Ratusan ayam di Desa Noman mati mendadak
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan ayam yang dipelihara warga Desa Noman, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas (Mura) mati mendadak. Mereka belum mengetahui penyebab kematiannya sehingga ayam yang mati dibuang begitu saja ke sungai.
Pendi, warga Desa Noman mengatakan dari 30 ekor ayam kampung yang dipeliharanya 29 ekor mati mendadak selama empat hari berturut-turut. Dengan kondisi ayam mengeluarkan air liur dari mulut dan warna kulit pucat.
"Tidak tahu, tiba-tiba langsung mati mendadak yang diawali dengan kondisi ayam bengong alias tidak banyak gerak," kata Pendi di rumahnya, Senin (25/2/2013).
Hal senada dikatakan, Herwan. Menurutnya, yang masih bertetangga dengan Fendi. Herwan mengaku ayam kampung peliharaannya sejak empat hari terakhir sudah berkurang.
"Hari ini mati, besok ada lagi yang mati. Lama kelamaan mati semua. Sudah banyak ayam warga disini yang mati, bisa mencapai ratusan mungkin semuanya," sebutnya.
Sejauh ini, kematian ayam kampung milik warga Desa Noman belum dilaporkan ke Dinas terkait. Bahkan warga membuang bangkai ayam mati kedalam sungai tanpa dikubur atau dilakukan proses pembakaran.
"Sudah kita buang ke sungai yang mati," kata Herman.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Mura, Bambang Hariadi melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Ikan, Drh Marzuki mengatakan pihaknya belum menerima laporan adanya ayam di Desa Noman yang mati mendadak.
"Secepatnya kita akan turunkan petugas melakukan pengecekan kelapangan," jelas dia.
Marzuki menjelaskan, pihaknya mengimbau kepada warga Desa Noman yang memelihara ayam segera melakukan pembesrihan kandang dan penyemprotan. Ayam yang mati mendadak sebaiknya dikubur atau dibakar agar virus penyakit ayam tidak menyebar.
Pendi, warga Desa Noman mengatakan dari 30 ekor ayam kampung yang dipeliharanya 29 ekor mati mendadak selama empat hari berturut-turut. Dengan kondisi ayam mengeluarkan air liur dari mulut dan warna kulit pucat.
"Tidak tahu, tiba-tiba langsung mati mendadak yang diawali dengan kondisi ayam bengong alias tidak banyak gerak," kata Pendi di rumahnya, Senin (25/2/2013).
Hal senada dikatakan, Herwan. Menurutnya, yang masih bertetangga dengan Fendi. Herwan mengaku ayam kampung peliharaannya sejak empat hari terakhir sudah berkurang.
"Hari ini mati, besok ada lagi yang mati. Lama kelamaan mati semua. Sudah banyak ayam warga disini yang mati, bisa mencapai ratusan mungkin semuanya," sebutnya.
Sejauh ini, kematian ayam kampung milik warga Desa Noman belum dilaporkan ke Dinas terkait. Bahkan warga membuang bangkai ayam mati kedalam sungai tanpa dikubur atau dilakukan proses pembakaran.
"Sudah kita buang ke sungai yang mati," kata Herman.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Mura, Bambang Hariadi melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Ikan, Drh Marzuki mengatakan pihaknya belum menerima laporan adanya ayam di Desa Noman yang mati mendadak.
"Secepatnya kita akan turunkan petugas melakukan pengecekan kelapangan," jelas dia.
Marzuki menjelaskan, pihaknya mengimbau kepada warga Desa Noman yang memelihara ayam segera melakukan pembesrihan kandang dan penyemprotan. Ayam yang mati mendadak sebaiknya dikubur atau dibakar agar virus penyakit ayam tidak menyebar.
(ysw)