Halte Bus Transjogja banyak yang mangkrak
A
A
A
Sindonews.com - Halte Bus Transjogja di Yogyakarta ternyata banyak yang tidak difungsikan. Padahal tujuan awal penyediaan halte ini guna memudahkan warga naik Transjogja, dan mengurangi kesemrawutan arus lalu lintas di kota ini.
Karena itu, untuk kepentingan tersebut, pemerintah kota (pemkot) Yogyakarta membangun 44 halte yang tersebar di seluruh wilayah kota.
Sedangkan beberapa halte bus yang mangkrak itu, di antaranya berada di Jalan Kenari, tepatnya di depan SMKN 5 Yogyakarta dan SGM dan Jalan Hayam Wuruk, yakni di depan dan sebrang Dinas Pendidikan (Disdik) Yogyakarta. Lantaran tidak dipergunakan, keberadaan halte-halte tersebut, selain mangkrak juga tidak terawat. Bahkan di beberapa bagian juga nampak rusak.
Anggota Komisi B DPRD Yogyakarta Muhammad Ali Fahmi mengatakan, sangat menyayangkan dengan banyaknya halte bus Transjogja yang mangkrak tersebut. Apalagi dalam pembangunannya menggunakan APBD. Sehingga dengan tidak berfungsi fasilitas tersebut berarti hanya menghambur-hamburkan uang rakyat.
“Saya menilai banyaknya halte yang mangkrak itu karena dalam pembangunannya tidak ada perencanaan yang matang, terutama pemilihan lokasi,” kata Ali Fahmi di ruang kerjanya, Jumat (22/2/2013).
Menurut Ali Fahmi, seharusnya sebelum membangun fasilitas publik, pemkot mestinya terlebih dahulu harus melakukan kajian, bukan hanya sekedar asal membangun dan memenuhi target. Untuk itu, dalam waktu dekat, Dewan akan meminta penjelasan pemkot terhadap persoalan tersebut. Baik dari sisi perencanaan maupun hal-hal teknis lainnya. Termasuk soal ada tidaknya kompensasi terhadap pengunaan halte-halte tersebut.
“Penjelasan dari pemkot itu penting. Terlebih pemkot juga mengajukan persetujuan penghapusat aset 20 bus milik pemkot sebagai syarat hibah ke pemda DIY,” tandasnya.
Selain itu Ali Fahmi juga mempertanyakan mengapa halte-halte itu tidak difungsikan. Padahal beberapa lokasi berada di lokasi yang sangat dibutuhkan untuk publik, karena berada di dekat lokasi pendidikan dan perkantor, baik negeri maupun swasta.
Sehingga dengan tidak berfungsinya halte tersebut, jelas tidak sesuai dengan tujuan awal. Yaitu, untuk memberikan pelayanan perkotaan yang mudah, nyaman, aman dan terjangkau
“Karena itu, ini harus segera ada penjelasan lebih lanjut,” tegasnya.
Karena itu, untuk kepentingan tersebut, pemerintah kota (pemkot) Yogyakarta membangun 44 halte yang tersebar di seluruh wilayah kota.
Sedangkan beberapa halte bus yang mangkrak itu, di antaranya berada di Jalan Kenari, tepatnya di depan SMKN 5 Yogyakarta dan SGM dan Jalan Hayam Wuruk, yakni di depan dan sebrang Dinas Pendidikan (Disdik) Yogyakarta. Lantaran tidak dipergunakan, keberadaan halte-halte tersebut, selain mangkrak juga tidak terawat. Bahkan di beberapa bagian juga nampak rusak.
Anggota Komisi B DPRD Yogyakarta Muhammad Ali Fahmi mengatakan, sangat menyayangkan dengan banyaknya halte bus Transjogja yang mangkrak tersebut. Apalagi dalam pembangunannya menggunakan APBD. Sehingga dengan tidak berfungsi fasilitas tersebut berarti hanya menghambur-hamburkan uang rakyat.
“Saya menilai banyaknya halte yang mangkrak itu karena dalam pembangunannya tidak ada perencanaan yang matang, terutama pemilihan lokasi,” kata Ali Fahmi di ruang kerjanya, Jumat (22/2/2013).
Menurut Ali Fahmi, seharusnya sebelum membangun fasilitas publik, pemkot mestinya terlebih dahulu harus melakukan kajian, bukan hanya sekedar asal membangun dan memenuhi target. Untuk itu, dalam waktu dekat, Dewan akan meminta penjelasan pemkot terhadap persoalan tersebut. Baik dari sisi perencanaan maupun hal-hal teknis lainnya. Termasuk soal ada tidaknya kompensasi terhadap pengunaan halte-halte tersebut.
“Penjelasan dari pemkot itu penting. Terlebih pemkot juga mengajukan persetujuan penghapusat aset 20 bus milik pemkot sebagai syarat hibah ke pemda DIY,” tandasnya.
Selain itu Ali Fahmi juga mempertanyakan mengapa halte-halte itu tidak difungsikan. Padahal beberapa lokasi berada di lokasi yang sangat dibutuhkan untuk publik, karena berada di dekat lokasi pendidikan dan perkantor, baik negeri maupun swasta.
Sehingga dengan tidak berfungsinya halte tersebut, jelas tidak sesuai dengan tujuan awal. Yaitu, untuk memberikan pelayanan perkotaan yang mudah, nyaman, aman dan terjangkau
“Karena itu, ini harus segera ada penjelasan lebih lanjut,” tegasnya.
(rsa)