Banjir Siberut, tenaga medis minim
Banjir Siberut, tenaga medis minim
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Dinas Kesehatan Mentawai, Warta Siritoitet mengakui tim medis yang menangani korban banjir yang terjadi di Kecamatan Siberut Selatan dan Siberut Utara masih kurang.
“Saat ini hanya 12 tenaga medis untuk dua kecamatan, masing-masing posko, hanya ada enam orang petugas kesehatan yang terdiri atas satu otang dokter spesialis, dua dokter umum, dan tiga tenaga perawat,” katanya, Senin (8/4/2013).
Dengan jumlah ini masih belum cukup kalau dibandingkan dengan jumlah pengungsi yang saat ini sudah terserang penyakit flu, batu dan sakit perut.
“Saat ini, Dinas kesehatan telah mendirikan posko kesehatan di Desa Mongapola, Kecamatan Siberut Utara, dan di Dusun Salappa, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan untuk mempermudah korban banjir mendapatkan pelayanan kesehatan,” ungkapnya.
Sedangkan stok obat-obatan saat ini masih cukup hanya tenaga medis yang belum cukup. Banjir ini melanda sejak Sabtu pagi setelah hujan melanda dua kecamatan ini sejak hari Rabu lalu.
Akibat hujan ini membuat sebagian perumahan tergenang air dengan ketinggian sampai atap. Membuat warga mengungsi di daerah yang tinggi.
“Saat ini hanya 12 tenaga medis untuk dua kecamatan, masing-masing posko, hanya ada enam orang petugas kesehatan yang terdiri atas satu otang dokter spesialis, dua dokter umum, dan tiga tenaga perawat,” katanya, Senin (8/4/2013).
Dengan jumlah ini masih belum cukup kalau dibandingkan dengan jumlah pengungsi yang saat ini sudah terserang penyakit flu, batu dan sakit perut.
“Saat ini, Dinas kesehatan telah mendirikan posko kesehatan di Desa Mongapola, Kecamatan Siberut Utara, dan di Dusun Salappa, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan untuk mempermudah korban banjir mendapatkan pelayanan kesehatan,” ungkapnya.
Sedangkan stok obat-obatan saat ini masih cukup hanya tenaga medis yang belum cukup. Banjir ini melanda sejak Sabtu pagi setelah hujan melanda dua kecamatan ini sejak hari Rabu lalu.
Akibat hujan ini membuat sebagian perumahan tergenang air dengan ketinggian sampai atap. Membuat warga mengungsi di daerah yang tinggi.
(rsa)
Explore More