Benda cagar budaya ditemukan di lereng Gunung Merbabu

Rabu, 10 April 2013 - 19:22 WIB
Benda cagar budaya ditemukan di lereng Gunung Merbabu
Benda cagar budaya ditemukan di lereng Gunung Merbabu
A A A
Sindonews.com - Benda cagar budaya kembali ditemukan di Lereng Gunung Merbabu, tepatnya di Dusun Wonokoso, Desa Petung, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.

Benda cagar budaya jenis Batu Yoni tersebut ditemukan saat warga menggali pipa untuk aliran sumber air.

Batu Yoni merupakan simbol wanita sebagai lambang kesuburan tanah. Biasanya, batu ini berpasangan dengan Batu Lingga yang sengaja dibuat pada jaman Hindu untuk ungkapan syukur atas kesuburan.

Ngadiyono (32), warga Dusun Wonokoso menceritakan, penemuan Batu Yoni itu saat sejumlah warga sedang menggali tanah di bantaran sungai yang bersumber dari mata air sabrang.

"Awalnya dikira batu biasa, sebagian ada yang mengira bak. Lalu, warga menggali lagi ternyata diketahui bentuknya mirip batu candi," kata Ngadiyono, Rabu (10/4/2013).

Disampaikannya, penemuan tersebut sebenarnya sudah beberapa waktu lalu, namun baru dilaporkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magelang pada 6 April 2013. Temuan Batu Yoni itu berjarak sekira dua kilometer dari jalan utama Desa Petung.

Batu Yoni itu, papar Ngadiyono, sudah sempat diambil oleh seorang warga setempat. Namun, dengan alasan mistis, warga tersebut mengembalikan Batu Yoni ke tempat semula.

"Pernah diambil dibawa pulang oleh warga, tapi dikembalikan lagi. Alasannya sering diimpikan supaya dikembalikan," lanjutnya.

Sekira 300 meter dari lokasi Batu Yoni ditemukan Mata Air Sabrang. Mata air tersebut cukup besar karena digunakan oleh warga setempat sekaligus warga Dusun Sajen, Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo.

"Di Sajen sekira 300 kepala keluarga yang menggunakan. Selain itu, juga untuk penghidupan warga sini (Desa Petung)," paparnya.

Sementara itu, Staf Teknis Bidang Sejarah Museum dan Purbakal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magelang, Lilik Eko K menyampaikan, Batu Yoni yang ditemukan berukuran panjang 64X63 cm. Sementara panjang pancuran 26,5 cm, lebar pancuran 19 cm, lubang 18X18 cm, serta kedalaman 26 cm. Sedangkan tinggi mencapai 50 cm, dan panjang keseluruhan 90,5 cm.

"Ini bisa dipastikan Batu Yoni yang dibuat pada jaman Hindu sekitar abad 7-8 Masehi, atau pada Dinasti Sanjaya. Selain bentuk, letak geografis yang dekat dengan mataair memastikan ini Yoni," ujarnya.

Namun, pihaknya memastikan bahwa Batu Yoni tersebut bukan pasangan dari Batu Lingga yang ditemukan di Dusun Trisib, Desa Tampir Wetan, Kecamatan Candimulyo.

"Dilihat ukurannya, Yoni ini bukan pasangan Lingga di Trisib," katanya.

Sejauh ini, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).

Sementara itu, sejumlah warga Dusun trisib melakukan pengangkatan Batu Lingga, tadi siang. Rencananya, Lingga itu akan dijadikan ikon Desa setempat.

"Sudah disepakati bahwa Lingga ini akan dijadikan ikon desa, tapi untuk tempat masih kami musyawarahkan dengan sejumlah warga dan tokoh," ujar Kepala Desa Tampir Wetan, Adi Purnomo.

Kasi Sejarah Museum dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magelang, Titik Handayani menyampaikan bahwa pihaknya memberikan anggaran sekira Rp500 ribu kepada pemilik tanah ditemukannya Batu Lingga tersebut.

"Sedangkan untuk biaya perawatan sekira Rp120 ribu per tahun. Biaya itu untuk membersihkan benda tersebut," tandasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5204 seconds (0.1#10.140)