Nudin ditembak mati karena melawan Densus
A
A
A
Sindonews.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror menembak mati Nudin alias Bondan, pria yang diduga penyuplai logistik teroris kelompok Santoso. Bondan ditembak di bagian tubuh yang vital sehingga dia tewas seketika.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri, Kombes Pol. Agus Rianto, mengatakan, tembak
mati oleh Densus 88 antiteror dilakukan karena Nudin melakukan perlawanan terhadap petugas. Saat itu, Nudin juga terus menembaki petugas.
"Penyebab tewas yang pasti terkena tembakan di bagian badannya dan mengenai rongga agak vital," jelas Agus kepada wartawan di Gedung Humas Mabes Polri, Selasa (11/6/2013).
Sementara itu, terkait penembakan yang dilakukan petugas Kepolisian, diakui Agus, sudah ada aturan yang baku dengan sasaran yang jelas.
"Sebenarnya kita tidak mau memberikan tembakan, tapi kalau dirasa perlu pasti akan dilakukan terutama untuk mengamankan kondisi keamanan yang lebih besar," tegasnya.
Saat disinggung, apakah dengan banyaknya terduga teroris di Poso, membuktikan jika ada kegiatan terorisme di kawasan tersebut, Agus mengatakan, hal itu tak bisa digeneralisir.
"Bila ada kejadian di satu tempat, kita tidak bisa menggeneralisasi kalau di sana merupakan sarangnya. Kita juga tidak bisa mengatakan orang sebagai tersangka tanpa bukti yang kuat. Saat ini kita masih melakukan upaya penyelidikan," tuntasnya.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri, Kombes Pol. Agus Rianto, mengatakan, tembak
mati oleh Densus 88 antiteror dilakukan karena Nudin melakukan perlawanan terhadap petugas. Saat itu, Nudin juga terus menembaki petugas.
"Penyebab tewas yang pasti terkena tembakan di bagian badannya dan mengenai rongga agak vital," jelas Agus kepada wartawan di Gedung Humas Mabes Polri, Selasa (11/6/2013).
Sementara itu, terkait penembakan yang dilakukan petugas Kepolisian, diakui Agus, sudah ada aturan yang baku dengan sasaran yang jelas.
"Sebenarnya kita tidak mau memberikan tembakan, tapi kalau dirasa perlu pasti akan dilakukan terutama untuk mengamankan kondisi keamanan yang lebih besar," tegasnya.
Saat disinggung, apakah dengan banyaknya terduga teroris di Poso, membuktikan jika ada kegiatan terorisme di kawasan tersebut, Agus mengatakan, hal itu tak bisa digeneralisir.
"Bila ada kejadian di satu tempat, kita tidak bisa menggeneralisasi kalau di sana merupakan sarangnya. Kita juga tidak bisa mengatakan orang sebagai tersangka tanpa bukti yang kuat. Saat ini kita masih melakukan upaya penyelidikan," tuntasnya.
(lns)