Banjir, akses menuju Kabupaten Bandung lumpuh
A
A
A
Sindonews.com - Baleendah, Kabupaten Bandung, kembali terendam banjir. Akibatnya, akses menuju Bandung Selatan via Jalan Buahbatu, lumpuh.
Kemacetan terjadi selepas hujan lebat yang mengguyur sebagian Kota Bandung sore tadi. Kemacetan parah diperkirakan dimulai setelah magrib, selesainya jam kerja pada akhir pekan ini, Sabtu (20/4/2013).
Pantauan di Jalan Terusan Buahbatu, arus kendaraan roda empat bisa dibilang lumpuh. Sementara arus kendaraan roda dua, atau motor hanya bisa berjalan sesekali saja. Kurang dari 1 km perjam, itu pun harus naik ke atas trotoar.
Bahkan meski naik ke atas trotoar, kemacetan tetap tak bisa dihindari. Akhirnya, kemacetan pun tidak hanya terjadi di jalan raya, tetapi juga di trotoar. Para pengendara motor harus berebut jalan dengan pejalan kaki dan pedagang kaki lima.
Kemacetan terutama dimulai dari perempatan Jalan Soekarno-Hatta-Jalan Buahbatu, hingga Jalan terusan Buahbatu untuk arah dari Bandung menuju Kabupaten Bandung. Kendaraan roda empat dan lebih hanya bisa berjalan satu putaran roda saja.
Parahnya kemacetan dapat dilihat dari jarak tempuh roda dua dari perempatan Jalan Soekarno-Hatta-Jalan Buahbatu hingga batas kota, yakni jembatan Tol Purbaleunyi yang mencapai satu jam lebih. Padahal normalnya hanya 10 menit.
"Banjirnya di Baleendah, ke sini macet," keluh seorang pengendara motor yang terjebak macet, Sabtu (20/4/2013) malam.
Kemacetan tersebut diperparah dengan banyaknya kendaraan berat, yang parkir di pinggir jalan. Sedangkan dari arah sebaliknya, kemacetan terjadi di pintu tol dalam kota, yakni Tol Buahbatu.
Namun kemacetan dari arah kabupaten Bandung ini relatif tidak separah kemacetan dari arah Kota Bandung yang menuju Kabupaten Bandung via Jalan Buahbatu, yang nantinya sampai ke Dayeuhkolot, Baleendah atau Jalan Raya Banjaran. Hingga pukul 20.00 WIB, kemacetan di jalur utama menuju Kabupaten Bandung tersebut belum terurai.
Kemacetan terjadi selepas hujan lebat yang mengguyur sebagian Kota Bandung sore tadi. Kemacetan parah diperkirakan dimulai setelah magrib, selesainya jam kerja pada akhir pekan ini, Sabtu (20/4/2013).
Pantauan di Jalan Terusan Buahbatu, arus kendaraan roda empat bisa dibilang lumpuh. Sementara arus kendaraan roda dua, atau motor hanya bisa berjalan sesekali saja. Kurang dari 1 km perjam, itu pun harus naik ke atas trotoar.
Bahkan meski naik ke atas trotoar, kemacetan tetap tak bisa dihindari. Akhirnya, kemacetan pun tidak hanya terjadi di jalan raya, tetapi juga di trotoar. Para pengendara motor harus berebut jalan dengan pejalan kaki dan pedagang kaki lima.
Kemacetan terutama dimulai dari perempatan Jalan Soekarno-Hatta-Jalan Buahbatu, hingga Jalan terusan Buahbatu untuk arah dari Bandung menuju Kabupaten Bandung. Kendaraan roda empat dan lebih hanya bisa berjalan satu putaran roda saja.
Parahnya kemacetan dapat dilihat dari jarak tempuh roda dua dari perempatan Jalan Soekarno-Hatta-Jalan Buahbatu hingga batas kota, yakni jembatan Tol Purbaleunyi yang mencapai satu jam lebih. Padahal normalnya hanya 10 menit.
"Banjirnya di Baleendah, ke sini macet," keluh seorang pengendara motor yang terjebak macet, Sabtu (20/4/2013) malam.
Kemacetan tersebut diperparah dengan banyaknya kendaraan berat, yang parkir di pinggir jalan. Sedangkan dari arah sebaliknya, kemacetan terjadi di pintu tol dalam kota, yakni Tol Buahbatu.
Namun kemacetan dari arah kabupaten Bandung ini relatif tidak separah kemacetan dari arah Kota Bandung yang menuju Kabupaten Bandung via Jalan Buahbatu, yang nantinya sampai ke Dayeuhkolot, Baleendah atau Jalan Raya Banjaran. Hingga pukul 20.00 WIB, kemacetan di jalur utama menuju Kabupaten Bandung tersebut belum terurai.
(stb)