Warga anggap penataan kawasan Pengkolan mubazir
A
A
A
Sindonews.com - Rencana penataan kawasan Pengkolan di Jalan Ahmad Yani oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut ditentang warga. Warga menolak rencana pemasangan paving block di badan Jalan Ahmad Yani karena dianggap mubazir.
Seorang pemilik toko di kawasan Pengkolan, Arfan Yanis (50), mengaku khawatir bila paving block dipasang di ruas jalan. Kekhawatiran ini dipicu oleh pengalaman serupa seperti yang terjadi di Jalan Braga Bandung.
“Di Jalan Braga, ruas jalannya menggunakan batu atau paving block. Namun lihat, sampai sekarang kondisinya rusak terus. Setelah diperbaiki, rusak lagi. Nanti malah mubazir dan membuang-buang anggaran,” kata Arfan Kamis (21/3/2013).
Berdasarkan informasi yang ia peroleh, pemerintah akan memasang paving block bercorak batik garut atau ikon-ikon khas Garut lainnya. Namun, berkaca pada pengalaman di Jalan Braga, pembangunan itu tidak akan bermanfaat banyak untuk estetika.
“Besaran anggaran pembangunan paving block di jalan protokol ini sebesar Rp2,7 miliar. Jelas membuang-buang anggaran. Tentu saja, akan diikuti oleh mahalnya biaya pemeliharaan,” ucapnya.
Hal serupa disampaikan seorang pedagang kaki lima, Wahyu (33). Dirinya menyayangkan jika anggaran dihamburkan untuk membangun paving block di Kawasan Pengkolan.
"Saya malah bingung, yang dipaving block itu trotoar atau jalan. Tapi, dua-duanya masih bagus dan tidak usah direhab. Saya baru dengar dari orang-orang saja, tidak ada sosiallisasi resmi," kata Wahyu.
Terpisah, Asisten Daerah Bidang Perekonomian Edy Muharram mengatakan, rencana revitalisasi dan penataan Kawasan Pengkolan dalam tahap menunggu kesiapan warga dan para pemilik toko. Saat ini, kata dia, pemerintah masih melakukan sosialisasi.
"Kita harus menyamakan presepsi antara warga, pemilik toko, dan PKL, di Pengkolan. Sosialisasi sedang gencar dilakukan. Rencananya, jika tidak ada hambatan, revitalisasi dilakukan April mendatang," tukas Edy.
Seorang pemilik toko di kawasan Pengkolan, Arfan Yanis (50), mengaku khawatir bila paving block dipasang di ruas jalan. Kekhawatiran ini dipicu oleh pengalaman serupa seperti yang terjadi di Jalan Braga Bandung.
“Di Jalan Braga, ruas jalannya menggunakan batu atau paving block. Namun lihat, sampai sekarang kondisinya rusak terus. Setelah diperbaiki, rusak lagi. Nanti malah mubazir dan membuang-buang anggaran,” kata Arfan Kamis (21/3/2013).
Berdasarkan informasi yang ia peroleh, pemerintah akan memasang paving block bercorak batik garut atau ikon-ikon khas Garut lainnya. Namun, berkaca pada pengalaman di Jalan Braga, pembangunan itu tidak akan bermanfaat banyak untuk estetika.
“Besaran anggaran pembangunan paving block di jalan protokol ini sebesar Rp2,7 miliar. Jelas membuang-buang anggaran. Tentu saja, akan diikuti oleh mahalnya biaya pemeliharaan,” ucapnya.
Hal serupa disampaikan seorang pedagang kaki lima, Wahyu (33). Dirinya menyayangkan jika anggaran dihamburkan untuk membangun paving block di Kawasan Pengkolan.
"Saya malah bingung, yang dipaving block itu trotoar atau jalan. Tapi, dua-duanya masih bagus dan tidak usah direhab. Saya baru dengar dari orang-orang saja, tidak ada sosiallisasi resmi," kata Wahyu.
Terpisah, Asisten Daerah Bidang Perekonomian Edy Muharram mengatakan, rencana revitalisasi dan penataan Kawasan Pengkolan dalam tahap menunggu kesiapan warga dan para pemilik toko. Saat ini, kata dia, pemerintah masih melakukan sosialisasi.
"Kita harus menyamakan presepsi antara warga, pemilik toko, dan PKL, di Pengkolan. Sosialisasi sedang gencar dilakukan. Rencananya, jika tidak ada hambatan, revitalisasi dilakukan April mendatang," tukas Edy.
(ysw)