Morfologi Meranti punah ditemukan
A
A
A
Sindonews.com - Tim Ekspedisi Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kebun Raya Bogor menemukan Morfologi (bentuk) Pohon Meranti jenis Dipterocarpus Cinereus Sloot di hutan pulau Mursala, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara (Sumut).
Penemuan ini diharapkan merupakan Meranti jenis Dipterocarpus Cinereus Sloot yang disebut-sebut telah lama hilang. Jika benar, Meranti itu akan dikembangbiakkan sekaligus dikonservasi kembali ke alamnya.
“Dari hasil yang kami cocokkan secara deskripsi maupun foto, penemuan kami secara morfologi ini hampir mirip sekali dengan Meranti yang fokus kami cari tersebut. Demikian juga dari hasil konsultasi kami ke seorang ahli Botani di Malaysia untuk kawasan Asia Tenggara juga menyebutkan bahwa secara koleksi steril (dari sisi daun, kayu, ukuran daun, bentuk benih dan lainnya seperti informasi dari masyarakat) pun merujuk apa yang kami cari itu,” kata anggota tim ekspedisi Yayan Wahyu C Kusuma kepada Sindo, Kamis (11/4/2013).
Tim ekspedisi peneliti dari LIPI Kebun Raya Bogor yang terdiri atas kelompok peneliti Reintroduksi dan Restorasi Kebun Raya Bogor yakni Yayan Wahyu C Kusuma, Wihermanto, Selin Siahaan dan Rahmat turun ke Tapteng pada 20 Maret 2013 lalu.
Ekpedisi pencarian jejak Meranti jenis Dipterocarpus cinereus Sloot di pulau Mursala itu dilakukan selama dua pekan lebih untuk mendeteksi keberadaan pohon keras itu.
“Hasilnya, kami temukan apa yang kami cari walaupun secara koleksi steril kami tidak mendapatkan bunga dan buah dari pohon Meranti tersebut,” tukasnya.
Sementara sekarang ini ungkap Yayan, pihaknya sedang menyusun untuk mempublikasikan hasil penemuan mereka tersebut ke dalam bentuk jurnal pendek sebagai bentuk informasi dan komunikasi.
Kedepannya, pihaknya juga kemungkinan akan turun kembali untuk mendeteksi atau memastikan jejak pohon yang mereka cari tersebut apakah juga berada di lokasi-lokasi lainnya di wilayah Tapteng.
“Waktu kami turun ke lokasi yakni Tapteng kebetulan sangat singkat, sehingga kami tidak dapat untuk menjelajahi masih ada tidaknya di lokasi lainnya,” tukasnya.
Penemuan ini diharapkan merupakan Meranti jenis Dipterocarpus Cinereus Sloot yang disebut-sebut telah lama hilang. Jika benar, Meranti itu akan dikembangbiakkan sekaligus dikonservasi kembali ke alamnya.
“Dari hasil yang kami cocokkan secara deskripsi maupun foto, penemuan kami secara morfologi ini hampir mirip sekali dengan Meranti yang fokus kami cari tersebut. Demikian juga dari hasil konsultasi kami ke seorang ahli Botani di Malaysia untuk kawasan Asia Tenggara juga menyebutkan bahwa secara koleksi steril (dari sisi daun, kayu, ukuran daun, bentuk benih dan lainnya seperti informasi dari masyarakat) pun merujuk apa yang kami cari itu,” kata anggota tim ekspedisi Yayan Wahyu C Kusuma kepada Sindo, Kamis (11/4/2013).
Tim ekspedisi peneliti dari LIPI Kebun Raya Bogor yang terdiri atas kelompok peneliti Reintroduksi dan Restorasi Kebun Raya Bogor yakni Yayan Wahyu C Kusuma, Wihermanto, Selin Siahaan dan Rahmat turun ke Tapteng pada 20 Maret 2013 lalu.
Ekpedisi pencarian jejak Meranti jenis Dipterocarpus cinereus Sloot di pulau Mursala itu dilakukan selama dua pekan lebih untuk mendeteksi keberadaan pohon keras itu.
“Hasilnya, kami temukan apa yang kami cari walaupun secara koleksi steril kami tidak mendapatkan bunga dan buah dari pohon Meranti tersebut,” tukasnya.
Sementara sekarang ini ungkap Yayan, pihaknya sedang menyusun untuk mempublikasikan hasil penemuan mereka tersebut ke dalam bentuk jurnal pendek sebagai bentuk informasi dan komunikasi.
Kedepannya, pihaknya juga kemungkinan akan turun kembali untuk mendeteksi atau memastikan jejak pohon yang mereka cari tersebut apakah juga berada di lokasi-lokasi lainnya di wilayah Tapteng.
“Waktu kami turun ke lokasi yakni Tapteng kebetulan sangat singkat, sehingga kami tidak dapat untuk menjelajahi masih ada tidaknya di lokasi lainnya,” tukasnya.
(rsa)