Pengusaha batik Kulonprogo abaikan IPAL
A
A
A
Sindonews.com - Hampir semua pengusaa batik di Kulonprogo tak memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Padahal, IPAL bersifat wajib agar limbah yang dibuang memenuhi standar baku mutu.
"Hampir semua pengusaha batik belum punya IPAL. Dari sekian banyak banyak pengusaha itu hanya satu saja yang sudah punya. Itu pun kecil," kata Heri Purnomo, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kulonprogo, Senin (11/2/2013).
Menurut Heri, sesuai ketentuan pengusaha seharusnya membuat IPAL yang terkoneksi. Baik itu komunal atau lainnya. Dengan demikian, limbah yang dikeluarkan tidak lagi berbahaya karena sudah memenuhi standar baku mutu.
Apalagi, kata dia, pengusaha banyak yang menggunakan bahan kimia dalam memproduksi batik seperti Hcl maupun Nitrit. Sedangkan warna indigo sedikit digunakan karena tidak menarik.
"Padahal indigo jauh lebih aman," katanya.
Dia menambahkan, studi terkait IPAL tengah dilakukan Bappeda dan hingga kini belum selesai.
"Hasilnya seperti apa kita belum tahu apakah nanti dibuat komunal atau bagaimana, sampai sekarang belum ditentukan," tambahnya.
"Hampir semua pengusaha batik belum punya IPAL. Dari sekian banyak banyak pengusaha itu hanya satu saja yang sudah punya. Itu pun kecil," kata Heri Purnomo, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kulonprogo, Senin (11/2/2013).
Menurut Heri, sesuai ketentuan pengusaha seharusnya membuat IPAL yang terkoneksi. Baik itu komunal atau lainnya. Dengan demikian, limbah yang dikeluarkan tidak lagi berbahaya karena sudah memenuhi standar baku mutu.
Apalagi, kata dia, pengusaha banyak yang menggunakan bahan kimia dalam memproduksi batik seperti Hcl maupun Nitrit. Sedangkan warna indigo sedikit digunakan karena tidak menarik.
"Padahal indigo jauh lebih aman," katanya.
Dia menambahkan, studi terkait IPAL tengah dilakukan Bappeda dan hingga kini belum selesai.
"Hasilnya seperti apa kita belum tahu apakah nanti dibuat komunal atau bagaimana, sampai sekarang belum ditentukan," tambahnya.
(ysw)