Lokasi banjir Demak jadi wisata dadakan
A
A
A
Sindonews.com - Banjir yang menerjang sejumlah desa di Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah menjadi lokasi wisata dadakan. Ratusan orang tiap harinya mendatangi kawasan banjir yang sudah berlangsung sejak Selasa 9 April 2013 dan merendam ribuan rumah warga tersebut.
Mayoritas "wisatawan" tersebut berasal dari sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara. Maklum saja, lokasi banjir memang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jepara. Namun tak sedikit warga dari Kabupaten Kudus maupun Pati dan sekitarnya yang datang ke lokasi banjir.
Salah satu tempat yang banyak dikunjungi "wisatawan" dadakan tersebut adalah jalan provinsi penghubung Semarang-Demak-Jepara yang lumpuh karena terendam air selama beberapa hari. Di lokasi ini juga ada sejumlah tempat fasilitas publik seperti sekolah, Koramil 05 Mijen, Polsek Mijen, Bank BRI, PDAM Mijen dan lain sebagainya yang terendam air dengan kedalaman berkisar antara 1 meter - 1,5 meter.
Lokasi lain yang kerap dikunjungi adalah Desa Jleper yang merupakan salah satu wilayah yang paling parah terendam air banjir.
Salah seorang warga Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Eko (30), mengatakan penasaran ingin melihat secara langsung wilayah yang terendam banjir, setelah melihat dan membaca pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik. Ia ingin membuktikan benar tidaknya pemberitaan tersebut.
"Ternyata memang benar. Kondisinya parah, akses jalan terputus, pelayanan di fasilitas publik terganggu dan rumah warga terendam air hingga tinggal kelihatan gentingnya," kata Eko, Sabtu (13/4/2013).
Berdasar pantauan, warga yang ingin melihat lokasi jalan provinsi yang terputus akibat terendam banjir tidak bisa membawa kendaraannya ke tempat tersebut. Sebab sekitar 15 meter dari lokasi, kendaraan "wisatawan" tersebut dilarang masuk dan diwajibkan parkir oleh warga sekitar. Para "wisawatan" juga harus membayar uang parkir kepada warga sekitar yang berdalih menjaga kendaraan tersebut.
"Kalau kendaraan diperbolehkan masuk bisa macet. Makanya akses jalan menuju lokasi jalur yang putus kita batasi," ujar Anto, salah seorang warga yang menjaga parkiran.
Mayoritas "wisatawan" tersebut berasal dari sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara. Maklum saja, lokasi banjir memang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jepara. Namun tak sedikit warga dari Kabupaten Kudus maupun Pati dan sekitarnya yang datang ke lokasi banjir.
Salah satu tempat yang banyak dikunjungi "wisatawan" dadakan tersebut adalah jalan provinsi penghubung Semarang-Demak-Jepara yang lumpuh karena terendam air selama beberapa hari. Di lokasi ini juga ada sejumlah tempat fasilitas publik seperti sekolah, Koramil 05 Mijen, Polsek Mijen, Bank BRI, PDAM Mijen dan lain sebagainya yang terendam air dengan kedalaman berkisar antara 1 meter - 1,5 meter.
Lokasi lain yang kerap dikunjungi adalah Desa Jleper yang merupakan salah satu wilayah yang paling parah terendam air banjir.
Salah seorang warga Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Eko (30), mengatakan penasaran ingin melihat secara langsung wilayah yang terendam banjir, setelah melihat dan membaca pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik. Ia ingin membuktikan benar tidaknya pemberitaan tersebut.
"Ternyata memang benar. Kondisinya parah, akses jalan terputus, pelayanan di fasilitas publik terganggu dan rumah warga terendam air hingga tinggal kelihatan gentingnya," kata Eko, Sabtu (13/4/2013).
Berdasar pantauan, warga yang ingin melihat lokasi jalan provinsi yang terputus akibat terendam banjir tidak bisa membawa kendaraannya ke tempat tersebut. Sebab sekitar 15 meter dari lokasi, kendaraan "wisatawan" tersebut dilarang masuk dan diwajibkan parkir oleh warga sekitar. Para "wisawatan" juga harus membayar uang parkir kepada warga sekitar yang berdalih menjaga kendaraan tersebut.
"Kalau kendaraan diperbolehkan masuk bisa macet. Makanya akses jalan menuju lokasi jalur yang putus kita batasi," ujar Anto, salah seorang warga yang menjaga parkiran.
(kri)