294 Siswa SMP/MTs di Polman tak lulus UN
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 294 dari 6.568 orang siswa SMP/MTs se Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), yang ikut mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun ini dinyatakan tidak lulus. Sehingga, mereka terpaska harus mengulang tahun depan.
“Siswa yang tidak lulus itu terdiri dari 284 siswa SMP, dan 10 siswa MTs,”kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Hamka, ketika dihubungi SINDO, Minggu, (2/6).
Hamka mengatakan, jumlah siswa yang ikut dalam UN SMP/MTs tahun ini berasal dari 99 SMP/MTS yakni 64 SMP dan 35 MTs. Pada tingkat SMP, jumlah peserta yang ikut UN sebanyak 4.995 orang, sementara tingkat MTs sebanyak 1.573 orang.
Diantara sekolah penyelenggara tersebut, berdasarkan urutan terbanyak siswanya yang tidak lulus berasal dari SMP Negeri 4 Polewali dengan jumlah 34 orang; SMP Negeri 1 Matakali 31 orang; SMP Negeri 1 Campalagian 24 orang; SMP Negeri 1 Tinambung 23 orang; SMP Negeri 1 Tutallu dan SMP Negeri Mapilli 22 orang, dan SMP Negeri 2 Tinambung 20 orang.
Selanjutnya, SMP Negeri 5 Polewali 16 orang; SMP Terbuka Tutallu 14 orang ; SMP Negeri 1 Polewali 12 orang, SMP Terbuka Polewali 12 orang; dan SMP Negeri Anreapi 12 orang.
Sejumlah sekolah lain yang siswanya tidak lulus diantaranya SMP Negeri 2 Polewali dan SMP Negerin 7 Polewali masing-masing berjumlah 10 orang, SMP Negeri 5 Tinambung dan SMP satu atap Pulau Battoa masing-masing 4 orang, SMP Negeri 3 Polewali,SMP Negeri Batu dan SMP Negeri Katumbangan Lemo masing-masing berjumlah tiga orang, SMP Negeri 6 Polewali dua orang, dan SMP Negeri 3 Campalagian, SMP Negeri 6 Tinambung dan SMP Negeri 2 Mapilli masing-masing satu orang. Sementara itu, sejumlah sekolah lainnya, siswanya lulus semua.
Pada tingkat MTs, lanjut Hamka, dari 35 sekolah, hanya empat sekolah yang siswanya ada yang tidak lulus yakni MTs DDI Polewali tiga orang, MTs Hikmat Sepang tiga orang, SMP Hikmat Tuttula tiga orang, dan MTs Miftahul Khair satu orang.
“Jika dipersentasekan, secara keseluruhan jumlah siswa yang lulus UN sebanyak 95,52 persen atau 6.274 orang dari 6.568 siswa, dan 4,48 persen atau 294 siswa yang tidak lulus,” sebut Hamka.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, persentase kelulusan tahun ini mengalami penurunan. Pada tahun lalu, persentase kelulusan secara keseluruhan yakni 99,62 persen atau 6.492 orang yang dinyatakan lulus, sementara 0,38 persen atau 25 orang dinyatakan tidak lulus.
Diantaranya, pada tingkat SMP persentase kelulusa sebanyak 99,54 persen atau 5.207, dan 0,46 persen atau 24 orang tidak lulus, dan tingkat MTs, dari 1.286 yang menjadi peserta UN, yang tidak lulus hanya satu orang. Persentase kelulusan MTs pada tahun lalu yakni 99,92 persen.
Kepala Disdikpora Polman, Arifuddin Toppo, mengakui persentase kelulusan tahun ini memang mengalami penurunan. Meski demikian, bukan hanya Polman yang tingkat keluluannya menurun.
Dia mengatakan, menurunnya persentase kelulusan tersebut terjadi secara nasional. Tentunya, ini akan menjadi bahan evaluasi bagi daerah untuk lebih baik di tahun yang akan datang.
“Awalnya kita berharap, tingkat kelulusan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Tapi, justru mengalami penurunan,” kilah Arifuddin.
“Siswa yang tidak lulus itu terdiri dari 284 siswa SMP, dan 10 siswa MTs,”kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Hamka, ketika dihubungi SINDO, Minggu, (2/6).
Hamka mengatakan, jumlah siswa yang ikut dalam UN SMP/MTs tahun ini berasal dari 99 SMP/MTS yakni 64 SMP dan 35 MTs. Pada tingkat SMP, jumlah peserta yang ikut UN sebanyak 4.995 orang, sementara tingkat MTs sebanyak 1.573 orang.
Diantara sekolah penyelenggara tersebut, berdasarkan urutan terbanyak siswanya yang tidak lulus berasal dari SMP Negeri 4 Polewali dengan jumlah 34 orang; SMP Negeri 1 Matakali 31 orang; SMP Negeri 1 Campalagian 24 orang; SMP Negeri 1 Tinambung 23 orang; SMP Negeri 1 Tutallu dan SMP Negeri Mapilli 22 orang, dan SMP Negeri 2 Tinambung 20 orang.
Selanjutnya, SMP Negeri 5 Polewali 16 orang; SMP Terbuka Tutallu 14 orang ; SMP Negeri 1 Polewali 12 orang, SMP Terbuka Polewali 12 orang; dan SMP Negeri Anreapi 12 orang.
Sejumlah sekolah lain yang siswanya tidak lulus diantaranya SMP Negeri 2 Polewali dan SMP Negerin 7 Polewali masing-masing berjumlah 10 orang, SMP Negeri 5 Tinambung dan SMP satu atap Pulau Battoa masing-masing 4 orang, SMP Negeri 3 Polewali,SMP Negeri Batu dan SMP Negeri Katumbangan Lemo masing-masing berjumlah tiga orang, SMP Negeri 6 Polewali dua orang, dan SMP Negeri 3 Campalagian, SMP Negeri 6 Tinambung dan SMP Negeri 2 Mapilli masing-masing satu orang. Sementara itu, sejumlah sekolah lainnya, siswanya lulus semua.
Pada tingkat MTs, lanjut Hamka, dari 35 sekolah, hanya empat sekolah yang siswanya ada yang tidak lulus yakni MTs DDI Polewali tiga orang, MTs Hikmat Sepang tiga orang, SMP Hikmat Tuttula tiga orang, dan MTs Miftahul Khair satu orang.
“Jika dipersentasekan, secara keseluruhan jumlah siswa yang lulus UN sebanyak 95,52 persen atau 6.274 orang dari 6.568 siswa, dan 4,48 persen atau 294 siswa yang tidak lulus,” sebut Hamka.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, persentase kelulusan tahun ini mengalami penurunan. Pada tahun lalu, persentase kelulusan secara keseluruhan yakni 99,62 persen atau 6.492 orang yang dinyatakan lulus, sementara 0,38 persen atau 25 orang dinyatakan tidak lulus.
Diantaranya, pada tingkat SMP persentase kelulusa sebanyak 99,54 persen atau 5.207, dan 0,46 persen atau 24 orang tidak lulus, dan tingkat MTs, dari 1.286 yang menjadi peserta UN, yang tidak lulus hanya satu orang. Persentase kelulusan MTs pada tahun lalu yakni 99,92 persen.
Kepala Disdikpora Polman, Arifuddin Toppo, mengakui persentase kelulusan tahun ini memang mengalami penurunan. Meski demikian, bukan hanya Polman yang tingkat keluluannya menurun.
Dia mengatakan, menurunnya persentase kelulusan tersebut terjadi secara nasional. Tentunya, ini akan menjadi bahan evaluasi bagi daerah untuk lebih baik di tahun yang akan datang.
“Awalnya kita berharap, tingkat kelulusan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Tapi, justru mengalami penurunan,” kilah Arifuddin.
(rsa)