Jiwa korsa tak boleh langgar hukum
A
A
A
Sindonews.com - Jiwa korsa yang disebut-sebut menjadi latar belakang penyerangan terhadap Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) menewaskan empat tahanan titipan Polda DIY dinilai keliru.
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar menyatakan, jiwa korsa atau semangat keakraban dalam korps sangat baik namun tidak untuk diimplementasikan kepada hal-hal yang salah.
"Jika itu disebut sebagai jiwa korsa, maka jiwa korsa dalam kasus penyerangan itu itu adalah berlebihan, tidak mengikuti tata sosial bermasyarakat secara benar, tidak mengikuti aturan hukum," ujar Bambang kepada Sindonews, Jumat (5/4/2013).
Bambang mengingatkan agar siapapun termasuk TNI jangan merasa nomor satu. Jangan lupa, lanjut Bambang, semua warga negara itu kedudukannya sama di muka hukum.
Seperti diketahui, dalam keterangan persnya yang disampaikan kemarin, Ketua tim investigasi TNI AD Brigjen Unggul K Yudhoyono menyatakan, penyerangan oknum Kopassus ke Lapas Cebongan merupakan tindakan seketika.
Dilatarbelakangi jiwa korsa dan pembelaan satuan terhadap pembunuhan sadis Serka Santosa yang terjadi sebelumnya. Serka Santosa yang tewas ditusuk di Hugos Cafe Yogyakara merupakan Bintara Pleton atasan langsung pelaku.
Menurut Unggul, pelaku pernah diselamatkan oleh Serka Santosa dalam sebuah latihan komando Kopassus beberapa waktu lalu.
"Diselamatkan oleh Serka Santosa pada saat latihan komando. Jiwa korsa itu merupakan roh satuan militer," ungkapnya di Kartika Media Center Jalan Abdurahman Saleh I No 48 Jakarta Pusat, Kamis
Namun diakui Unggul, penerapan jiwa korsa dalam penyerangan LP Cebongan tersebut adalah salah besar.
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar menyatakan, jiwa korsa atau semangat keakraban dalam korps sangat baik namun tidak untuk diimplementasikan kepada hal-hal yang salah.
"Jika itu disebut sebagai jiwa korsa, maka jiwa korsa dalam kasus penyerangan itu itu adalah berlebihan, tidak mengikuti tata sosial bermasyarakat secara benar, tidak mengikuti aturan hukum," ujar Bambang kepada Sindonews, Jumat (5/4/2013).
Bambang mengingatkan agar siapapun termasuk TNI jangan merasa nomor satu. Jangan lupa, lanjut Bambang, semua warga negara itu kedudukannya sama di muka hukum.
Seperti diketahui, dalam keterangan persnya yang disampaikan kemarin, Ketua tim investigasi TNI AD Brigjen Unggul K Yudhoyono menyatakan, penyerangan oknum Kopassus ke Lapas Cebongan merupakan tindakan seketika.
Dilatarbelakangi jiwa korsa dan pembelaan satuan terhadap pembunuhan sadis Serka Santosa yang terjadi sebelumnya. Serka Santosa yang tewas ditusuk di Hugos Cafe Yogyakara merupakan Bintara Pleton atasan langsung pelaku.
Menurut Unggul, pelaku pernah diselamatkan oleh Serka Santosa dalam sebuah latihan komando Kopassus beberapa waktu lalu.
"Diselamatkan oleh Serka Santosa pada saat latihan komando. Jiwa korsa itu merupakan roh satuan militer," ungkapnya di Kartika Media Center Jalan Abdurahman Saleh I No 48 Jakarta Pusat, Kamis
Namun diakui Unggul, penerapan jiwa korsa dalam penyerangan LP Cebongan tersebut adalah salah besar.
(lns)