8 Perampok berclurit satroni toko emas di Blitar
A
A
A
Sindonews.com - Delapan orang perampok bercadar dan bersenjatakan clurit menyatroni toko emas di komplek Pasar Jarangan Desa Boro, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Jumat (31/5/2013).
Selain menyekap pasangan suami-istri, Sukardi (59) dan Siti Sulastri (45), selaku pemilik toko, kawanan penjahat itu berhasil membawa kabur perhiasan emas seberat 3,5 kilogram.
“Aksi pelaku berlangsung cepat. Sekira lima menitan,“ tutur Sukardi kepada petugas kepolisian setempat.
Peristiwa kejahatan terjadi saat toko hendak dibuka. Sukardi maupun Siti memilih diam dan tidak melawan ketika ujung clurit ditodongkan ke leher mereka.
Dalam kondisi tak berdaya, yakni dipaksa duduk dibawah etalase, keduanya menyaksikan bagaimana empat orang dengan tas yang sudah disiapkan, menguras habis perhiasan emas yang baru saja ditata di etalase. Sementara di luar tampak empat pelaku lain berjaga diatas sepeda motor yang semuanya jenis Suzuki Satria 4 Tak.
“Mereka mengancam akan melukai jika kami berani berteriak meminta tolong. Karenanya kami memilih menuruti kemauan mereka,“ terangnya.
Begitu berhasil mendapatkan semua logam mulia yang diinginkan, para pelaku langsung kabur. "Saya belum bisa menghitung secara detil, namun 3,5 kilogram emas nilainya sekitar Rp 1,5 miliar," jelas Sukardi.
Sujadi Kadir salah seorang saksi mata dilapangan menambahkan, bahwa salah satu motor yang digunakan berwarna putih dengan bernopol N 5634 K.
“Beberapa warga yang kebetulan berada di lokasi tahu itu. Namun tidak berani menolong setelah melihat pelaku membawa senjata tajam,“ tambahnya.
Diduga para pelaku sudah lama mengincar keberadaan toko emas milik Sukardi.
Dikonfirmasi secara terpisah Kapolres Blitar AKBP Dirin membenarkan telah terjadi perampokan sebuah toko emas. Menurut dia, saat ini polisi masih melakukan melakukan penyelidikan. “Kita masih melakukan penyelidikan termasuk meminta keterangan sejumlah saksi dilapangan,“ ujarnya.
Mengenai identifikasi fisik para pelaku, Dirin menjelaskan bahwa semua pelaku berperawakan kecil dan berkomunikasi dengan logat Jawa Timuran.
“Untuk plat nopol kendaraan milik salah satu pelaku yang disebutkan saksi, setelah kita cek ternyata palsu. Hal itu seperti yang kita duga pelaku biasanya menggunakan plat nopol palsu,“ pungkasnya.
Selain menyekap pasangan suami-istri, Sukardi (59) dan Siti Sulastri (45), selaku pemilik toko, kawanan penjahat itu berhasil membawa kabur perhiasan emas seberat 3,5 kilogram.
“Aksi pelaku berlangsung cepat. Sekira lima menitan,“ tutur Sukardi kepada petugas kepolisian setempat.
Peristiwa kejahatan terjadi saat toko hendak dibuka. Sukardi maupun Siti memilih diam dan tidak melawan ketika ujung clurit ditodongkan ke leher mereka.
Dalam kondisi tak berdaya, yakni dipaksa duduk dibawah etalase, keduanya menyaksikan bagaimana empat orang dengan tas yang sudah disiapkan, menguras habis perhiasan emas yang baru saja ditata di etalase. Sementara di luar tampak empat pelaku lain berjaga diatas sepeda motor yang semuanya jenis Suzuki Satria 4 Tak.
“Mereka mengancam akan melukai jika kami berani berteriak meminta tolong. Karenanya kami memilih menuruti kemauan mereka,“ terangnya.
Begitu berhasil mendapatkan semua logam mulia yang diinginkan, para pelaku langsung kabur. "Saya belum bisa menghitung secara detil, namun 3,5 kilogram emas nilainya sekitar Rp 1,5 miliar," jelas Sukardi.
Sujadi Kadir salah seorang saksi mata dilapangan menambahkan, bahwa salah satu motor yang digunakan berwarna putih dengan bernopol N 5634 K.
“Beberapa warga yang kebetulan berada di lokasi tahu itu. Namun tidak berani menolong setelah melihat pelaku membawa senjata tajam,“ tambahnya.
Diduga para pelaku sudah lama mengincar keberadaan toko emas milik Sukardi.
Dikonfirmasi secara terpisah Kapolres Blitar AKBP Dirin membenarkan telah terjadi perampokan sebuah toko emas. Menurut dia, saat ini polisi masih melakukan melakukan penyelidikan. “Kita masih melakukan penyelidikan termasuk meminta keterangan sejumlah saksi dilapangan,“ ujarnya.
Mengenai identifikasi fisik para pelaku, Dirin menjelaskan bahwa semua pelaku berperawakan kecil dan berkomunikasi dengan logat Jawa Timuran.
“Untuk plat nopol kendaraan milik salah satu pelaku yang disebutkan saksi, setelah kita cek ternyata palsu. Hal itu seperti yang kita duga pelaku biasanya menggunakan plat nopol palsu,“ pungkasnya.
(rsa)