Angkutan desa di Mura minim, travel gelap berkeliaran

Jum'at, 31 Mei 2013 - 15:13 WIB
Angkutan desa di Mura...
Angkutan desa di Mura minim, travel gelap berkeliaran
A A A
Sindonews.com - Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Musi Rawas (Mura) mengaku masih banyak angkutan desa (Angdes) gelap yang beroperasi tanpa izin trayek.

Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Hubkominfo) Kabupaten Mura, Ari Narsa mengatakan pihaknya tidak dapat memastikan jumlah angdes gelap yang beroperasi disetiap desa. Namun Dishub telah berkoordinasi dengan Kepolisian Resor (Polres) Mura untuk memudahkan mereka memberikan kepengurusan perizinan.

"Hampir disetiap kecamatan bahkan pelosok desa ada angdes gelap, termasuk juga travel gelap. Itu masih banyak,"ujar Ari Narsa tanpa menyebut berapa banyak angdes dan travel illegal tersebut, Jumat (31/5/2013).

Berdasarkan data pihaknya, tercatat sebanyak 160 mobil angdes resmi yang memiliki izin trayek. Namun dari jumlah angdes resmi tersebut, masih belum maksimal untuk melayani seluruh angkutan transportasi darat.

"Jumlah itu belum memadai, harusnya disetiap desa ada tiga angdes. Sehingga, sisa 267 desa baru untuk transportasi angdes belum menyeluruh masuk ke desa pelosok,"sebutnya.

Ari menjelaskan, Pemkab Mura sejak tahun 2010 hingga sekarang sudah menjalankan program bantuan angdes sebagai moda transportasi darat.

Sebanyak 44 unit mobil angdes telah diserahkan ke kelompok masyarakat di pedesaan yang tertinggal. Seperti di Desa Lubuk Pauh di Kecamatan BTS Ulu, 4 Desa di Kecamatan Ulu Rawas, Rawas Ilir, Karang Jaya dan Muara Lakitan.

"Bantuan angdes untuk membuka akses transportasi dimasyarakat. Apalagi dipelosok. Namun sekarang angdes minim dan marak travel ilegal," kata Ari.

Robi, warga Semangus, mengatakan mengalami kesulitan untuk beraktifitas ke pasar menuju akses kota. Sebab, angdes di tempatnya tinggal di Desa Semangus, Kecamatan Muara Lakitan jarang melintas.

"Hanya lewat jalan besar, jadinya kami sulit. Itupun kadang ada dan kadang tidak. Sehingga terpaksa harus berjalan bahkan harus merogoh kocek lebih karena harus naik ojek atau perahu," pungkasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1306 seconds (0.1#10.140)