Plafon ambruk, pembangunan Puskesmas Prambon dipertanyakan
A
A
A
Sindonews.com - Kualitas proyek yang didanai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sidoarjo, patut dipertanyakan.
Setelah pembangunan aula Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) yang kualitasnya dipertanyakan. Kini kualitas bangunan Puskesmas Prambon yang menggunakan anggaran APBD 2012 disoal.
Pasalnya, seluruh plafon dan pasangan gypsum di lantai II seluas 300 meter persegi yang rencananya untuk ruang rawat inap pasien, ambruk. Beruntung, saat ambruk tidak ada pegawai puskesmas yang berada dibawahnya.
Meski demikian, ambrolnya plafon itu membuat panik pegawai yang berada di lantai I. Ambrolnya plafon itu sebenarnya terjadi tiga pekan lalu saat hujan deras disertai angin kencang. Plafon yang terbuat dari board gypsum itu tak kuat menahan berat air sehingga jebol. Air masuk akibat pemasangan batu bata di bawah atap kurang tinggi.
Bersamaan ambruknya plafon, kanopi untuk parkir kendaraan ambulance dan mobil juga ikut tersapu angin hingga terbawa ke lantai II yang merupakan gedung baru. Sampai kemarin kanopi untuk parkir kendaraan masih belum dibenahi.
Tukijan, tukang yang membenahi plafon mengaku sudah bekerja untuk membenahi plafon 11 hari lalu. "Saya tidak tahu kapan jebolnya. Saya disuruh untuk membenahi plafon yang ambruk," ujarnya, di Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (30/3/2013).
Untuk membenahi plafon, pihak kontraktor menggantinya dengan kalsiboard. Pembenahan plafon di lantai II sudah hampir rampung, tinggal di bagian void saja. Diperkirakan dalam beberapa hari ke depan perbaikan plafon sudah selesai.
Wakil Ketua DPRD Sidoarjo, Abdul Kolik menyayangkan pembangunan Puskesmas Prambon sudah jebol. Padahal, bangunan lantai II itu dianggarkan dari APBD 2012 lalu. "Kualitasnya perlu dipertanyakan. Belum enam bulan kok sudah ambrol," ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Untuk itu, Abdul Kolik meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mengevaluasi pengerjaan bangunan itu. Kejadian ini harus dijadikan pelajaran bagi instansi lain agar lebih mengawasi proyeknya agar tidak dikerjakan sembarangan.
Kolik yang juga melihat ke lokasi mengungkapkan saat kejadian berlangsung ruang di lantai II masih belum difungsikan. Sesuai rencana, lantai II itu dipakai ruang rawat inap dan lantai I sudah difungsikan sebagai rawat inap.
“Kalau sudah difungsikan dan ada pasien ternyata atapnya ambrol tentunya akan asa korban. Beruntung saat kejadian gedung itu belum difungsikan," tegasnya.
Senada juga diungkapkan Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Imam Supii. Menurut politikus asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, harusnya Dinkes lebih ketat dalam mengawasi proyeknya. "Kok bisa belum difungsikan sudah ambrol. Bagaimana pengawaaan terhadap proyek itu," tegasnya.
Politikus asal Kecamatan Prambon itu juga sangat menyayangkan jika pembangunan gedung tu dikerjakan tidak semestinya. Sebab, puskesmas merupakan fasilitas pelayanan dan setiap hari ada pelayanan pasien. Jika gedung tak kuat dan suatu saat nanti ambrol lagi dikhawatirkan akan ada korban.
Sejauh ini dari pihak Puskesmas Prambon belum bisa dikonfirmasi terkait masalah ini. Tiga perawat yang kemarin sedang jaga mengaku tidak tahu kapan plafon itu ambrol. "Saat ambrol tidak tahu karena bukan shift saya," ujar salah satu perawat.
Kepala Dinkes Ika Harnasti juga belum bisa dikonfirmasi terkait kasus ambrolnya atap gedung lantai II Puskesmas Prambon itu. Saat dihubungi melalui telepon selulernya tidak diangkat.
Setelah pembangunan aula Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) yang kualitasnya dipertanyakan. Kini kualitas bangunan Puskesmas Prambon yang menggunakan anggaran APBD 2012 disoal.
Pasalnya, seluruh plafon dan pasangan gypsum di lantai II seluas 300 meter persegi yang rencananya untuk ruang rawat inap pasien, ambruk. Beruntung, saat ambruk tidak ada pegawai puskesmas yang berada dibawahnya.
Meski demikian, ambrolnya plafon itu membuat panik pegawai yang berada di lantai I. Ambrolnya plafon itu sebenarnya terjadi tiga pekan lalu saat hujan deras disertai angin kencang. Plafon yang terbuat dari board gypsum itu tak kuat menahan berat air sehingga jebol. Air masuk akibat pemasangan batu bata di bawah atap kurang tinggi.
Bersamaan ambruknya plafon, kanopi untuk parkir kendaraan ambulance dan mobil juga ikut tersapu angin hingga terbawa ke lantai II yang merupakan gedung baru. Sampai kemarin kanopi untuk parkir kendaraan masih belum dibenahi.
Tukijan, tukang yang membenahi plafon mengaku sudah bekerja untuk membenahi plafon 11 hari lalu. "Saya tidak tahu kapan jebolnya. Saya disuruh untuk membenahi plafon yang ambruk," ujarnya, di Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (30/3/2013).
Untuk membenahi plafon, pihak kontraktor menggantinya dengan kalsiboard. Pembenahan plafon di lantai II sudah hampir rampung, tinggal di bagian void saja. Diperkirakan dalam beberapa hari ke depan perbaikan plafon sudah selesai.
Wakil Ketua DPRD Sidoarjo, Abdul Kolik menyayangkan pembangunan Puskesmas Prambon sudah jebol. Padahal, bangunan lantai II itu dianggarkan dari APBD 2012 lalu. "Kualitasnya perlu dipertanyakan. Belum enam bulan kok sudah ambrol," ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Untuk itu, Abdul Kolik meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mengevaluasi pengerjaan bangunan itu. Kejadian ini harus dijadikan pelajaran bagi instansi lain agar lebih mengawasi proyeknya agar tidak dikerjakan sembarangan.
Kolik yang juga melihat ke lokasi mengungkapkan saat kejadian berlangsung ruang di lantai II masih belum difungsikan. Sesuai rencana, lantai II itu dipakai ruang rawat inap dan lantai I sudah difungsikan sebagai rawat inap.
“Kalau sudah difungsikan dan ada pasien ternyata atapnya ambrol tentunya akan asa korban. Beruntung saat kejadian gedung itu belum difungsikan," tegasnya.
Senada juga diungkapkan Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Imam Supii. Menurut politikus asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, harusnya Dinkes lebih ketat dalam mengawasi proyeknya. "Kok bisa belum difungsikan sudah ambrol. Bagaimana pengawaaan terhadap proyek itu," tegasnya.
Politikus asal Kecamatan Prambon itu juga sangat menyayangkan jika pembangunan gedung tu dikerjakan tidak semestinya. Sebab, puskesmas merupakan fasilitas pelayanan dan setiap hari ada pelayanan pasien. Jika gedung tak kuat dan suatu saat nanti ambrol lagi dikhawatirkan akan ada korban.
Sejauh ini dari pihak Puskesmas Prambon belum bisa dikonfirmasi terkait masalah ini. Tiga perawat yang kemarin sedang jaga mengaku tidak tahu kapan plafon itu ambrol. "Saat ambrol tidak tahu karena bukan shift saya," ujar salah satu perawat.
Kepala Dinkes Ika Harnasti juga belum bisa dikonfirmasi terkait kasus ambrolnya atap gedung lantai II Puskesmas Prambon itu. Saat dihubungi melalui telepon selulernya tidak diangkat.
(maf)