Bom bunuh diri Poso rentetan aksi teroris Aceh
A
A
A
Sindonews.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Pusat Ansyad Mbai menduga aksi bom bunuh diri di depan Mapolres Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) adalah rentetan dari aksi-aksi teroris lainnya di Indonesia.
“Kita ambil (contoh) 2010 lalu di Aceh. Sebetulnya di sana organisasinya sudah puing-puing, tapi kemudian berfungsi kembali dan membuat basis baru. Mereka lalu kembali lagi untuk membuat sel baru. Sekarang mereka konsentraasi kembali di Poso. Makanya di Poso terjadi itu (bom bunuh diri),” bebernya kepada wartawan, Selasa (4/6/2013).
Ansyad mensinyalir, sebelum di Poso mereka mengumpulkan dana untuk logistik dengan cara melakukan berbagai macam aksi seperti di Kota Bandung, Kebumen, Kendal, Jakarta, dan Lampung.
Lebih lanjut dia menjelaskan, jaringan Jakarta pimpinan Abu Omar memiliki anak buah yang di antaranya Abu Roban, Qodrat, Sopian, dan Jamil yang membentuk sel-sel baru dan melakukan aksi terorisme.
“Semua dananya itu sebagian besar untuk mendanai basis mereka yang baru di Poso. Karena setiap aksi terror tidak berdiri sendiri, pasti berkaitan dengan yang lainnya,” terangnya.
Dia mencontohkan, salah satu aksi yang saling berkaitan adalah aksi terror yang terjadi di Solo tahun lalu. Aksi tersebut menurutnya adalah sebuah rangkaian aksi yang berkaitan di Jakarta, Bandung, Bima, Poso, dan Medan.
Disinggung mengenai hasil penyelidikan sementara mengenai bom bunuh diri Poso, Ansyad mengaku jika saat ini masih menunggu hasil penyeldikan mengenai siapa dan jenis bom yang digunakan pelaku.
“Kita ambil (contoh) 2010 lalu di Aceh. Sebetulnya di sana organisasinya sudah puing-puing, tapi kemudian berfungsi kembali dan membuat basis baru. Mereka lalu kembali lagi untuk membuat sel baru. Sekarang mereka konsentraasi kembali di Poso. Makanya di Poso terjadi itu (bom bunuh diri),” bebernya kepada wartawan, Selasa (4/6/2013).
Ansyad mensinyalir, sebelum di Poso mereka mengumpulkan dana untuk logistik dengan cara melakukan berbagai macam aksi seperti di Kota Bandung, Kebumen, Kendal, Jakarta, dan Lampung.
Lebih lanjut dia menjelaskan, jaringan Jakarta pimpinan Abu Omar memiliki anak buah yang di antaranya Abu Roban, Qodrat, Sopian, dan Jamil yang membentuk sel-sel baru dan melakukan aksi terorisme.
“Semua dananya itu sebagian besar untuk mendanai basis mereka yang baru di Poso. Karena setiap aksi terror tidak berdiri sendiri, pasti berkaitan dengan yang lainnya,” terangnya.
Dia mencontohkan, salah satu aksi yang saling berkaitan adalah aksi terror yang terjadi di Solo tahun lalu. Aksi tersebut menurutnya adalah sebuah rangkaian aksi yang berkaitan di Jakarta, Bandung, Bima, Poso, dan Medan.
Disinggung mengenai hasil penyelidikan sementara mengenai bom bunuh diri Poso, Ansyad mengaku jika saat ini masih menunggu hasil penyeldikan mengenai siapa dan jenis bom yang digunakan pelaku.
(lns)