Sungai meluap, puluhan hektare sawah terendam
A
A
A
Sindonews.com – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Tanjung Sakti PUMI, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, membuat dua sungai meluap. Limpasan air sungai ini yang membuat puluhan hektare sawah terendam.
Hingga kini, debit sungai yakni Sungai Manna dan Sungai Beringin masih meninggi. Warga khawatir, jika kondisi ini terus terjadi, produksi tanaman warga bakal mengalami gagal panen (puso).
Informasi di lapangan, total areal sawah warga yang terendam mencapai 21,8 hektare. Angka ini meliputi tanaman padi yang hampir panen seluas 0,5 hektare, ada di Desa Pulau Panggung, padi berumur dua bulan seluas 0,5 hektare di Desa Sindang Panjang.
Sedangkan bibit padi yang berumur 2-3 minggu, seluas 19,3 hektare tersebar di Desa Tanjung Sakti, Negeri Kaya, Gunung Kembang, Benteng, Ulak Lebar, Pajar Bulan, Lubuk Tabun, Tanjung Bulan, Masam Bulau, Gunung Kerto, Pagar Jati, Sindang Panjang, dan juga Desa Pulau Panggung.
“Semuanya masuk dalam Kecamatan Tanjung Sakti PUMI. Posisi kawasan sendiri memang berada di tengah-tengah antara Sungai Manna dan Sungai Beringin, yang sejak kemarin terendam air,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH), Agustia Budiman, melalui Sekretaris, Irsan, didampingi Kabid Tanaman Pangan, Amirudin, Rabu (23/1/2013).
Saat ini pihak Pemkab Lahat, tengah melakukan pendataan ulang tentang kondisi di lapangan. Terutama sekali mengenai kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir tersebut.
“Pendataan terus dilakukan hingga sore (kemarin) ini. Memang tak ada korban jiwa atau rumah warga yang rusak. Namun, untuk sawah dan kebun warga, sejauh ini banyak yang rusak,” kata dia.
Sementara itu, Kades Gunung Kerto, Sirianto juga mengakui kondisi tersebut. Menurutnya, air sendiri mulai meluap dari Sungai Manna sejak pukul 18.00 WIB Senin 22 Januari 2013 kemarin dan terus meluas.
“Sudah langganan tiap tahun jika hujan lebat Desa Negeri Kaya, banjir karena (Sungai) Ayek Manna atau (Sungai) Ayek Beringin meluap dan sawah banyak yang tenggelam, tahun ini nampaknya kerugian yang ada lebih besar,” katanya saat dihubungi lewat ponselnya.
Camat Tanjung Sakti PUMI, Helman menjelaskan, dugaan awal penyebab banjir memang meluapnya sungai Ayek Manna dan Ayek Beringin. Tapi juga kuat dugaan, akibat tembok penahan, sepanjang sekitar 30 meteran ambruk, dan air langsung menghantam pedesaan yang berada di tepi sungai.
Selain kerusakan lahan sawah, lanjutnya, kerusakan juga ada di bangunan lain, seperti jembatan gantung, dan juga areal pekuburan massa yang ada.
Dalam waktu dekat dikemukakan Helman, pihaknya akan segera melaporkan kejadian ini ke Pemkab Lahat, guna mengambil langkah selanjutnya.
Hingga kini, debit sungai yakni Sungai Manna dan Sungai Beringin masih meninggi. Warga khawatir, jika kondisi ini terus terjadi, produksi tanaman warga bakal mengalami gagal panen (puso).
Informasi di lapangan, total areal sawah warga yang terendam mencapai 21,8 hektare. Angka ini meliputi tanaman padi yang hampir panen seluas 0,5 hektare, ada di Desa Pulau Panggung, padi berumur dua bulan seluas 0,5 hektare di Desa Sindang Panjang.
Sedangkan bibit padi yang berumur 2-3 minggu, seluas 19,3 hektare tersebar di Desa Tanjung Sakti, Negeri Kaya, Gunung Kembang, Benteng, Ulak Lebar, Pajar Bulan, Lubuk Tabun, Tanjung Bulan, Masam Bulau, Gunung Kerto, Pagar Jati, Sindang Panjang, dan juga Desa Pulau Panggung.
“Semuanya masuk dalam Kecamatan Tanjung Sakti PUMI. Posisi kawasan sendiri memang berada di tengah-tengah antara Sungai Manna dan Sungai Beringin, yang sejak kemarin terendam air,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH), Agustia Budiman, melalui Sekretaris, Irsan, didampingi Kabid Tanaman Pangan, Amirudin, Rabu (23/1/2013).
Saat ini pihak Pemkab Lahat, tengah melakukan pendataan ulang tentang kondisi di lapangan. Terutama sekali mengenai kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir tersebut.
“Pendataan terus dilakukan hingga sore (kemarin) ini. Memang tak ada korban jiwa atau rumah warga yang rusak. Namun, untuk sawah dan kebun warga, sejauh ini banyak yang rusak,” kata dia.
Sementara itu, Kades Gunung Kerto, Sirianto juga mengakui kondisi tersebut. Menurutnya, air sendiri mulai meluap dari Sungai Manna sejak pukul 18.00 WIB Senin 22 Januari 2013 kemarin dan terus meluas.
“Sudah langganan tiap tahun jika hujan lebat Desa Negeri Kaya, banjir karena (Sungai) Ayek Manna atau (Sungai) Ayek Beringin meluap dan sawah banyak yang tenggelam, tahun ini nampaknya kerugian yang ada lebih besar,” katanya saat dihubungi lewat ponselnya.
Camat Tanjung Sakti PUMI, Helman menjelaskan, dugaan awal penyebab banjir memang meluapnya sungai Ayek Manna dan Ayek Beringin. Tapi juga kuat dugaan, akibat tembok penahan, sepanjang sekitar 30 meteran ambruk, dan air langsung menghantam pedesaan yang berada di tepi sungai.
Selain kerusakan lahan sawah, lanjutnya, kerusakan juga ada di bangunan lain, seperti jembatan gantung, dan juga areal pekuburan massa yang ada.
Dalam waktu dekat dikemukakan Helman, pihaknya akan segera melaporkan kejadian ini ke Pemkab Lahat, guna mengambil langkah selanjutnya.
(ysw)