Kasatlantas Polres Tulungagung tak tahu anggotanya tewas?
A
A
A
Sindonews.com - Kasus kejar-kejaran yang dilakukan anggota polisi satuan lalu lintas Polres Tulungagung Briptu Roni Irawan yang tewas setelah bersenggolan dengan pengendara motor dinyatakan tak diketahui pimpinannya.
Kasatlantas Polres Tulungagung AKP Satria Permana menjelaskan, dirinya tak mengetahui anggotanya tewas setelah adu kejar dengan seorang pengendara yang diduga banyak media melakukan pelanggaran lalulintas.
"Saya tidak tahu, benarkah?," jelas AKP Satria Pratama kepada Sindonews, Rabu (20/3/2013).
Menurutnya ketidaktahuan dirinya lantaran dirinya saat kejadian tidak berada di Mapolres Tulungagung, melainkan sedang menjalankan tugas di Surabaya.
"Saya di Surabaya, makanya saya tidak tahu. Saya juga belum dapat laporan, makanya saya belum bisa berkomentar banyak atas kejadian tersebut," jelas Satria Pratama.
Meski begitu dirinya menampik jika disebutkan kecelakaan tersebut lantaran adanya razia kendaraan yang digelar Mapolres Tulungagung.
"Kalau karena razia, tidak mungkin. Karena tidak ada razia kendaraan hari ini, mungkin karena kasus lain," jelasnya.
Sebelumnya, seorang anggota Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur, tewas setelah menabrak tembok pembatas rumah.
Seperti diberitakan sebelumnya, Briptu Roni Irawan diduga sedang berupaya mengejar dan menangkap pelanggar lalu-lintas yang mencoba kabur menghindari operasi kelengkapan kendaraan di jalan raya Kota Tulungagung, yang diketahui bernama Didik (20).
Informasi dari Unit Kecelakaan Lalu-lintas Polres Tulungagung, kecelakaan terjadi lantaran motor petugas (korban) dengan motor pelanggar lalu-lintas bersenggolan dalam kecepatan tinggi.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, kecelakaan bermula ketika polisi yang mengendarai sepeda motor dinas kepolisian terlihat mengejar pengendara Honda Supra di salah satu gang perkampungan di Kelurahan Bago, Kecamatan Tulungagung.
Keduanya sama-sama melaju dari arah barat dengan kecepatan tinggi. Sekitar 10 meter dari lokasi kejadian, keduanya terlihat lengket bersenggolan sehingga oleng dan menabrak tembok pembatas rumah milik warga.
Karena tidak bisa lepas akhirnya keduanya oleng dan menabrak tembok. Polisinya tewas di lokasi kejadian, sementara Didik mengalami patah tulang kaki tertimpa tembok pagar yang runtuh.
Kasatlantas Polres Tulungagung AKP Satria Permana menjelaskan, dirinya tak mengetahui anggotanya tewas setelah adu kejar dengan seorang pengendara yang diduga banyak media melakukan pelanggaran lalulintas.
"Saya tidak tahu, benarkah?," jelas AKP Satria Pratama kepada Sindonews, Rabu (20/3/2013).
Menurutnya ketidaktahuan dirinya lantaran dirinya saat kejadian tidak berada di Mapolres Tulungagung, melainkan sedang menjalankan tugas di Surabaya.
"Saya di Surabaya, makanya saya tidak tahu. Saya juga belum dapat laporan, makanya saya belum bisa berkomentar banyak atas kejadian tersebut," jelas Satria Pratama.
Meski begitu dirinya menampik jika disebutkan kecelakaan tersebut lantaran adanya razia kendaraan yang digelar Mapolres Tulungagung.
"Kalau karena razia, tidak mungkin. Karena tidak ada razia kendaraan hari ini, mungkin karena kasus lain," jelasnya.
Sebelumnya, seorang anggota Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur, tewas setelah menabrak tembok pembatas rumah.
Seperti diberitakan sebelumnya, Briptu Roni Irawan diduga sedang berupaya mengejar dan menangkap pelanggar lalu-lintas yang mencoba kabur menghindari operasi kelengkapan kendaraan di jalan raya Kota Tulungagung, yang diketahui bernama Didik (20).
Informasi dari Unit Kecelakaan Lalu-lintas Polres Tulungagung, kecelakaan terjadi lantaran motor petugas (korban) dengan motor pelanggar lalu-lintas bersenggolan dalam kecepatan tinggi.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, kecelakaan bermula ketika polisi yang mengendarai sepeda motor dinas kepolisian terlihat mengejar pengendara Honda Supra di salah satu gang perkampungan di Kelurahan Bago, Kecamatan Tulungagung.
Keduanya sama-sama melaju dari arah barat dengan kecepatan tinggi. Sekitar 10 meter dari lokasi kejadian, keduanya terlihat lengket bersenggolan sehingga oleng dan menabrak tembok pembatas rumah milik warga.
Karena tidak bisa lepas akhirnya keduanya oleng dan menabrak tembok. Polisinya tewas di lokasi kejadian, sementara Didik mengalami patah tulang kaki tertimpa tembok pagar yang runtuh.
(rsa)