3 Penyesatan investigasi TNI

Rabu, 10 April 2013 - 15:12 WIB
3 Penyesatan investigasi TNI
3 Penyesatan investigasi TNI
A A A
Sindonews.com - Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI), Thamrin Amal Tomagola menduga ada tiga upaya penyesatan kebohongan publik dalam penuntasan kasus penyerangan lembaga pemasyarakat (lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

Pertama menurut dia, adanya komentar yang menyebutkan bahwa tindakan 11 oknum Kopassus yang menyerang lapas tersebut merupakan aksi spontan dan bukan perencanaan.

"Ada tiga penyesatan, pertama bahwa tindakan itu adalah tindakan spontan mengenai jiwa korsa itu tidak benar, dan tida ada ada tenggang waktu 3 hari dan telepon-teleponan dari petinggi polisi dan TNI di sana. Ada, waktu perencana untuk melakukan perencanaan itu," kata Thamrin di Kantor Imparsial, Jalan Slamet Riadi, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2013).

Kedua menurut dia, jika benar dilakukan secara mendadak, maka hal yang tidak dapat dilewati adalah jauhnya jarak Gunung Lawu yang menjadi tempat latihan anggota Kopassus dengan Lapas Cebongan hingga harus membutuhkan waktu.

"Kedua, jarak Gunung Lawu dengan Cebongan itu jauh, dan dibutuhkan waktu jarak yang lama," terangnya.

Terakhir menurut dia, Ia tak yakin jika 11 oknum pelaku penyerangan mengakui bahwa mereka lah yang menyerang lapas kelas II tersebut.

Dirinya berpendapat bahwa 11 orang itu sudah terdesak untuk mengakui karena ditemukannya empat telepon seluler milik sipir yang ditemukan di barak Kandang Menjangan, maka hal itu sudah tidak dapat dibantah.

"Lalu soal ksatria, ini bohong besar, karena 11 orang harus mengaku karena ditemukan 4 HP sipir dalam Kandang Menjangan grup II jelas pelakunya itu. Jadi mengaku bukan karena ksatria tetapi orang-orang ini (pelaku) terpojok. Jadi penyesatan itu jelas sekali, terlihat dari tiga sub butir itu," tuntasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8710 seconds (0.1#10.140)