Guru dimutasi, Siswa SMAN 1 Sekayu unjukrasa
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan siswa kelas 10, 11 dan 12 SMAN 1 Sekayu melakukan aksi unjuk rasa di halaman sekolah mereka. Hal ini terkait mutasi besar-besaran 13 guru dan 1 pegawai tata usaha disekolah tersebut dengan alasan yang tidak jelas.
Pada lembaran karton, para siswa mencurahkan isi hati mereka agar guru yang lama kembali mengajar mereka lagi.
“Bunda pergi, siapa yang ngajar sosiologi kami,”; “Ada apa dibalik mutasi besar-besaran ini. Jangankan diriku semutpun kan marah bila guru dimutasi semua,” begitulah beberapa ungkapan para siswa yang ditorehkan dalam lembaran karton dalam aksi unjuk rasa siswa.
Aksipun berlanjut setelah para guru meminta perwakilan siswa dari OSIS untuk berbicara melalui pengeras suara. Riuh dan histeria siswa meminta agar guru mereka dikembalikan lagi. Bila tuntutan mereka tidak dikabulkan maka mereka akan melakukan aksi mogok sekolah dan melakukan aksi unjuk rasa lanjutan.
Bahkan menurut informasi siswa, guru mereka dipindahkan dilokasi yang jauh dari keluarganya dengan jabatan yang sama. Ada yang ke Bayung Lencir, Tungkal Jaya, Lais, Keluang dan lainnya. Padahal tempat tinggal para guru dan keluarganya ada di Sekayu dan di Palembang.
Ketua Osis SMAN 1 Sekayu, Mia Kurniawati menuturkan jika dua bulan lagi para siswa naik kelas. Namun kenyamanan mereka terusik karena guru yang mereka sayangi dengan alasan yang tidak jelas dipindahkan begitu saja.
“Bagaimana rasanya yang melepas kami guru-guru baru yang tidak betul mengenal kami. Kita ingin 13 guru itu kembali mengajar di sekolah ini,” seru Mia yang disambut histeria ratusan siswa.
Siswa lainnya, M Yusuf begitu berapi-api saat mencurahkan isi hatinya. Dia dan kawan-kawanya disekolah tidak setuju dengan mutasi besar-besaran para guru mereka.
“Kami minta agar guru kami dikembalikan lagi. Kepindahan ini bukan karena guru disekolah kami lebih namun seperti ada agenda yang disembunyikan. Harusnya guru kami dinilai secara fair bukan asal di pindahkan begitu saja,” terangnya.
Curahan hati siswapun disambut mantan guru matematika SMAN 1 Sekayu,Anwar Sugianto. Melalui pengeras suara, Anwar menyampaikan kepindahannya ke SMAN 2 Lais. Karena dia telah mendapat SK Mutasi pada Selasa (23/4). Diapun terpaksa meninggalkan para siswa yang dia cintai. Ungkapan perasan sang guru itupun sontak membuat siswa histeria tak menerima. Siswa berteriak agar guru mereka dikembalikan.
Dengan wajah berkaca-kaca, Anwar mengaku sedih karena kepindahan begitu mendadak dan terkesan sebagai hukuman. “Kalau ini hukuman, kami para guru salah apa?,” jelasnya.
Sebab menurutnya, kepindahan seseorang PNS itu ada tiga kreteria yakni pindah karena jabatan yang lebih tinggi, pindah atas permohonan sendiri dan dipindahkan.
Dalam kondisi yang menimpa 13 guru itu Anwar yakin jika mereka dipindahkan karena sewenang-wenangan. Bahkan kepindahan itu beberapa guru belum ada penggantinya, seperti guru olahraga sehingga menganggu kegiatan belajar dan mengajar.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN I Sekayu, Armansya, mengaku, soal mutasi 13 guru di SMAN I Sekayu, adalah kewenangan Diknas Muba. Maka itulah, mestinya siswa mempertanyakan dan ingin meminta penejalasan soal mutasi guru kepada Diknas Muba. Meski demikian, tugas siswa adalah mengikuti proses belajar mengajar.
“Bukannya, melakukan demontrasi dan mogok belajar seperti ini. Saya akan menjamin proses penilaian siswa akan berjalan baik dan lancar,” imbuhnya.
Pada lembaran karton, para siswa mencurahkan isi hati mereka agar guru yang lama kembali mengajar mereka lagi.
“Bunda pergi, siapa yang ngajar sosiologi kami,”; “Ada apa dibalik mutasi besar-besaran ini. Jangankan diriku semutpun kan marah bila guru dimutasi semua,” begitulah beberapa ungkapan para siswa yang ditorehkan dalam lembaran karton dalam aksi unjuk rasa siswa.
Aksipun berlanjut setelah para guru meminta perwakilan siswa dari OSIS untuk berbicara melalui pengeras suara. Riuh dan histeria siswa meminta agar guru mereka dikembalikan lagi. Bila tuntutan mereka tidak dikabulkan maka mereka akan melakukan aksi mogok sekolah dan melakukan aksi unjuk rasa lanjutan.
Bahkan menurut informasi siswa, guru mereka dipindahkan dilokasi yang jauh dari keluarganya dengan jabatan yang sama. Ada yang ke Bayung Lencir, Tungkal Jaya, Lais, Keluang dan lainnya. Padahal tempat tinggal para guru dan keluarganya ada di Sekayu dan di Palembang.
Ketua Osis SMAN 1 Sekayu, Mia Kurniawati menuturkan jika dua bulan lagi para siswa naik kelas. Namun kenyamanan mereka terusik karena guru yang mereka sayangi dengan alasan yang tidak jelas dipindahkan begitu saja.
“Bagaimana rasanya yang melepas kami guru-guru baru yang tidak betul mengenal kami. Kita ingin 13 guru itu kembali mengajar di sekolah ini,” seru Mia yang disambut histeria ratusan siswa.
Siswa lainnya, M Yusuf begitu berapi-api saat mencurahkan isi hatinya. Dia dan kawan-kawanya disekolah tidak setuju dengan mutasi besar-besaran para guru mereka.
“Kami minta agar guru kami dikembalikan lagi. Kepindahan ini bukan karena guru disekolah kami lebih namun seperti ada agenda yang disembunyikan. Harusnya guru kami dinilai secara fair bukan asal di pindahkan begitu saja,” terangnya.
Curahan hati siswapun disambut mantan guru matematika SMAN 1 Sekayu,Anwar Sugianto. Melalui pengeras suara, Anwar menyampaikan kepindahannya ke SMAN 2 Lais. Karena dia telah mendapat SK Mutasi pada Selasa (23/4). Diapun terpaksa meninggalkan para siswa yang dia cintai. Ungkapan perasan sang guru itupun sontak membuat siswa histeria tak menerima. Siswa berteriak agar guru mereka dikembalikan.
Dengan wajah berkaca-kaca, Anwar mengaku sedih karena kepindahan begitu mendadak dan terkesan sebagai hukuman. “Kalau ini hukuman, kami para guru salah apa?,” jelasnya.
Sebab menurutnya, kepindahan seseorang PNS itu ada tiga kreteria yakni pindah karena jabatan yang lebih tinggi, pindah atas permohonan sendiri dan dipindahkan.
Dalam kondisi yang menimpa 13 guru itu Anwar yakin jika mereka dipindahkan karena sewenang-wenangan. Bahkan kepindahan itu beberapa guru belum ada penggantinya, seperti guru olahraga sehingga menganggu kegiatan belajar dan mengajar.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN I Sekayu, Armansya, mengaku, soal mutasi 13 guru di SMAN I Sekayu, adalah kewenangan Diknas Muba. Maka itulah, mestinya siswa mempertanyakan dan ingin meminta penejalasan soal mutasi guru kepada Diknas Muba. Meski demikian, tugas siswa adalah mengikuti proses belajar mengajar.
“Bukannya, melakukan demontrasi dan mogok belajar seperti ini. Saya akan menjamin proses penilaian siswa akan berjalan baik dan lancar,” imbuhnya.
(rsa)