Harmonisasi gereja-masjid di Solo yang mengagumkan

Sabtu, 01 Juni 2013 - 08:08 WIB
Harmonisasi gereja-masjid di Solo yang mengagumkan
Harmonisasi gereja-masjid di Solo yang mengagumkan
A A A
Di Kota Solo, Jawa Tengah, sebuah gereja dan masjid berdiri kokoh berdampingan dalam satu halaman selama puluhan tahun tanpa pernah sekalipun terjadi konflik. Bahkan jamaah kedua tempat ibadah tersebut merasa bangga, bisa hidup bersama meski dengan keyakinan berbeda.

Jika anda melintas di Jalan Gatot Soebroto No 222, Joyodiningratan, Solo, jangan heran jika mendapati alamat tersebut ternyata adalah alamat dua tempat beribadah agama yang berbeda. Satu gereja dan lainnya masjid.

Meski berbeda keyakinan, sejak puluhan tahun lalu kedua tempat beribadah tersebut memang berdampingan dan mempunyai satu alamat surat yang sama. Keduanya adalah Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan dan Masjid Al-Hikmah.

GKJ Joyodiningratan didirikan tahun 1939, sementara musala Al Hikmah yang saat ini sudah berubah menjadi masjid didirikan tahun 1947. Meski berdampingan, bahkan bersisian tembok, pengurus kedua tempat beribadah tersebut mengaku tidak pernah terjadi benturan atau konflik di antara mereka.

Bahkan, komunikasi diantara pengurus kedua tempat beribadah itu bisa terjalin dengan baik. Sebagai tanda kerukunan antar mereka, sebuah tugu lilin didirikan di antara bangunan gereja dan masjid.

Kebersamaan antar pemeluk agama berbeda di lokasi ini tidak hanya terlihat pada kegiatan ibadah sehari-hari, yang saling menghargai dan menghormati. Saat perayaan hari besar masing-masing agama, mereka akan saling membantu dan mengamankan kegiatan peringatan hari besar tersebut.

Menurut Pendeta Nunung Istiningdya dari GKJ Joyodiningratan, tidak ada hal khusus menjaga harmoni antara dua rumah ibadah tersebut.

"Kami saling menghormati, tapi yang terpenting komunikasi jangan sampai putus," ujarnya, Jumat (31/5/2013).

Senada dengannya, Ketua Takmir Masjid Al Hikmah, Natsir Abu Bakar mengatakan, sebagai pengurus masjid dirinya selalu berkomunikasi dengan gereja.

"Apapun yang dilakukan harus selalu rukun," terangnya.

Karena hrmonisasi ini, tak jarang mereka mendapat kunjungan tamu asing untuk mengetahui resep keharmonisan tersebut.

Ia menegaskan, dirinya selalu menekankan jamaah masjid dengan Surat Al Kafirun, lakum dinukum waliyadin (bagiku agamaku bagimu agamamu)," terangya.

Para jamaat gereja dan masjid ini berharap, kerukunan antar pemeluk agama ini bisa terus terjalin hingga selama-lamanya. Mereka juga berharap, hal serupa juga bisa dilakukan umat beragama di wilayah lain di tanah air/ agar kedamaian bisa tercipta di bumi indonesia.

Karena kerukunan tersebut, hingga kini warga setempat maupun masyarakat umum lainnya lebih mengenal GKJ Joyodiningratan sebagai gereja masjid daripada nama aslinya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7159 seconds (0.1#10.140)