Baru diberi nama, anak Sartinah dibawa kabur
A
A
A
Sindonews.com - Nasib nahas dialami oleh pasangan suami-istri (pasutri) Edi Rohaedi-Sartinah, warga Rt 05/02, Blok Karyalaksana, Desa Batujaya, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka.
Pasalnya, anak laki-laki ke empatnya yang baru lahir diculik oleh orang yang baru dikenalnya beberapa hari.
Saat ditemui di kediamannya, Sartinah mengaku musibah tersebut berawal dari perkenalannya dengan seorang yang mengaku bernama Yanti, warga Tolengas, Kabupaten Sumedang saat proses persalinan di RSUD Majalengka.
Saat bertemu pertama kali tersebut, jelas Sartinah, Yanti mengaku sedang menengok keluarganya yang sedang melahirkan di ruang bersalin sebelah.
“Dari pertemuan itu, dia minta alamat Saya. Terus berjani akan datang untuk membantu proses perawatan anak saya yang baru lahir itu,” kata Sartinah, Rabu (16/1/2013).
Karena tidak menaruh curiga, Sartinah akhirnya memberikan alamat tempat tinggal dirinya. Selang beberapa hari setelah pulang dari RS, tepatnya pada hari Kamis 10 Januari 2013, Yanti memenuhi janjinya untuk datang ke rumah pasutri tersebut.
“Saat datang, dia nanya kapan acara syukuran anak saya. Terus dia janji akan datang lagi membawa makanan untuk kepentingan syukuran tersebut. Ya, akhirnya saya kasih tau bahwa syukuran akan dilakukan pada hari Senin 12 Januari 2013,” ungkap dia.
Pada hari H syukuran, Yanti kembali memenuhi janjinya dengan membawa sejumlah makanan untuk kebutuhan syukuran tersebut. Bahkan, pada kedatangannya yang ke dua kalinya itu, Yanti sempat menginap di rumah Sartinah selama satu malam.
“Dia datang hari Senin dengan membawa berapa makanan. Bahkan dia sempat menginap pada malam Selasa,” jelas dia.
Keesokan harinya, tepatnya pada hari Selasa 15 Januari 2013, Yanti mengajak Sartinah untuk mengambil uang di ATM. Uang tersebut, jelas Sartinah, nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bayinya itu.
“Janjinya akan dikasih uang sebesar Rp500 Ribu. Akhirnya, Saya bersama dia dan bayi berangkat ke Cigasong dengan menggunakan ojek untuk mengambil uang itu,” ungkap dia.
Namun, sesampainya di pasar Cigasong, Yanti meminta agar Sartinah terlebih dahulu membeli sayuran untuk keperluan di rumah. Sementara bayi sendiri, masih berada di gendongan Yanti.
“Dari mulai di rumah, anak saya di bawa dia, saya sudah meminta agar Saya yang bawa dengan alasan unuk disusui. Tapi dia kukuh ingin membawa anak saya, dan dia bilang untuk nyusu bisa dari dot yang dia bawa. Itu berlangsung sampai di pasar dan saya beli sayuran,” ungkap dia.
Berbekal uang Rp50 ribu dari Yanti, Sartinah akhirnya masuk ke dalam pasar Cigasong untuk membeli sejumlah kebutuhan. Selang sekitar 30 menit, Sartinah kembali ke tempat semula dirinya meninggalkan Yanti dengan anaknya itu.
“Sebelum Saya belanja, Yanti bilang mau ambil uang dulu ke ATM dan Saya diminta menunggu di tempat semula. Namun, setelah sekitar tiga jam menunggu, dia dan bayi saya tidak kembali juga,” ungkap dia.
Mengetahui bayi laki-laki yang diberi nama Muhammad Iman Aldiansyah tersebut menjadi korban penculikan, Sartinah akhirnya melaporkan peristiwa tersebut ke aparat desa setempat. Dengan didampingi oleh aparart desa, Sartinah kemudian melapor ke Polsek Cigasong pada hari yang sama.
Sementara itu, Kapolsek Cigasong AKP Kustadi melalui Kanit Reskrim, Aiptu Solihin menjelaskan pihaknya sudah memintai keterangan dari enam orang saksi. Kapolsek menjelaskan, pihaknya masih melakukan penyledikin terhadap kasus yang menimpa Sartinah tersebut.
“Hari ini, sudah ada enam orang saksi yang dimintai keterangan. Termasuk dari orang tua bayi itu,” jelas dia.
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari orang tua bayi, ciri-ciri pelaku penculikan diantaranya rambut sebahu, berbucara Bahasa Sunda dengan logat Jawa, ada tai lalat sebesar kacang hijau di bagian bawah mata kiri. Adapun untuk bayi yang diculik, terdapat tanda-tanda seperti toh di bagian bawah pusar.
Pasalnya, anak laki-laki ke empatnya yang baru lahir diculik oleh orang yang baru dikenalnya beberapa hari.
Saat ditemui di kediamannya, Sartinah mengaku musibah tersebut berawal dari perkenalannya dengan seorang yang mengaku bernama Yanti, warga Tolengas, Kabupaten Sumedang saat proses persalinan di RSUD Majalengka.
Saat bertemu pertama kali tersebut, jelas Sartinah, Yanti mengaku sedang menengok keluarganya yang sedang melahirkan di ruang bersalin sebelah.
“Dari pertemuan itu, dia minta alamat Saya. Terus berjani akan datang untuk membantu proses perawatan anak saya yang baru lahir itu,” kata Sartinah, Rabu (16/1/2013).
Karena tidak menaruh curiga, Sartinah akhirnya memberikan alamat tempat tinggal dirinya. Selang beberapa hari setelah pulang dari RS, tepatnya pada hari Kamis 10 Januari 2013, Yanti memenuhi janjinya untuk datang ke rumah pasutri tersebut.
“Saat datang, dia nanya kapan acara syukuran anak saya. Terus dia janji akan datang lagi membawa makanan untuk kepentingan syukuran tersebut. Ya, akhirnya saya kasih tau bahwa syukuran akan dilakukan pada hari Senin 12 Januari 2013,” ungkap dia.
Pada hari H syukuran, Yanti kembali memenuhi janjinya dengan membawa sejumlah makanan untuk kebutuhan syukuran tersebut. Bahkan, pada kedatangannya yang ke dua kalinya itu, Yanti sempat menginap di rumah Sartinah selama satu malam.
“Dia datang hari Senin dengan membawa berapa makanan. Bahkan dia sempat menginap pada malam Selasa,” jelas dia.
Keesokan harinya, tepatnya pada hari Selasa 15 Januari 2013, Yanti mengajak Sartinah untuk mengambil uang di ATM. Uang tersebut, jelas Sartinah, nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bayinya itu.
“Janjinya akan dikasih uang sebesar Rp500 Ribu. Akhirnya, Saya bersama dia dan bayi berangkat ke Cigasong dengan menggunakan ojek untuk mengambil uang itu,” ungkap dia.
Namun, sesampainya di pasar Cigasong, Yanti meminta agar Sartinah terlebih dahulu membeli sayuran untuk keperluan di rumah. Sementara bayi sendiri, masih berada di gendongan Yanti.
“Dari mulai di rumah, anak saya di bawa dia, saya sudah meminta agar Saya yang bawa dengan alasan unuk disusui. Tapi dia kukuh ingin membawa anak saya, dan dia bilang untuk nyusu bisa dari dot yang dia bawa. Itu berlangsung sampai di pasar dan saya beli sayuran,” ungkap dia.
Berbekal uang Rp50 ribu dari Yanti, Sartinah akhirnya masuk ke dalam pasar Cigasong untuk membeli sejumlah kebutuhan. Selang sekitar 30 menit, Sartinah kembali ke tempat semula dirinya meninggalkan Yanti dengan anaknya itu.
“Sebelum Saya belanja, Yanti bilang mau ambil uang dulu ke ATM dan Saya diminta menunggu di tempat semula. Namun, setelah sekitar tiga jam menunggu, dia dan bayi saya tidak kembali juga,” ungkap dia.
Mengetahui bayi laki-laki yang diberi nama Muhammad Iman Aldiansyah tersebut menjadi korban penculikan, Sartinah akhirnya melaporkan peristiwa tersebut ke aparat desa setempat. Dengan didampingi oleh aparart desa, Sartinah kemudian melapor ke Polsek Cigasong pada hari yang sama.
Sementara itu, Kapolsek Cigasong AKP Kustadi melalui Kanit Reskrim, Aiptu Solihin menjelaskan pihaknya sudah memintai keterangan dari enam orang saksi. Kapolsek menjelaskan, pihaknya masih melakukan penyledikin terhadap kasus yang menimpa Sartinah tersebut.
“Hari ini, sudah ada enam orang saksi yang dimintai keterangan. Termasuk dari orang tua bayi itu,” jelas dia.
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari orang tua bayi, ciri-ciri pelaku penculikan diantaranya rambut sebahu, berbucara Bahasa Sunda dengan logat Jawa, ada tai lalat sebesar kacang hijau di bagian bawah mata kiri. Adapun untuk bayi yang diculik, terdapat tanda-tanda seperti toh di bagian bawah pusar.
(rsa)