Menkokesra tolak 95 warga Papua tewas disebut kematian massal

Menkokesra tolak 95 warga Papua tewas disebut kematian massal
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono menolak kematian 95 orang karena kelaparan, di Distrik Kwoor Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, disebut sebagian kematian massal.
"Itu bukan kematian massal, gejala-gejala karena penyakit," ujar Menkokesra Agung Laksono, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).
Menurutnya, mengenai peristiwa ini diperlukan kepekaan dari aparatur Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. "Ini sedang dikaji lebih jauh. Infrastruktur menjadi penghambat, jangkauan menjadi terbatas," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa semestinya Pemda setempat proaktif dalam masalah tersebut. Karena menurutnya, hal tersebut sudah menjadi kewenangan daerah untuk memberikan pelayanan kepada warganya.
"Pemkab setempat seharusnya proaktif mengatasi masalah tersebut, sehingga tidak hanya mengatasi, tetapi mencegah," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, sebanyak 95 warga tiga kampung di Distrik Kwoor Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, meninggal dunia. Tiga kampung yang terserang busung lapar tersebut diantaranya, Kampung Baddei, Kampung Jokjoker, dan Kampung Kasyefo. Sebagian besar dari mereka kebanyakan merupakan anak-anak.
Kini, ratusan warga tengah ketiga kampung tersebut sudah mengungsi ke Distrik Sausapor, Ibu Kota Kabupaten Tambaruw, guna mendapatkan perhatian, dan pelayanan kesehatan yang memadai.
"Itu bukan kematian massal, gejala-gejala karena penyakit," ujar Menkokesra Agung Laksono, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2013).
Menurutnya, mengenai peristiwa ini diperlukan kepekaan dari aparatur Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. "Ini sedang dikaji lebih jauh. Infrastruktur menjadi penghambat, jangkauan menjadi terbatas," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa semestinya Pemda setempat proaktif dalam masalah tersebut. Karena menurutnya, hal tersebut sudah menjadi kewenangan daerah untuk memberikan pelayanan kepada warganya.
"Pemkab setempat seharusnya proaktif mengatasi masalah tersebut, sehingga tidak hanya mengatasi, tetapi mencegah," pungkasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, sebanyak 95 warga tiga kampung di Distrik Kwoor Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, meninggal dunia. Tiga kampung yang terserang busung lapar tersebut diantaranya, Kampung Baddei, Kampung Jokjoker, dan Kampung Kasyefo. Sebagian besar dari mereka kebanyakan merupakan anak-anak.
Kini, ratusan warga tengah ketiga kampung tersebut sudah mengungsi ke Distrik Sausapor, Ibu Kota Kabupaten Tambaruw, guna mendapatkan perhatian, dan pelayanan kesehatan yang memadai.
(rsa)