Banjir kembali sambangi Polman, sawah dan tambak rusak

Banjir kembali sambangi Polman, sawah dan tambak rusak
A
A
A
Sindonews.com - Bencana banjir kembali terjadi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Selasa (28/5/2013), pagi. Banjir dari luapan Sungai Binuang itu merendam pemukiman warga, dan merusak puluhan hektar persawahan dan tambak milik petani.
Banjir tersebut terjadi setelah hujan deras kembali menguyur Polman Senin (27/5), malam. Banjir kembali merendam puluhan rumah warga di perbatasan Kecamatan Binuang dan Polewali, di Desa Mammi. Meski tak separah banjir yang terjadi sehari sebelumnya, namun banjir ini memaksa warga sulit untuk beraktrifitas.
Pasalnya, genangan air setinggi betis orang dewasa ini merendam tak kurang dari 50 rumah warga setempat. Beruntung, rumah mereka terbuat dari rumah panggung, sehingga masih bisa bertahan di rumah mereka.
"Banjir kali ini padi kami yang masih berusia 15 hari. Petani tambak juga sama kok. Mereka juga terpaksa harus kehilangan seluruh ikan bandeng dan udangnya karena luapan air," jelas seorang warga, Dodo, Selasa (28/5/2013).
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun SINDO, tercatat lebih dari 80 hektar sawah dan tambak milik petani delapan puluh hektar sawah dan tambak milik petani rusak akibat banjir tersebut.
Banjir kali ini juga merendam jalan-jalan yang menghubungkan tiga kelurahan, yakni Kelurahan Mammi, Tanro, dan Kelurahan Polewali.
Diduga pendangkalan sungai pemicu sering kalinya banjir terjadi. Wargapun berkali-kali mengajukan ke pemerintah setempat untuk melakukan pengerukan di Sungai Binuang. Namun, hingga kini belum ada tanggapan dari Pemda setempat. Akibat persitiwa ini kerugian ditafsir mancapai ratusan juita rupiah.
Banjir tersebut terjadi setelah hujan deras kembali menguyur Polman Senin (27/5), malam. Banjir kembali merendam puluhan rumah warga di perbatasan Kecamatan Binuang dan Polewali, di Desa Mammi. Meski tak separah banjir yang terjadi sehari sebelumnya, namun banjir ini memaksa warga sulit untuk beraktrifitas.
Pasalnya, genangan air setinggi betis orang dewasa ini merendam tak kurang dari 50 rumah warga setempat. Beruntung, rumah mereka terbuat dari rumah panggung, sehingga masih bisa bertahan di rumah mereka.
"Banjir kali ini padi kami yang masih berusia 15 hari. Petani tambak juga sama kok. Mereka juga terpaksa harus kehilangan seluruh ikan bandeng dan udangnya karena luapan air," jelas seorang warga, Dodo, Selasa (28/5/2013).
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun SINDO, tercatat lebih dari 80 hektar sawah dan tambak milik petani delapan puluh hektar sawah dan tambak milik petani rusak akibat banjir tersebut.
Banjir kali ini juga merendam jalan-jalan yang menghubungkan tiga kelurahan, yakni Kelurahan Mammi, Tanro, dan Kelurahan Polewali.
Diduga pendangkalan sungai pemicu sering kalinya banjir terjadi. Wargapun berkali-kali mengajukan ke pemerintah setempat untuk melakukan pengerukan di Sungai Binuang. Namun, hingga kini belum ada tanggapan dari Pemda setempat. Akibat persitiwa ini kerugian ditafsir mancapai ratusan juita rupiah.
(rsa)