Akhirnya, Dam Mbah Demang diperbaiki
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah warga menyesalkan tindakan Pemkab khususnya Dinas Pengairan Dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember dalam mengatasi kerusakan Dam maupun turap Mbah Demang di daerah Gebang Poreng Kecamatan Patrang.
Warga mengatakan pihak Pemkab baru turun melakukan perbaikan ketika sudah dimuat sejumlah media massa. Kerusakan dam dan turap sepanjang 10 meter lebih itu rusak sekira pertengahan Februari lalu saat hujan deras dan aliran sungai Kali Jompo tersebut cukup deras.
Menurut penuturan Ketua RT setempat Suyanto, selama beberapa hari Dinas Pengairan belum turun tangan maka warga bergotong royong melakukan pengerukan pasir dan kotoran sepanjang saluran sungai.
"Kami juga membuat bronjong swadaya dengan biaya sendiri yang terbuat dari bambu, namun setelah dipasang ternyata bronjong itu tidak kuat," kata Suyanto.
Akhirnya Dinas Pengairan dan BPBD Jember turun tangan bebarengan dengan inspeksi mendadak yang dilakukan Komisi C DPRD, Selasa (5/3/2013).
Ketua Komisi C M Asir menyesalkan tindakan penanganan lapangan yang lamban oleh Dinas Pengairan dan BPBD.
"Kami minta segera dilakukan pembuatan bronjong sesuai dengan kebutuhan fisik dam dan plengsengan. Saat ini sudah ada sekitar 140 bronjong serta batu dari pihak terkait. Secara total perbaikan itu butuh sekitar 270 bronjong," kata Asir di lokasi, Selasa (5/3/2013).
Dia menambahkan, penutupan bronjong itu sementara bisa untuk membuat plengsengan yang rusak.
Ambrolnya tanggul itu mengakibatkan bahu jalan Jalan Manggar Gang Wijaya Kusuma Lingkungan Gebang Poreng tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Di seputaran Jalan Manggar Gang Wijaya Kusuma yang berpenghuni padat penduduk itu hanya mampu dilewati roda dua.
Meski dapat dilewati roda dua, itupun kondisi jalan sangat membahayakan dan rawan longsor. Jika tidak segera diperbaiki, maka ratusan warga yang mendiami dekat aliran Sungai Kalijompo akan terkena dampak banjir.
Dampak dam Mbah Demang dan plengsengan ini sangat besar. Sehingga jika ada aliran air dari Sungai Kalijompo mengalir pada normalnya bermanfaat bagi ke usaha kecil kerajinan kecambah, industri kecil tahu, industri kecil pembuatan tegel, dan sawah sekitar 46 hektare.
Warga mengatakan pihak Pemkab baru turun melakukan perbaikan ketika sudah dimuat sejumlah media massa. Kerusakan dam dan turap sepanjang 10 meter lebih itu rusak sekira pertengahan Februari lalu saat hujan deras dan aliran sungai Kali Jompo tersebut cukup deras.
Menurut penuturan Ketua RT setempat Suyanto, selama beberapa hari Dinas Pengairan belum turun tangan maka warga bergotong royong melakukan pengerukan pasir dan kotoran sepanjang saluran sungai.
"Kami juga membuat bronjong swadaya dengan biaya sendiri yang terbuat dari bambu, namun setelah dipasang ternyata bronjong itu tidak kuat," kata Suyanto.
Akhirnya Dinas Pengairan dan BPBD Jember turun tangan bebarengan dengan inspeksi mendadak yang dilakukan Komisi C DPRD, Selasa (5/3/2013).
Ketua Komisi C M Asir menyesalkan tindakan penanganan lapangan yang lamban oleh Dinas Pengairan dan BPBD.
"Kami minta segera dilakukan pembuatan bronjong sesuai dengan kebutuhan fisik dam dan plengsengan. Saat ini sudah ada sekitar 140 bronjong serta batu dari pihak terkait. Secara total perbaikan itu butuh sekitar 270 bronjong," kata Asir di lokasi, Selasa (5/3/2013).
Dia menambahkan, penutupan bronjong itu sementara bisa untuk membuat plengsengan yang rusak.
Ambrolnya tanggul itu mengakibatkan bahu jalan Jalan Manggar Gang Wijaya Kusuma Lingkungan Gebang Poreng tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Di seputaran Jalan Manggar Gang Wijaya Kusuma yang berpenghuni padat penduduk itu hanya mampu dilewati roda dua.
Meski dapat dilewati roda dua, itupun kondisi jalan sangat membahayakan dan rawan longsor. Jika tidak segera diperbaiki, maka ratusan warga yang mendiami dekat aliran Sungai Kalijompo akan terkena dampak banjir.
Dampak dam Mbah Demang dan plengsengan ini sangat besar. Sehingga jika ada aliran air dari Sungai Kalijompo mengalir pada normalnya bermanfaat bagi ke usaha kecil kerajinan kecambah, industri kecil tahu, industri kecil pembuatan tegel, dan sawah sekitar 46 hektare.
(ysw)