Air bercampur minyak terjang 50 rumah
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 50 rumah warga di kawasan Perumnas Blok AA dan Perumnas III Kelurahan Bandar Jaya Kecamatan Kota Lahat kembali terendam air akibat guyuran hujan yang turun sejak pukul 18.00 WIB.
Ironisnya, air yang mencapai setinggi lutut orang dewasa tersebut bercampur dengan minyak oli yang diduga berasal dari salah satu bengkel mobil yang tak jauh dari pemukiman warga yang juga turut terendam air.
Berdasarkan pantauan di lapangan, belasan warga masih sibuk menguras air yang masuk ke dalam rumah mereka menggunakan peralatan yang bisa menampung air. Saluran drainase yang sebelumnya digunakan warga tidak cukup menampung debit air anak Sungai Lematang, Sungai Larangan yang berakibat meluap hingga ke rumah warga.
Tak hanya itu, tingginya air juga sempat memutuskan akses transportasi warga yang menggunakan sepeda motor saat melintas.
Menurut seorang warga, Aminuddin (38), rumah betonnya harus terendam hingga batas jendela, atau sepinggang. Ia tidak mampu berbuat banyak dan hanya pasrah. Menurutnya, kondisi banjir kali ini bisa dikatakan adalah yang terparah pernah melanda kawasan dekat rumahnya itu.
“Memang daerah ini langganan banjir. Tapi tidak separah ini. Kami harap Pemkab Lahat cepat tanggap mengenai hal ini,” ujarnya, Jumat (15/2/2013).
Senada Heri (30) juga mengatakan hal yang sama. Selain air, yang menggenangi rumahnya, banjir kali ini juga disertai dengan cairan oli yang diduga adalah akibat hanyutan dari salah satu pool armada batubara yang adadi dekat rumahnya. Diduga, bangunan tersebut belum mengantongi izin dari warga sekitar.
“Kondisi Ayiek (sungai) Larangan juga mengalami pendangkalan, dan sejauh ini janji-janji pemerintah yang ingin melakukan normalisasi masih sebatas rencana,” katanya.
Tak hanya di dua lokasi ini, terjangan banjir juga melanda Kelurahan RD PJKA, Talang Jawa,dan juga Perumnas, Tiara. Bahkan debit air di lokasi ini mencapai 1,5 meter.
“Kami harap pemerintah segera tanggap. Jangan hanya didiamkan saja. Kami selalu menderita dengan kondisi seperti ini,” sesalnya.
Terpisah, Bupati Lahat Saifudin Aswari Rivai mengakui jika saat ini pihaknya masih berpikir keras untuk menanggulangi permasalahan banjir yang terjadi di kota Lahat. Menurutnya, banjir yang melanda disejumlah titik ini dikarenakan sistem drainase di kota Lahat ini sendiri sudah sangat tua,dan kemungkinan sudah mengalami gangguan.
“Proses normalisasi sudah kita instruksikan ke masing-masing SKPD terkait untuk segera bertanggung jawab dan segera melakukan tindakan secepatnya,” katanya.
Kendati demikia, ia tetap mengimbau kepada masyaraat untuk tetap menjaga lingkungan sekitar tetap bersih, terutama sekali di kawasan saluran air atau drainase yang ada.
Ironisnya, air yang mencapai setinggi lutut orang dewasa tersebut bercampur dengan minyak oli yang diduga berasal dari salah satu bengkel mobil yang tak jauh dari pemukiman warga yang juga turut terendam air.
Berdasarkan pantauan di lapangan, belasan warga masih sibuk menguras air yang masuk ke dalam rumah mereka menggunakan peralatan yang bisa menampung air. Saluran drainase yang sebelumnya digunakan warga tidak cukup menampung debit air anak Sungai Lematang, Sungai Larangan yang berakibat meluap hingga ke rumah warga.
Tak hanya itu, tingginya air juga sempat memutuskan akses transportasi warga yang menggunakan sepeda motor saat melintas.
Menurut seorang warga, Aminuddin (38), rumah betonnya harus terendam hingga batas jendela, atau sepinggang. Ia tidak mampu berbuat banyak dan hanya pasrah. Menurutnya, kondisi banjir kali ini bisa dikatakan adalah yang terparah pernah melanda kawasan dekat rumahnya itu.
“Memang daerah ini langganan banjir. Tapi tidak separah ini. Kami harap Pemkab Lahat cepat tanggap mengenai hal ini,” ujarnya, Jumat (15/2/2013).
Senada Heri (30) juga mengatakan hal yang sama. Selain air, yang menggenangi rumahnya, banjir kali ini juga disertai dengan cairan oli yang diduga adalah akibat hanyutan dari salah satu pool armada batubara yang adadi dekat rumahnya. Diduga, bangunan tersebut belum mengantongi izin dari warga sekitar.
“Kondisi Ayiek (sungai) Larangan juga mengalami pendangkalan, dan sejauh ini janji-janji pemerintah yang ingin melakukan normalisasi masih sebatas rencana,” katanya.
Tak hanya di dua lokasi ini, terjangan banjir juga melanda Kelurahan RD PJKA, Talang Jawa,dan juga Perumnas, Tiara. Bahkan debit air di lokasi ini mencapai 1,5 meter.
“Kami harap pemerintah segera tanggap. Jangan hanya didiamkan saja. Kami selalu menderita dengan kondisi seperti ini,” sesalnya.
Terpisah, Bupati Lahat Saifudin Aswari Rivai mengakui jika saat ini pihaknya masih berpikir keras untuk menanggulangi permasalahan banjir yang terjadi di kota Lahat. Menurutnya, banjir yang melanda disejumlah titik ini dikarenakan sistem drainase di kota Lahat ini sendiri sudah sangat tua,dan kemungkinan sudah mengalami gangguan.
“Proses normalisasi sudah kita instruksikan ke masing-masing SKPD terkait untuk segera bertanggung jawab dan segera melakukan tindakan secepatnya,” katanya.
Kendati demikia, ia tetap mengimbau kepada masyaraat untuk tetap menjaga lingkungan sekitar tetap bersih, terutama sekali di kawasan saluran air atau drainase yang ada.
(rsa)