Berikut kronologi tabrakan speedboat yang menewaskan 4 orang
A
A
A
Sindonews.com - Seorang pengemudi kapal cepat (Speedboat) "Putra Asmara", Sarbini, menuturkan kronologi kejadian tabrakan dengan speedboat "Akhirnya datang juga".
Menurutnya, kejadiannya bermula, saat dua speedboat tersebut sama-sama hendak menuju Palembang. Sebelumnya, speedboat Putra Asmara dari Sungsang, Banyuasin melaju di jalur Seberang Ilir. Sedangkan speedboat "Akhirnya Datang Juga" dari Desa Upang, Kecamatan Makarti Jaya, Banyuasin melaju di jalur Seberang Ulu. Kedua speedboat itu, lanjut dia, sama-sama melaju dengan kecepatan cukup tinggi.
Namun saat mendekati lokasi kejadian, tiba-tiba speedboat "Akhirnya Datang Juga" bermaksud menyeberang ke arah Seberang Ilir.
"Namun, di tengah Sungai Musi, ada kapal tangker yang sedang lego jangkar sehingga speedboat "Akhirnya Datang Juga" mesti menyalip kapal tangker itu dari arah depan," jelas Sarbini, Rabu (3/4/2013).
Menurutnya, begitu berhasil melewati kapal tangker itu, datang speedboat "Putra Asmara", yang dikemudikannya. Karena sama-sama melaju dalam kecepatan cukup tinggi, akhirnya speedboat yang dikemudikan Sarbini tidak dapat menghindar sehingga menabrak belakang kanan speedboat "Akhirnya Datang Juga". Akibat kerasnya tabrakan itu, kedua speedboat itu sama-sama terbalik.
"Waktu itu aku mau mengelak dengan membanting setir kearah kiri tapi tidak bisa lagi, terus ujung depan speedboat aku menabrak speedboat kecil itu. Speedboat kami sama-sama terbalik, dan ada sekira lima menit kami tenggelam setelah tabrakan itu," ungkap Sarbini.
Sarbini menambahkan, akibatnya empat penumpang speedboat Putra Asmara tewas tenggelam, dua masih belum ditemukan sedangkan 18 orang selamat. Sementara serang speedboat Akhirnya Datang Juga bernama Hadri (55), belum ditemukan, sedangkan satu penumpangnya Cik Unah, juga warga Desa Upang, selamat.
"Kalau aku dari Desa Upang mau ke Palembang, di dalam speedboat itu cuma kami berdua, aku dan sopir speedboat. Pas melintas di lokasi kejadian, speedboat kami ditabrak dari belakang, jadi bukan tabrakan. Waktu ditabrak itu aku tidak tahu lagi bagaimana, tiba-tiba aku sudah tenggelam dan sopir sepedboat aku tidak ada," ungkap Cik Unah ditemui di Posmat TNI AL 1 Ilir.
Sementara dari keterangan Anggota Posmat TNI AL 1 Ilir, Kopral Muslimin, saat kejadian dirinya sedang mengecat di Posmaat itu. Tiba-tiba dirinya mendengar suara benturan dan dilihatnya dua speedboat itu bertabrakan lalu tenggelam.
"Begitu melihat dua speedboat itu tabrakan saya langsung berusaha menolong para korban. Setelah itu saya mulai mendata berapa orang yang ada didalam kedua speedboat itu. Rupanya ada empat orang yang tewas dan tiga masih hilang," jelas Muslimin.
Untuk melakukan pencari korban yang masih hilang, pihak TNI AL dan Direktorat Polair Polda Sumsel dibantu Basarnas Palembang, terus menyisiri sepanjang aliran Sungai Musi dengan menggunakan speedboat. Bahkan pihak TNI AL sempat melakukan penyelaman, namun ketiga korban belum juga ditemukan.
Menurutnya, kejadiannya bermula, saat dua speedboat tersebut sama-sama hendak menuju Palembang. Sebelumnya, speedboat Putra Asmara dari Sungsang, Banyuasin melaju di jalur Seberang Ilir. Sedangkan speedboat "Akhirnya Datang Juga" dari Desa Upang, Kecamatan Makarti Jaya, Banyuasin melaju di jalur Seberang Ulu. Kedua speedboat itu, lanjut dia, sama-sama melaju dengan kecepatan cukup tinggi.
Namun saat mendekati lokasi kejadian, tiba-tiba speedboat "Akhirnya Datang Juga" bermaksud menyeberang ke arah Seberang Ilir.
"Namun, di tengah Sungai Musi, ada kapal tangker yang sedang lego jangkar sehingga speedboat "Akhirnya Datang Juga" mesti menyalip kapal tangker itu dari arah depan," jelas Sarbini, Rabu (3/4/2013).
Menurutnya, begitu berhasil melewati kapal tangker itu, datang speedboat "Putra Asmara", yang dikemudikannya. Karena sama-sama melaju dalam kecepatan cukup tinggi, akhirnya speedboat yang dikemudikan Sarbini tidak dapat menghindar sehingga menabrak belakang kanan speedboat "Akhirnya Datang Juga". Akibat kerasnya tabrakan itu, kedua speedboat itu sama-sama terbalik.
"Waktu itu aku mau mengelak dengan membanting setir kearah kiri tapi tidak bisa lagi, terus ujung depan speedboat aku menabrak speedboat kecil itu. Speedboat kami sama-sama terbalik, dan ada sekira lima menit kami tenggelam setelah tabrakan itu," ungkap Sarbini.
Sarbini menambahkan, akibatnya empat penumpang speedboat Putra Asmara tewas tenggelam, dua masih belum ditemukan sedangkan 18 orang selamat. Sementara serang speedboat Akhirnya Datang Juga bernama Hadri (55), belum ditemukan, sedangkan satu penumpangnya Cik Unah, juga warga Desa Upang, selamat.
"Kalau aku dari Desa Upang mau ke Palembang, di dalam speedboat itu cuma kami berdua, aku dan sopir speedboat. Pas melintas di lokasi kejadian, speedboat kami ditabrak dari belakang, jadi bukan tabrakan. Waktu ditabrak itu aku tidak tahu lagi bagaimana, tiba-tiba aku sudah tenggelam dan sopir sepedboat aku tidak ada," ungkap Cik Unah ditemui di Posmat TNI AL 1 Ilir.
Sementara dari keterangan Anggota Posmat TNI AL 1 Ilir, Kopral Muslimin, saat kejadian dirinya sedang mengecat di Posmaat itu. Tiba-tiba dirinya mendengar suara benturan dan dilihatnya dua speedboat itu bertabrakan lalu tenggelam.
"Begitu melihat dua speedboat itu tabrakan saya langsung berusaha menolong para korban. Setelah itu saya mulai mendata berapa orang yang ada didalam kedua speedboat itu. Rupanya ada empat orang yang tewas dan tiga masih hilang," jelas Muslimin.
Untuk melakukan pencari korban yang masih hilang, pihak TNI AL dan Direktorat Polair Polda Sumsel dibantu Basarnas Palembang, terus menyisiri sepanjang aliran Sungai Musi dengan menggunakan speedboat. Bahkan pihak TNI AL sempat melakukan penyelaman, namun ketiga korban belum juga ditemukan.
(rsa)