Pengukuran gas beracun di Kawah Timbang terkendala
A
A
A
Sindonews.com - Tim Pengamat Gunung Api Dieng yang tengah melakukan pantauan terhadap aktivitas Kawah Timbang di Batur Banjarnegara Jawa Tengah, hari ini mengalami kendala dalam pengukuran konsentrasi gas co 2 dari jarak dekat.
Alat sensor gas co2 yang di pancarkan melalui telematri lanju rendah yang berada di atas pusat semburan mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa membaca akurasi angka kadar co2 yang berada di area pusat semburan gas.
Meski demikian, alat ini masih tetap di manfaatkan untuk mengetahui grafik naik turunnya gas. Akibat adanya kerusakan ini, tim vulkanologi hanya bisa melakukan pengukuran gas secara manual dengan menggunakan alat detektor gas multi one dengan radius pengukuran di luar zona berbahaya atau 500 meter dari pusat semburan. Konsentrasi kandungan co2 yang keluar dari kawah hingga saat ini belum bisa terpantau secara maksimal.
"Pemasangan alat baru di lokasi kawah timbang rencananya baru akan di lakukan pada bulan Mei mendatang," jelas Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Tunut Pujiarjo, Senin (18/3/2013).
Menurutnya, alat tersebut masih tetap berfungsi untuk mengetahui grafik. Namun, saat ini sedang mengalami kelemahan. "Tidak bisa membaca data akurat tentang kadar co2 yang ada di daerah pusat semburan," jelasnya.
Maka itu, untuk mengetahui kandungan gas co2 dan konsentrasi h2s, petugas melakukan pemeriksaan hingga dua kali dalam satu hari di luar zona berbahaya. Saat inipun masih terkendala cuaca buruk karena turunnya hujan.
"Di luar radius 500 meter, konsentrasi gas co2 masih menunjukan angka 0 persen volume. Namun grafik co2 di area kawah mengalami kenaikan," jelasnya.
Diketahui, status kawah masih berada pada level waspada dengan radius aman di luar 500 meter, dan lokasi pemukiman warga masih berada dalam area aman.
Alat sensor gas co2 yang di pancarkan melalui telematri lanju rendah yang berada di atas pusat semburan mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa membaca akurasi angka kadar co2 yang berada di area pusat semburan gas.
Meski demikian, alat ini masih tetap di manfaatkan untuk mengetahui grafik naik turunnya gas. Akibat adanya kerusakan ini, tim vulkanologi hanya bisa melakukan pengukuran gas secara manual dengan menggunakan alat detektor gas multi one dengan radius pengukuran di luar zona berbahaya atau 500 meter dari pusat semburan. Konsentrasi kandungan co2 yang keluar dari kawah hingga saat ini belum bisa terpantau secara maksimal.
"Pemasangan alat baru di lokasi kawah timbang rencananya baru akan di lakukan pada bulan Mei mendatang," jelas Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Tunut Pujiarjo, Senin (18/3/2013).
Menurutnya, alat tersebut masih tetap berfungsi untuk mengetahui grafik. Namun, saat ini sedang mengalami kelemahan. "Tidak bisa membaca data akurat tentang kadar co2 yang ada di daerah pusat semburan," jelasnya.
Maka itu, untuk mengetahui kandungan gas co2 dan konsentrasi h2s, petugas melakukan pemeriksaan hingga dua kali dalam satu hari di luar zona berbahaya. Saat inipun masih terkendala cuaca buruk karena turunnya hujan.
"Di luar radius 500 meter, konsentrasi gas co2 masih menunjukan angka 0 persen volume. Namun grafik co2 di area kawah mengalami kenaikan," jelasnya.
Diketahui, status kawah masih berada pada level waspada dengan radius aman di luar 500 meter, dan lokasi pemukiman warga masih berada dalam area aman.
(rsa)