Ngumpet di rumah malah kesambar petir
A
A
A
Sindonews.com – Dua warga Desa Lubuh Layang Ilir, Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat, SUmatera Selatan menjadi korban keganasan petir. Ironisnya, kedua korban yang tinggal bersebelahan ini tewas tersambar petir ketika sedang berlindung di dalam rumahnya.
Peristiwa yang terjadi Minggu 27 Januari 2013 sore ini membuat desa gempar. Apalagi seisi rumah juga ikut menjadi korban keganasan petir tersebut.
Dua orang tewas tersambar petir yakni Neti Anita Susanti (29) dan Alamsyah Sahirin (29). Selain itu, Suami korban Neti dan anaknya, Cut Anan Mulia juga harus dilarikan ke puskesmas setempat akibat luka bakar yang serius di kaki kiri keduanya.
Informasi di lapangan menyebutkan, peristiwa nahas tersebut terjadi saat hujan deras disertai angin berlangsung kurang dari dua jam. Tak lama, terdengar suara petir yang cukup besar disertai dentuman keras dari arah rumah korban Alamsyah.
Salah seorang warga setempat, Almaqdoni mengaku, saat itu dia bermaksud mencari suara dentuman keras usai petir menyambar. Ternyata benar, ia menemukan korban Alamsyah yang saat itu sudah terkapar tepat di pintu rumah bagian belakangnya sendiri.
“Suaranya sangat keras. Bahkan ada yang melihat ada api yang memercik dirumah Alamsyah. Korban (Alamsyah) sendiri saat ditemukan sudah tidak bernyawa,” kata dia di rumahnya, Senin (28/1/2013).
Melihat hal itu, dibawah guyuran hujan Almaqdoni lantas berteriak meminta pertolongan warga sekitar dan mengangkat korban.
Tingginya kekuatan petir tersebut juga menghantam kediaman Iskandar dan Neti yang juga tetangga korban Alamsyah. Saat petir menyambar rumahnya, Iskandar dan Neti beserta anaknya tengah duduk di dalam rumah.
Karena angin semakin kencang, ketiganya lantas pindah ke dalam kamar. Nahas bagi korban Neti. Saat dirinya tengah melipat pakaian di dalam kamar itulah, petir yang menyambar Alamsyah, juga menyambar dirinya hingga mengalami luka bakar di sekujur tubuh.
“Istri aku lagi melipat pakaian dan terdengar suara keras yang membuat istri aku terkapar, aku sama anak aku (Cut Anan Mulia) juga luka bakar,” katanya.
Melihat sang istri terkulai tak berdaya itu, Iskandar lantas berteriak meminta pertolongan. Sayang, upaya yang dilakukannya sia sia. Sang istri menghembuskan nafas terakhirnya saat dibawa ke puskesmas.
“Suara petirnya besar seperti ledakan,” ujar pria yang berasal dari Nangroe Aceh Darussalam ini sembari terisak.
Kerasnya sambaran petir tersebut, juga membuat dinding rumah miliknya yang terbuat dari kayu hangus dimakan api serta pohon kelapa yang berada disamping rumahnya ikut terbakar.
Terpisah, Kepala Puskesmas Bungamas, dr Elly membenarkan korban sempat dibawa ke Puskemas Bungamas namun kondisinya sudah tewas dan mengalami luka memar di seluruh tubuh.
“Kedua korban mengalami luka memar diseluruh tubuh karena sambaran petir namun tidak mengelupas,” katanya. Saat ini, baik korban Alamsyah maupun Neti telah dimakamkan di pemakaman umum desa oleh pihak keluarga masing masing.
Peristiwa yang terjadi Minggu 27 Januari 2013 sore ini membuat desa gempar. Apalagi seisi rumah juga ikut menjadi korban keganasan petir tersebut.
Dua orang tewas tersambar petir yakni Neti Anita Susanti (29) dan Alamsyah Sahirin (29). Selain itu, Suami korban Neti dan anaknya, Cut Anan Mulia juga harus dilarikan ke puskesmas setempat akibat luka bakar yang serius di kaki kiri keduanya.
Informasi di lapangan menyebutkan, peristiwa nahas tersebut terjadi saat hujan deras disertai angin berlangsung kurang dari dua jam. Tak lama, terdengar suara petir yang cukup besar disertai dentuman keras dari arah rumah korban Alamsyah.
Salah seorang warga setempat, Almaqdoni mengaku, saat itu dia bermaksud mencari suara dentuman keras usai petir menyambar. Ternyata benar, ia menemukan korban Alamsyah yang saat itu sudah terkapar tepat di pintu rumah bagian belakangnya sendiri.
“Suaranya sangat keras. Bahkan ada yang melihat ada api yang memercik dirumah Alamsyah. Korban (Alamsyah) sendiri saat ditemukan sudah tidak bernyawa,” kata dia di rumahnya, Senin (28/1/2013).
Melihat hal itu, dibawah guyuran hujan Almaqdoni lantas berteriak meminta pertolongan warga sekitar dan mengangkat korban.
Tingginya kekuatan petir tersebut juga menghantam kediaman Iskandar dan Neti yang juga tetangga korban Alamsyah. Saat petir menyambar rumahnya, Iskandar dan Neti beserta anaknya tengah duduk di dalam rumah.
Karena angin semakin kencang, ketiganya lantas pindah ke dalam kamar. Nahas bagi korban Neti. Saat dirinya tengah melipat pakaian di dalam kamar itulah, petir yang menyambar Alamsyah, juga menyambar dirinya hingga mengalami luka bakar di sekujur tubuh.
“Istri aku lagi melipat pakaian dan terdengar suara keras yang membuat istri aku terkapar, aku sama anak aku (Cut Anan Mulia) juga luka bakar,” katanya.
Melihat sang istri terkulai tak berdaya itu, Iskandar lantas berteriak meminta pertolongan. Sayang, upaya yang dilakukannya sia sia. Sang istri menghembuskan nafas terakhirnya saat dibawa ke puskesmas.
“Suara petirnya besar seperti ledakan,” ujar pria yang berasal dari Nangroe Aceh Darussalam ini sembari terisak.
Kerasnya sambaran petir tersebut, juga membuat dinding rumah miliknya yang terbuat dari kayu hangus dimakan api serta pohon kelapa yang berada disamping rumahnya ikut terbakar.
Terpisah, Kepala Puskesmas Bungamas, dr Elly membenarkan korban sempat dibawa ke Puskemas Bungamas namun kondisinya sudah tewas dan mengalami luka memar di seluruh tubuh.
“Kedua korban mengalami luka memar diseluruh tubuh karena sambaran petir namun tidak mengelupas,” katanya. Saat ini, baik korban Alamsyah maupun Neti telah dimakamkan di pemakaman umum desa oleh pihak keluarga masing masing.
(ysw)