Ini cara lahat kurangi volume sampah
A
A
A
Sindonews.com – Untuk mengurangi volume sampah di Kabupaten Lahat, Dinas Pengelolaan Pasar Kebersihan Pertamanan dan Keindahan (Dispengsarpikot) Lahat memiliki alternatif, yakni mengubah sampah organik menjadi kompos.
Sejauh ini, Kadispengsarpikot Lahat, Irpan Ilyas mengaku mesin kompos telah mampu mengolah ribuan ton sampah basah hasil rumah tangga. Bahkan, sampah basah yang kini sudah menjadi pupuk mulai disebar dibeberapa tempat untuk menyuburkan tanaman.
Menurutnya, Irpan Ilyas mesin kompos tersebut mengolah sampah yang mayoritas diambil dari pasar Lematang.
“Sejauh ini seharinya kita sudah mulai bisa memproduksi pupuk kompos sebanyak 250 kilo. Namun, jumlah yang kita dapatkan tersebut belum normal karena sangat bergantung terhadap sampah yang didapat. Apalagi, 'nasabah' sampah sendiri belum begitu aktif,” jelasnya di Lahat, Rabu (6/3/2013).
Menurutnya, keberadaan mesin tersebut sangat efektif dalam upaya mengurangi banyaknya sampah terutama yang masuk ke TPA. Disisi lain hasil pengelolaan tersebut bisa menambah penghasilan, sejauh ini pupuk kompos yang telah mereka hasilkan sudah banyak yang memesan.
Sementara itu, Bupati Lahat Saifudin Aswari Rivai menilai, sampah plastik pasar setelah diolah bisa dijual kembali. Mesin kompos yang juga merupakan bagian dari bank sampah ini, juga lengkapi dengan mesin pencacah.
“Kita juga memberikan pinjaman uang kepada pegawai kebersihan atau khusus pasukan biru dan pembayarannya bisa menggunakan sampah plastik yang didapatkan saat mereka membersihkan atau menyapu jalanan,” pungkasnya.
Sejauh ini, Kadispengsarpikot Lahat, Irpan Ilyas mengaku mesin kompos telah mampu mengolah ribuan ton sampah basah hasil rumah tangga. Bahkan, sampah basah yang kini sudah menjadi pupuk mulai disebar dibeberapa tempat untuk menyuburkan tanaman.
Menurutnya, Irpan Ilyas mesin kompos tersebut mengolah sampah yang mayoritas diambil dari pasar Lematang.
“Sejauh ini seharinya kita sudah mulai bisa memproduksi pupuk kompos sebanyak 250 kilo. Namun, jumlah yang kita dapatkan tersebut belum normal karena sangat bergantung terhadap sampah yang didapat. Apalagi, 'nasabah' sampah sendiri belum begitu aktif,” jelasnya di Lahat, Rabu (6/3/2013).
Menurutnya, keberadaan mesin tersebut sangat efektif dalam upaya mengurangi banyaknya sampah terutama yang masuk ke TPA. Disisi lain hasil pengelolaan tersebut bisa menambah penghasilan, sejauh ini pupuk kompos yang telah mereka hasilkan sudah banyak yang memesan.
Sementara itu, Bupati Lahat Saifudin Aswari Rivai menilai, sampah plastik pasar setelah diolah bisa dijual kembali. Mesin kompos yang juga merupakan bagian dari bank sampah ini, juga lengkapi dengan mesin pencacah.
“Kita juga memberikan pinjaman uang kepada pegawai kebersihan atau khusus pasukan biru dan pembayarannya bisa menggunakan sampah plastik yang didapatkan saat mereka membersihkan atau menyapu jalanan,” pungkasnya.
(ysw)