Pipa minyak bocor, dua desa tercemar
A
A
A
Sindonews.com - Pipa minyak dan gas milik PT Serelaya Merangin II yang tidak ditanam mengalami kebocoran. Akibatnya, tumpahan minyak kini mencemari Desa Pauh I dan Pauh Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas (Mura). Sejulah ladang dan sawah milik kedua warga desa tersebut kini terancam mati.
Bocornya pipa milik PT Seralaya Merangin II terjadi sekira pukul 16.00 Wib, Selasa 12 Februari 2013. Limpasan minyak mentah mencemari pemukiman, ratusan hektar sawah, perkebunan masyarakat, dan aliran sungai.
Kepala Desa Pauh, Sariono mengatakan, dirinya memndapatkan laporan dari warga bahwa pipa minyak yang ada di Desa Pauh mengalami kebocoran. Tumpahan minyak langsung mencemari pemukiman, sawah, perkebunan dan aliran sungai di warga sekitar.
"Setelah dapat kabar dari masyarakat saya langsung ke lapangan melakukan pengecekan, Dan pencemaran minyak ini sudah sampai ke dekat desa sekitar 100 meter dari desa," ujar Sariono, Rabu (13/2/2013).
Menurutnya, persoalan pencemaran ini sudah dilaporkan ke pihak perusahaan. Dari pihak perusahan mengatakan akan menanggulangi kebocoran tersebut dengan menambal titik pipa yang bocor.
"Sebagai Kades tetap menginginkan pipa yang bocor diperbaiki secara permanen. Karena warga yang dirugikan," tegas dia.
Selain itu pencemaran ini mengakibatkan beberapa warga yang tinggal di bantaran sungai tidak dapat memanfaatkan air sungai lagi karena sudah tercemar minyak.
Terpisah, Arsan (37) warga Desa Pauh mengatakan, tumpahan minyak mentah itu menggenangi seluruh pemukiman dan perkebunan warga. Sebab, air sudah meluap karena banjir dan minyak cepat merambat.
Seperti kebun karet, sawit dan persawahan, warga tampak menghitam akibat tumpahan minyak tersebut.
"Sebenarnya jarak dari titik bocornya pipa minyak PT Serelaya cukup jauh sekitar lima kilometer, tetapi karena banjir tumpahan minyak terbawa sampai desa," terangnya.
Warga berencana menuntut ganti rugi dari pihak perusahaan. Karena akibat bocornya pipa mereka, sejumlah tanaman serta padi milik warga terancam mati.
Terpisah, Perwakilan PT Seralaya Merangin II, Deni Sanjaya, Rico dan Irvan saat dikonfirmasi tidak dapat dihubungi melalui telepon selularnya. Bahkan telah dikirim pesan singkat juga tidak dibalas. Termasuk pemilik PT Serelaya Merangin II Edi Tampi juga tidak bisa dihubungi.
Bocornya pipa milik PT Seralaya Merangin II terjadi sekira pukul 16.00 Wib, Selasa 12 Februari 2013. Limpasan minyak mentah mencemari pemukiman, ratusan hektar sawah, perkebunan masyarakat, dan aliran sungai.
Kepala Desa Pauh, Sariono mengatakan, dirinya memndapatkan laporan dari warga bahwa pipa minyak yang ada di Desa Pauh mengalami kebocoran. Tumpahan minyak langsung mencemari pemukiman, sawah, perkebunan dan aliran sungai di warga sekitar.
"Setelah dapat kabar dari masyarakat saya langsung ke lapangan melakukan pengecekan, Dan pencemaran minyak ini sudah sampai ke dekat desa sekitar 100 meter dari desa," ujar Sariono, Rabu (13/2/2013).
Menurutnya, persoalan pencemaran ini sudah dilaporkan ke pihak perusahaan. Dari pihak perusahan mengatakan akan menanggulangi kebocoran tersebut dengan menambal titik pipa yang bocor.
"Sebagai Kades tetap menginginkan pipa yang bocor diperbaiki secara permanen. Karena warga yang dirugikan," tegas dia.
Selain itu pencemaran ini mengakibatkan beberapa warga yang tinggal di bantaran sungai tidak dapat memanfaatkan air sungai lagi karena sudah tercemar minyak.
Terpisah, Arsan (37) warga Desa Pauh mengatakan, tumpahan minyak mentah itu menggenangi seluruh pemukiman dan perkebunan warga. Sebab, air sudah meluap karena banjir dan minyak cepat merambat.
Seperti kebun karet, sawit dan persawahan, warga tampak menghitam akibat tumpahan minyak tersebut.
"Sebenarnya jarak dari titik bocornya pipa minyak PT Serelaya cukup jauh sekitar lima kilometer, tetapi karena banjir tumpahan minyak terbawa sampai desa," terangnya.
Warga berencana menuntut ganti rugi dari pihak perusahaan. Karena akibat bocornya pipa mereka, sejumlah tanaman serta padi milik warga terancam mati.
Terpisah, Perwakilan PT Seralaya Merangin II, Deni Sanjaya, Rico dan Irvan saat dikonfirmasi tidak dapat dihubungi melalui telepon selularnya. Bahkan telah dikirim pesan singkat juga tidak dibalas. Termasuk pemilik PT Serelaya Merangin II Edi Tampi juga tidak bisa dihubungi.
(ysw)