boediono.
Sebelumnya, para mahasiswa juga sempat terlibat adu mulut dengan anggota TNI yang menggunakan sepeda motor saat berusaha melewati blokade mahasiswa. Dalam aksinya, mahasiswa juga sempat menyandera dua buah mobil truk yang dijadikan sebagai panggung orasi. Aksi ini sempat memacetkan Jalan AP Pettarani, Makassar.
"Kami meminta pemerintahan SBY-Boediono untuk tidak menaikkan harga BBM. Karena, kenaikan BBM hanya akan menyengsarakan masyarakat miskin," jelas seorang mahasiswa dalam orasinya.
Beragam cara dilakukan para mahasiswa agar Pemerintah mau membatalkan rencana kenaikan BBM yang akan dilakukan pertengahan Juni mendatang.
Salah satu cara yang dilakukan Mahasiswa adalah melakukan aksi salat jenazah replika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Jalan AP Pettarani, Makassar, Kamis (13/6/2013). Mahasiswa-pun melakukan aksi pembakaran replika jenazah SBY tersebut. Mereka melakukan hal itu lantaran merasa kecewa dengan Pemerintahan SBY-Boediono.
Sebelumnya, para mahasiswa juga sempat terlibat adu mulut dengan anggota TNI yang menggunakan sepeda motor saat berusaha melewati blokade mahasiswa. Dalam aksinya, mahasiswa juga sempat menyandera dua buah mobil truk yang dijadikan sebagai panggung orasi. Aksi ini sempat memacetkan Jalan AP Pettarani, Makassar.
"Kami meminta pemerintahan SBY-Boediono untuk tidak menaikkan harga BBM. Karena, kenaikan BBM hanya akan menyengsarakan masyarakat miskin," jelas seorang mahasiswa dalam orasinya.
(rsa)