Ratusan orang antar pemakaman Bayu Setianto
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan orang terlihat mengiringi jenazah terduga teroris Bayu Setianto alias Ustaz Harun saat akan dimakamkan di pemakaman Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jumat (24/5/2013) pagi.
Sebelum dimakamkan, jenazah Bayu disalatkan di masjid yang letaknya hanya berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya yang ada di wilayah RT 05 RW I Desa Hadipolo.
Setelah itu, jenazah Bayu yang berada di dalam peti mati warna coklat langsung dibawa ke lokasi pemakaman yang berjarak sekitar 30 meter dari masjid. Sepanjang jalan, sejumlah warga mengumandangkan takbir mengiringi pemakaman Bayu di lokasi peristirahatan terakhirnya.
Sejumlah aparat Polres Kudus maupun Kodim 0722 Kudus yang berpakaian bebas terlihat berada di sekitar rumah hingga lokasi pemakaman Bayu Setianto.
Perwakilan pihak keluarga, Abu Rusdan mengatakan isu adanya penolakan warga sekitar terkait pemakaman Bayu Setianto merupakan fitnah. Bahkan ia menuding isu tersebut sengaja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk menciptakan kesan negatif terhadap seseorang yang berjihad sesuai tuntutan agama.
"Bisa lihat sendiri, masyarakat di sini tidak ada yang menolak. Makanya jenazah Ustaz Harun ini kita makamkan dengan layak di sini," kata Abu Rusdan, di Kudus, Jumat (24/5/2013).
Jasad Bayu yang terbungkus kain mori warna putih dimasukkan ke liang lahat oleh sejumlah anggota keluarga dan rekan-rekannya. Di atas kuburannya dipasang batu nisan warna biru, namun tanpa diberi nama maupun tanggal lahir atau wafat layaknya kuburan warga pada umumnya.
Kepala Desa Hadipolo, Sulaiman Slamet, mengatakan Bayu Stianto yang merupakan anak pasangan Sunarto (almarhum) dan Marjinah (58) sama sekali tidak pernah tinggal di Kudus. Meskipun kedua orang tuanya berasal dari Desa Hadipolo, tetapi mereka sudah lama merantau ke Jakarta.
Semasa hidupnya, Sunarto bekerja sebagai pegawai Damri di Jakarta. Setelah pensiun, sekitar 10 tahun lalu, Sunarto dan keluarganya kembali ke Kudus. Setelah itu, Sunarto meninggal dunia. Saat ini, Marjinah hanya ditemani anaknya yang bungsu.
"Bayu ini tercatat anak ketiga dari empat bersaudara," ucapnya.
Terkait dimakamkannya jasad Bayu Setianto di pemakaman Desa Hadipolo, pihaknya menyerahkan hal itu kepada pihak berwenang. Pihaknya hanya berharap situasi di desanya tetap kondusif, terlebih setelah prosesi pemakaman tersebut rampung.
Sebelum dimakamkan, jenazah Bayu disalatkan di masjid yang letaknya hanya berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya yang ada di wilayah RT 05 RW I Desa Hadipolo.
Setelah itu, jenazah Bayu yang berada di dalam peti mati warna coklat langsung dibawa ke lokasi pemakaman yang berjarak sekitar 30 meter dari masjid. Sepanjang jalan, sejumlah warga mengumandangkan takbir mengiringi pemakaman Bayu di lokasi peristirahatan terakhirnya.
Sejumlah aparat Polres Kudus maupun Kodim 0722 Kudus yang berpakaian bebas terlihat berada di sekitar rumah hingga lokasi pemakaman Bayu Setianto.
Perwakilan pihak keluarga, Abu Rusdan mengatakan isu adanya penolakan warga sekitar terkait pemakaman Bayu Setianto merupakan fitnah. Bahkan ia menuding isu tersebut sengaja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk menciptakan kesan negatif terhadap seseorang yang berjihad sesuai tuntutan agama.
"Bisa lihat sendiri, masyarakat di sini tidak ada yang menolak. Makanya jenazah Ustaz Harun ini kita makamkan dengan layak di sini," kata Abu Rusdan, di Kudus, Jumat (24/5/2013).
Jasad Bayu yang terbungkus kain mori warna putih dimasukkan ke liang lahat oleh sejumlah anggota keluarga dan rekan-rekannya. Di atas kuburannya dipasang batu nisan warna biru, namun tanpa diberi nama maupun tanggal lahir atau wafat layaknya kuburan warga pada umumnya.
Kepala Desa Hadipolo, Sulaiman Slamet, mengatakan Bayu Stianto yang merupakan anak pasangan Sunarto (almarhum) dan Marjinah (58) sama sekali tidak pernah tinggal di Kudus. Meskipun kedua orang tuanya berasal dari Desa Hadipolo, tetapi mereka sudah lama merantau ke Jakarta.
Semasa hidupnya, Sunarto bekerja sebagai pegawai Damri di Jakarta. Setelah pensiun, sekitar 10 tahun lalu, Sunarto dan keluarganya kembali ke Kudus. Setelah itu, Sunarto meninggal dunia. Saat ini, Marjinah hanya ditemani anaknya yang bungsu.
"Bayu ini tercatat anak ketiga dari empat bersaudara," ucapnya.
Terkait dimakamkannya jasad Bayu Setianto di pemakaman Desa Hadipolo, pihaknya menyerahkan hal itu kepada pihak berwenang. Pihaknya hanya berharap situasi di desanya tetap kondusif, terlebih setelah prosesi pemakaman tersebut rampung.
(ysw)