Sosialisasi SJSN dan BPJS minim, dokter bingung
A
A
A
Sindonews.com - Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sudah didengungkan di mana-mana, namun pada kenyataannya banyak dokter yang belum paham.
“Kebijakan itu baru di level atas, ketika pelaksanaan di lapangan baik dokter maupun rumah sakit sekalipun ini belum terlalu dilibatkan,” kata Andreansyah, salah seorang dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah AW Sahranie Samarinda, Jumat (22/3/2013).
Ia menjelaskan, perlu upaya serius untuk menyosialisasikan SJSN dan BPJS ini. Apalagi Provinsi Kaltim sendiri hari ini sudah meluncurkan kartu Jaminan Kesehatan Provinsi (Jamkesprov).
Dokter di Kaltim berharap sosialisasi ini bertahap sehingga saat program tersebut diluncurkan semua elemen yang terlibat harus sepenuhnya dilaksanakan.
“Jangan sampai 2014 dimulai kita belum tahu apa-apa tentang itu. Pelaksanaan di lapangan kita, tapi anehnya sosialisasinya belakangan munculnya,” tambah Andreansyah.
Sosialiasi yang ada saat ini mash minim. Untuk itu, perlu upaya serius agar dokter dan rumah sakit tidak kaget melaksanakannya.
“Kita maunya start-nya mulus. Di level atas sudah bilang siap, kenyataannya di lapangannya belum,” katanya.
“Kebijakan itu baru di level atas, ketika pelaksanaan di lapangan baik dokter maupun rumah sakit sekalipun ini belum terlalu dilibatkan,” kata Andreansyah, salah seorang dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah AW Sahranie Samarinda, Jumat (22/3/2013).
Ia menjelaskan, perlu upaya serius untuk menyosialisasikan SJSN dan BPJS ini. Apalagi Provinsi Kaltim sendiri hari ini sudah meluncurkan kartu Jaminan Kesehatan Provinsi (Jamkesprov).
Dokter di Kaltim berharap sosialisasi ini bertahap sehingga saat program tersebut diluncurkan semua elemen yang terlibat harus sepenuhnya dilaksanakan.
“Jangan sampai 2014 dimulai kita belum tahu apa-apa tentang itu. Pelaksanaan di lapangan kita, tapi anehnya sosialisasinya belakangan munculnya,” tambah Andreansyah.
Sosialiasi yang ada saat ini mash minim. Untuk itu, perlu upaya serius agar dokter dan rumah sakit tidak kaget melaksanakannya.
“Kita maunya start-nya mulus. Di level atas sudah bilang siap, kenyataannya di lapangannya belum,” katanya.
(ysw)