Kisah pilu sepasang kakek-nenek tak berpunya

Minggu, 28 April 2013 - 12:33 WIB
Kisah pilu sepasang kakek-nenek tak berpunya
Kisah pilu sepasang kakek-nenek tak berpunya
A A A
Sindonews.com - Sepasang suami istri berusia lanjut di Polewali Mandar, Sulawesi Barat hidup memperihatinkan. Tak hanya serba kekurangan, rumah yang dihuni tak ubahnya kandang ayam yang hanya berukuran 3x2 meter dengan berdinding karung bekas dan beratapkan daun nipah.

Hal ini terjadi pada pasangan Abba dan istrinya Dahlia, di Kelurahan Binuang, Kecamatan Binuang. Kondisi seperti ini sudah harus mereka alami sejak puluhan tahun lalu.

Agar tak roboh, mereka sengaja mengikatkan gubuk mereka di sebatang pohon kakao. Hal ini sebagai antisipasi jika angin kuat datang menyergap 'istana' mereka.

Bila setiap hujan tiba, pasangan suami istri yang berusia tujuh puluh lima tahun ini harus melewati dinginnya cuaca lantaran atap dan dinding hanya terbuat dari karung bekas yang ditempel.

Sedangkan untuk makan sehari-hari, mereka hanya berpangku pada belas kasih dari orang lain. Ya, tulang rapuh karena dimakan usia telah membuat mereka tak kuat lagi untuk bekerja mencari nafkah.

Sang suami, Abba, telah lama menderita lumpuh dan buta. Sehingga hari-harinya, hanya dijalani dengan berbaring. Meski berkali-kali berusaha berobat, penyakitnya-pun tak kunjung sembuh. Pengobatan-pun terpaksa mereka hentikan. Lagi-lagi, karena masalah biaya.

"Untuk menopang hidup, kami hanya menunggu belas kasih tetangga. Sering kami berdua tidak makan karena tidak ada yang bisa kami makan," jelas nenek Dalia, Minggu (28/4/2013).

Menurutnya, jika tak ada makanan, hanya sayur mayurlah yang mereka lahap sebagai pengganjal perut bila mereka kelaparan.

"Saya punya lima anak. Tapi entah mereka kemana, mereka merantau semua. Kami terputus komunikasi. Merekapun tak pernah datang mengunjungi kami sejak belasan tahun lalu," tandasnya.

Kini mereka hanya dapat berdoa dan pasrah menjalani sisa hidupnya yang serba kekurangan ini. Sambil menunggu ajal menjemput, hanya doa dan ibadah lah yang mereka jalani.

Mereka juga berharap agar pemerintah setempat bisa memberikan perhatian kepada mereka.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3522 seconds (0.1#10.140)