Puting beliung sapu 5 dusun, 51 rumah rusak
A
A
A
Sindonews.com - Bencana angin puting beliung menyapu permukiman warga di lima dusun di Desa/Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. Kelima dusun itu, yakni Dusun Cisema, Cibereum, Karanganyar, Rancah Hilir dan Rancah Girang.
Akibat peristiwa itu, sedikitnya 51 rumah warga rusak, terdiri dari satu rumah warga hancur, 26 rumah rusak berat dan 24 rumah lainya rusak ringan. Sebagian besar rumah rusak, akibat terkena pohon tumbang akibat tiupan angin puting beliung.
Selain merusak 51 rumah, angin puting beliung juga memutus jalur telepon dan aliran listrik. Dua buah tiang listrik, runtuh akibat kabel listrik tertimpa pohon tumbang. Dari lima dusun yang terkena bencana angin puting beliung, hingga sore kemarin masih ada dua dusun yang terkena dampak pemadaman aliran listrik.
“Ada dua gardu atau tiang listrik yang runtuh. Satu tiang, sudah diperbaiki beberapa saat setelah kejadian, sedangkan satu tiang lainya masih dalam perbaikan. Ada dua dusun yaitu dusun Cisema dan Cibereum yang masih terkena dampak pemadaman listrik,” kata Sekretaris Desa Rancah Toto Suryanto, Selasa (29/1/2013).
Menurut Toto, untuk pohon tumbang jumlahnya mencapai ratusan. Yang dilakukan pendataan saat ini baru terfokus pada jumlah rumah yang rusak. Hasil pendataan sementara, sebanyak 25 rumah rusak di Cisema, 10 rumah di Cibereum, empat rumah di Karanganyar, dua rumah di Rancah Hilir dan 10 rumah di Rancah Girang.
“Semuanya ada 51 rumah, paling parah ada rumah yang sampai hancur tertimpa pohon albasia dan mahoni yaitu rumah milik Rumi, 71, di Dusun Cibereum RT04/18,” sebut Toto.
Camat Rancah Yayat Kiswayat menyebutkan, dari 51 rumah yang rusak akibat bencana angin puting beliung, sejumlah rumah rusak ringan beberapa saat setelah kejadian sudah dilakukan perbaikan dengan cara gotong-royong masyarakat setempat.
“Sementara, untuk penaganan rumah rusak berat dan sedang kami sudah berkoordinasi dengan TNI, Tagana dan tokoh masyarakat, semua langsung terjun melakukan perbaikan,” terang Yayat.
Begitu juga untuk aliran listrik yang masih padam, kami sudah memintan PLN setempat untuk melakukan perbaikan. Dan saat ini tinggal satu tiang yang sedang dilakukan perbaikan. Untuk bantuan, memang belum ada karena laporan yang disampaikan ke Pemda baru dalam bentuk lisan.
“Laporan administrasi tertulis baru kami kirim hari ini,” terang Yayat.
Kepala Seksi Trantib Kecamatan Rancah Darsim menambahkan, bencana angin puting beliung yang melanda Kecamatan Rancah bukan yang pertama kalinya. Menurut Darsim, bencana serupa sempat terjadi pada Selasa 8 Januari 2013, lalu. Akibat peristiwa itu, enam rumah warga juga dilaporkan rusak.
“Kawasan rancah terutama Desa Rancah memang merupakan kawasan rawan terjadi bencana angin puting beliung dan tanah longsor,” terang Darsim.
Sementara itu, bencana angin puting beliung juga terjadi di Dusun/Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku. Sedikitnya tiga rumah milik Kusnadi (52); Amok (60); dan Toyip (50), rusak akibat tertimpa pohon tumbang.
“Angin puting beliung terjadi bersamaan dnegan hujan deras yang terjadi Senin 28 Januari 2013, sore. Akibatnya sejumlah pohon bertumbangan mengenai rumah kami. Untuk penaganan sementara, warga melakukan perbaikan dengan cara bergotong-royong,” terang Kusnadi.
Akibat peristiwa itu, sedikitnya 51 rumah warga rusak, terdiri dari satu rumah warga hancur, 26 rumah rusak berat dan 24 rumah lainya rusak ringan. Sebagian besar rumah rusak, akibat terkena pohon tumbang akibat tiupan angin puting beliung.
Selain merusak 51 rumah, angin puting beliung juga memutus jalur telepon dan aliran listrik. Dua buah tiang listrik, runtuh akibat kabel listrik tertimpa pohon tumbang. Dari lima dusun yang terkena bencana angin puting beliung, hingga sore kemarin masih ada dua dusun yang terkena dampak pemadaman aliran listrik.
“Ada dua gardu atau tiang listrik yang runtuh. Satu tiang, sudah diperbaiki beberapa saat setelah kejadian, sedangkan satu tiang lainya masih dalam perbaikan. Ada dua dusun yaitu dusun Cisema dan Cibereum yang masih terkena dampak pemadaman listrik,” kata Sekretaris Desa Rancah Toto Suryanto, Selasa (29/1/2013).
Menurut Toto, untuk pohon tumbang jumlahnya mencapai ratusan. Yang dilakukan pendataan saat ini baru terfokus pada jumlah rumah yang rusak. Hasil pendataan sementara, sebanyak 25 rumah rusak di Cisema, 10 rumah di Cibereum, empat rumah di Karanganyar, dua rumah di Rancah Hilir dan 10 rumah di Rancah Girang.
“Semuanya ada 51 rumah, paling parah ada rumah yang sampai hancur tertimpa pohon albasia dan mahoni yaitu rumah milik Rumi, 71, di Dusun Cibereum RT04/18,” sebut Toto.
Camat Rancah Yayat Kiswayat menyebutkan, dari 51 rumah yang rusak akibat bencana angin puting beliung, sejumlah rumah rusak ringan beberapa saat setelah kejadian sudah dilakukan perbaikan dengan cara gotong-royong masyarakat setempat.
“Sementara, untuk penaganan rumah rusak berat dan sedang kami sudah berkoordinasi dengan TNI, Tagana dan tokoh masyarakat, semua langsung terjun melakukan perbaikan,” terang Yayat.
Begitu juga untuk aliran listrik yang masih padam, kami sudah memintan PLN setempat untuk melakukan perbaikan. Dan saat ini tinggal satu tiang yang sedang dilakukan perbaikan. Untuk bantuan, memang belum ada karena laporan yang disampaikan ke Pemda baru dalam bentuk lisan.
“Laporan administrasi tertulis baru kami kirim hari ini,” terang Yayat.
Kepala Seksi Trantib Kecamatan Rancah Darsim menambahkan, bencana angin puting beliung yang melanda Kecamatan Rancah bukan yang pertama kalinya. Menurut Darsim, bencana serupa sempat terjadi pada Selasa 8 Januari 2013, lalu. Akibat peristiwa itu, enam rumah warga juga dilaporkan rusak.
“Kawasan rancah terutama Desa Rancah memang merupakan kawasan rawan terjadi bencana angin puting beliung dan tanah longsor,” terang Darsim.
Sementara itu, bencana angin puting beliung juga terjadi di Dusun/Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku. Sedikitnya tiga rumah milik Kusnadi (52); Amok (60); dan Toyip (50), rusak akibat tertimpa pohon tumbang.
“Angin puting beliung terjadi bersamaan dnegan hujan deras yang terjadi Senin 28 Januari 2013, sore. Akibatnya sejumlah pohon bertumbangan mengenai rumah kami. Untuk penaganan sementara, warga melakukan perbaikan dengan cara bergotong-royong,” terang Kusnadi.
(rsa)