Bangun IPAL, Pemkab Tunggu Keseriusan KLH
Bangun IPAL, Pemkab Tunggu Keseriusan KLH
A
A
A
Sindonews.com - Pemkab Kulonprogo menunggu keseriusan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) untuk membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) bagi perajin batik. IPAL mendesak dibangun agar perajin tidak membuang limbah ke sungai.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kulonprogo Agus Langgeng Basuki mengakui sudah ada rencana pembangunan IPAL komunal di sentra industri batik. Namun rencana itu belum dapat ditindaklanjuti karena KLH belum menyerahkan detail enginering desain (DED).
"Kita masih menunggu DED, jadi belum tahu nanti rencananya seperti apa, dibangun di mana dan seterusnya. Yang langsung bersentuhan KLH. Kita masih menunggu KLH serius atau tidak," kata Langgeng, Kamis (21/2/2013).
Menurut dia, setelah DED diserahkan KLH, Bappeda akan segera memasukan rencana itu dalam rencana anggaran dalam APBD Perubahan. Namun jika tidak, maka realisasi pembangunan IPAL kemungkinan tidak dilakukan tahun ini.
"Kita tunggu sampai Mei nanti ada usulan atau tidak," katanya.
Dia menambahkan, di luar DED Bappeda sudah memiliki gambaran pembangunan IPAL komunal.
Nantinya, IPAL dibangun di satu titik tertentu yang dapat diakses semua perajin. Strategi ini lebih mudah dan ekonomis ketimbang membuat IPAL di masing-masing tempat produksi batik.
"Jadi nantinya perajin tinggal membuat semacam bak untuk menampung limbah. Setelah itu diangkut dengan kendaraan menuju IPAL. Tapi tentu untuk teknis angkutan dan sebagainya menjadi tanggung jawab perajin," tambahnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kulonprogo Agus Langgeng Basuki mengakui sudah ada rencana pembangunan IPAL komunal di sentra industri batik. Namun rencana itu belum dapat ditindaklanjuti karena KLH belum menyerahkan detail enginering desain (DED).
"Kita masih menunggu DED, jadi belum tahu nanti rencananya seperti apa, dibangun di mana dan seterusnya. Yang langsung bersentuhan KLH. Kita masih menunggu KLH serius atau tidak," kata Langgeng, Kamis (21/2/2013).
Menurut dia, setelah DED diserahkan KLH, Bappeda akan segera memasukan rencana itu dalam rencana anggaran dalam APBD Perubahan. Namun jika tidak, maka realisasi pembangunan IPAL kemungkinan tidak dilakukan tahun ini.
"Kita tunggu sampai Mei nanti ada usulan atau tidak," katanya.
Dia menambahkan, di luar DED Bappeda sudah memiliki gambaran pembangunan IPAL komunal.
Nantinya, IPAL dibangun di satu titik tertentu yang dapat diakses semua perajin. Strategi ini lebih mudah dan ekonomis ketimbang membuat IPAL di masing-masing tempat produksi batik.
"Jadi nantinya perajin tinggal membuat semacam bak untuk menampung limbah. Setelah itu diangkut dengan kendaraan menuju IPAL. Tapi tentu untuk teknis angkutan dan sebagainya menjadi tanggung jawab perajin," tambahnya.
(ysw)
Explore More