Puskesmas Panjatan dibenahi untuk rawat inap
A
A
A
Sindonews.com - Untuk memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan bagi warga tak mampu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo terus melakukan pembenahan. Kali ini, Pemkab akan menambah jumlah Puskesmas yang menyediakan fasilitas rawat inap.
Rencananya, Puskesmas Panjatan II akan segera berubah menjadi puskesmas rawat inap. Infrastruktur berupa bangunan maupun peralatan sudah disiapkan. Realisasi perubahan ini masih menunggu kelengkapan sumber daya manusia (SDM).
"Tidak sampai pertengahan tahun sudah jadi puskesmas rawat inap. Bangunan, ruangan dan peralatan yang dibutuhkan semuanya sudah siap. Hanya tinggal SDM saja yang masih kurang," kata Bambang Haryatno, Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Rabu (6/3/2013).
Bambang mengatakan, puskesmas rawat inap berbeda dengan puskesmas biasa. Karena itu baik peralatan maupun SDM harus lebih baik. Untuk puskesmas rawat inap setidaknya dibutuhkan 12 perawat serta tiga dokter.
Menurut dia, saat ini Kulonprogo sudah memiliki lima puskesmas rawat inap. Yakni Puskesmas Temon I, Girimulyo II, Sentolo I, Samigaluh I, serta Galur II.
"Tahun ini tambah Panjatan II, jadi semuanya enam," terangnya.
Dia mengatakan, sebenarnya pengembangan layanan kesehatan dengan merubah status puskesmas menjadi rawat inap tidak hanya dilakukan di selatan. Namun, karena megaproyek di wilayah itu maka disi selatan mendapat prioritas.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, kata dia, Pemkab mendorong rumah sakit swasta mengisi ruang yang masih kosong.
"Misalnya di utara itu kan ada RS Boro, itu bisa dioptimalkan untuk melayani wilayah utara," katanya.
Dia menambahkan, pemkab juga membuka kemungkinan kerjasama dengan rumah sakit itu agar dapat diakses berbagai fasilitas penjamin, seperti jamkesmas maupun jamkesda.
"Kita lihat kemungkinannya seperti apa," tambahnya.
Rencananya, Puskesmas Panjatan II akan segera berubah menjadi puskesmas rawat inap. Infrastruktur berupa bangunan maupun peralatan sudah disiapkan. Realisasi perubahan ini masih menunggu kelengkapan sumber daya manusia (SDM).
"Tidak sampai pertengahan tahun sudah jadi puskesmas rawat inap. Bangunan, ruangan dan peralatan yang dibutuhkan semuanya sudah siap. Hanya tinggal SDM saja yang masih kurang," kata Bambang Haryatno, Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Rabu (6/3/2013).
Bambang mengatakan, puskesmas rawat inap berbeda dengan puskesmas biasa. Karena itu baik peralatan maupun SDM harus lebih baik. Untuk puskesmas rawat inap setidaknya dibutuhkan 12 perawat serta tiga dokter.
Menurut dia, saat ini Kulonprogo sudah memiliki lima puskesmas rawat inap. Yakni Puskesmas Temon I, Girimulyo II, Sentolo I, Samigaluh I, serta Galur II.
"Tahun ini tambah Panjatan II, jadi semuanya enam," terangnya.
Dia mengatakan, sebenarnya pengembangan layanan kesehatan dengan merubah status puskesmas menjadi rawat inap tidak hanya dilakukan di selatan. Namun, karena megaproyek di wilayah itu maka disi selatan mendapat prioritas.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, kata dia, Pemkab mendorong rumah sakit swasta mengisi ruang yang masih kosong.
"Misalnya di utara itu kan ada RS Boro, itu bisa dioptimalkan untuk melayani wilayah utara," katanya.
Dia menambahkan, pemkab juga membuka kemungkinan kerjasama dengan rumah sakit itu agar dapat diakses berbagai fasilitas penjamin, seperti jamkesmas maupun jamkesda.
"Kita lihat kemungkinannya seperti apa," tambahnya.
(ysw)