Kampung di Mura belum tersentuh pembangunan
A
A
A
Sindonews.com - Wajar jika warga di kampung RT 14, Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas (Mura) iri dengan wilayah lain. Pasalnya selama ini mereka hidup dalam keprihatinan karena belum tersentuh pembangunan.
"Kalau malam gelap, hanya ada beberapa warga yang menggunakan penerangan dari genset. Apalagi pendidikan dan, kesehatan, begitu jauh dijangkau hingga memakan waktu satu jam dengan kondisi jalan rusak parah," kata Ketua RT 14, Kelurahan Karang Dapo, Saharuddin, Rabu (20/3/2013).
Warga RT 14 terdiri dari 52 kepala keluarga (KK) dengan penduduk 250 jiwa tersebut. Mirisnya sudah puluhan tahun tidak pernah menikmati air bersih. Sehingga warga sekitar banyak terserang penyakit diare.
"Mereka memanfaatkan air dari Sungai Liam untuk aktivitas mandi cuci dan kakus (MCK)," jelas dia.
Sementara itu, Lurah Karang Dapo, Nawawi mengaku beberapa kali mengusulkan keinginan warga ke Pemkab. Namun hingga saat ini belum terealisasi. Seperti usulan agar dibangun sumur bor air padahal lahan telah disiapkan.
Nawawi menjelaskan, warga di imbau bersabar, karena pihaknya terus melakukan pengajuan ke pemerintah melalui musyawarah rencana pembangunan daerah (musrenbang).
"Kita menginginkan hal terbaik untuk seluruh pihak sehingga kemajuan berjalan dengan baik," ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Mura, Al Imron Harun menegaskan perangkat desa ataupun kecamatan proaktif memberikan informasi mengenai keluhan atau aspirasi warganya. Sehingga keinginan tersebut tersampaikan, baik melalui Musrenbang maupun secara langsung.
"Ini merupakan aspirasi masyarakat yang nantinya akan kita tindaklanjuti sesuai dengan anggaran yang ada. Sebab saat ini pembangunan dilakukan melalui skala prioritas mulai sarana listrik, pendidikan dan kesehatan," tegas dia.
Politisi Gerindra Mura menambahkan, dewan segera meninjau keinginan aspirasi warga yang belum terpenuhi.
"Kalau malam gelap, hanya ada beberapa warga yang menggunakan penerangan dari genset. Apalagi pendidikan dan, kesehatan, begitu jauh dijangkau hingga memakan waktu satu jam dengan kondisi jalan rusak parah," kata Ketua RT 14, Kelurahan Karang Dapo, Saharuddin, Rabu (20/3/2013).
Warga RT 14 terdiri dari 52 kepala keluarga (KK) dengan penduduk 250 jiwa tersebut. Mirisnya sudah puluhan tahun tidak pernah menikmati air bersih. Sehingga warga sekitar banyak terserang penyakit diare.
"Mereka memanfaatkan air dari Sungai Liam untuk aktivitas mandi cuci dan kakus (MCK)," jelas dia.
Sementara itu, Lurah Karang Dapo, Nawawi mengaku beberapa kali mengusulkan keinginan warga ke Pemkab. Namun hingga saat ini belum terealisasi. Seperti usulan agar dibangun sumur bor air padahal lahan telah disiapkan.
Nawawi menjelaskan, warga di imbau bersabar, karena pihaknya terus melakukan pengajuan ke pemerintah melalui musyawarah rencana pembangunan daerah (musrenbang).
"Kita menginginkan hal terbaik untuk seluruh pihak sehingga kemajuan berjalan dengan baik," ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Mura, Al Imron Harun menegaskan perangkat desa ataupun kecamatan proaktif memberikan informasi mengenai keluhan atau aspirasi warganya. Sehingga keinginan tersebut tersampaikan, baik melalui Musrenbang maupun secara langsung.
"Ini merupakan aspirasi masyarakat yang nantinya akan kita tindaklanjuti sesuai dengan anggaran yang ada. Sebab saat ini pembangunan dilakukan melalui skala prioritas mulai sarana listrik, pendidikan dan kesehatan," tegas dia.
Politisi Gerindra Mura menambahkan, dewan segera meninjau keinginan aspirasi warga yang belum terpenuhi.
(ysw)