Panglima TNI menilai Pangdam terlalu reaktif
A
A
A
Sindonews.com - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menilai mutasi Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Hardiono Saroso hal yang biasa ditubuh TNI. Namun jika ada yang menilai penggantian Pangdam terkait kasus penyerangan Lapas Cebongan, itu pendapat yang wajar.
"Panglima Kodam Diponegoro (Mayjend) Hardiono diganti pak (Mayjend) Sunindyo. Biasalah ini (pergantian)," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono disela-sela acara Musyawarah Nasional IX Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Luwansa Hotel and Convention Center, jalan H.R Rasuna Said, Kavling C-22, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2013).
Sebab, kata dia, mutasi tersebut tak hanya untuk Mayjen TNI Hardiono Saroso saja. Ada juga beberapa pejabat lainnya, yang terkena mutasi.
Panglima tak keberatan jika mutasi terhadap Mayjen TNI Hardiono Saroso itu dikaitkan dengan kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman.
Sebab, Mayjen TNI Hardiono Saroso secara reaktif langsung mengatakan bahwa anggotanya tidak mungkin terlibat dalam penyerangan di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Pernyataan itu disampaikan hanya beberapa jam setelah penyerangan, 23 Maret lalu.
"Namanya mutasi, mutasi biasa. Kalau dikaitkan dengan hal itu yah sah-sah saja," pungkasnya.
"Panglima Kodam Diponegoro (Mayjend) Hardiono diganti pak (Mayjend) Sunindyo. Biasalah ini (pergantian)," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono disela-sela acara Musyawarah Nasional IX Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Luwansa Hotel and Convention Center, jalan H.R Rasuna Said, Kavling C-22, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2013).
Sebab, kata dia, mutasi tersebut tak hanya untuk Mayjen TNI Hardiono Saroso saja. Ada juga beberapa pejabat lainnya, yang terkena mutasi.
Panglima tak keberatan jika mutasi terhadap Mayjen TNI Hardiono Saroso itu dikaitkan dengan kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman.
Sebab, Mayjen TNI Hardiono Saroso secara reaktif langsung mengatakan bahwa anggotanya tidak mungkin terlibat dalam penyerangan di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Pernyataan itu disampaikan hanya beberapa jam setelah penyerangan, 23 Maret lalu.
"Namanya mutasi, mutasi biasa. Kalau dikaitkan dengan hal itu yah sah-sah saja," pungkasnya.
(ysw)