TKW tewas di Malaysia dimakamkan di kampung halaman
A
A
A
Sindonews.com - Jenazah tenaga kerja wanita (TKW) Kabupaten Musi Rawas (Mura) akhirnya dikebumikan pihak keluarga di Desa Sungai Bungin usai disalatkan di Masjid Nurul Yamin tak jauh dari desanya Dusun 2, Desa Bukit Langkap.
Ratusan pelayat mengiringi proses pemakaman jenazah almarhumah yang meninggalkan seorang suami dan tujuh anak ini.
Isak tangis dan duka mendalam terlihat jelas dari Burlian (42), suami almarhumah, meski tampak tegar menerima kematian istrinya. Termasuk dengan ketujuh anak mereka. Sedangkan anak tertua almarhumah dan adik-adiknya juga tak kuasa menahan haru dan menangis. Tetapi berusaha tegar menerima kepergian ibunda tercintanya.
"Waktu Ibu berangkat ke Malaysia, saya ada di Jambi kerja. Tapi saya masih ingat ibu titip pesan ketika saya akan berangkat ke Jambi. Ibu ngomong bekerja dengan benar, bila mendapatkan uang gaji disimpan, jangan boros," kata Tarmizi, Minggu (13/1/2013).
Sekarang, saya dan adik-adik merindukan perhatian dan kasih sayang sosok ibu yang telah tiada. Bahkan pesan ibu yang sekarang masih diingat untuk tidak berpacaran lama-lama dan diingatkan pula agar terlebih dahulu bekerja buat modal menikah.
"Untuk apa pacaran lama-lama, mending langsung nikah. Tapi harus caru duit dulu, cari kerjaan, takutnya nanti menyesal," pungkasnya menirukan ucapan almarhumah.
Kepala Dinas (Kadis) Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Setda Kabupaten Musi Rawas (Mura) A Murtin mengatakan, jenazah TKW berangkat dari Rumah Sakit Bhayangkara dari Palembang sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelum diberangkatkan jenazah dilakukan autopsi sesuai dengan permintaan keluarga.
Hasilnya di tubuh almarhumah tidak ditemukan organ tubuh yang hilang. Bahkan tidak ada penganiayaan di tubuh almarhumah.
"Saya bisa pastikan itu karena hasil keterangan dokter di RS Bhayangkara dan hal itu dilakukan untuk menepis isu-isu negatif yang menyatakan kematian almarhumah," ujar Murtin usai melakukan autopsi jenazah almarhumah, Minggu (13/1/2013).
Menurut Murtin, Disnakertrans sudah melakukan tindakan dari awal mendapat kematian TKW Mura dan melakukan pelacakan hingga pengurusan kepulangan jenazah TKW tersebut. "Diharapkan pihak keluarga sabar dengan musibah yang dialami dan menjadikan pelajaran bagi masyarakat lainnya untuk tidak tergiur dengan janji palsu yang menjadikan TKI di luar negeri melalui jalur ilegal," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kabupaten Mura, AKBP M Barly Ramadhani menyesalkan tidak adanya koordinasi terkait penanganan TKW Mura. "Dari awal mendapatkan surat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) langsung dikoordinasikan untuk melacak keluarga almarhumah. Namun setelah proses yang ada tidak ada informasi mengenai tindak lanjutnya," tegas Barly.
Barly menegaskan, pihaknya tetap melakukan penyelidikan terhadap bagaimana almarhumah bisa berangkat ke luar negeri seperti yang diinformasikan melalui jalur illegal.
"Kita tetap melacak dan memburu oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan aksi rekuitmen TKI. Sehingga, peran masyarakat, dan yang menjadi korban melaporkan kejadian tersebut ke polisi," ungkapnya.
Dia menambahkan, harapan dan imbauan itu agar melindungi masyarakat Kabupaten Mura jangan lagi menjadi korban terhadap oknum-oknum dan PJTKI ilegal yang menjanjikan TKI di luar negeri.
Terpisah, Camat Karang Jaya, Alwi Roham, mengatakan pihaknya bersama dengan perangkat desa Desa melakukan pendataan jumlah warganya yang menjadi TKI di luar negeri dan diduga mereka melalui PJTKI illegal.
Berdasarkan data tahun 2009 lalu, sebanyak tiga orang warga Dusun 2, Desa Bukit Langkap bekerja menjadi TKI di Malaysia termasuk dengan almarhumah Dismawati yang meninggal dunia.
"Dua sudah balik lagi ke sini, satu termasuk almarhumah. Kita belum tahu pasti, apakah mereka sebelumnya disalurkan oleh oknum yang menawarkan jasa untuk bekerja ke luar negeri secara ilegal atau bukan. Hingga kini kita tengah mengumpulkan informasi," kata Alwi Roham.
Alwi menjelaskan, dirinya sudah memerintahkan seluruh perangkat memberikan sosialisasi kepada masyarakat di 14 Desa agar tidak mudah percaya bila ada perusahaan atau oknum yang mengaku menawarkan pekerjaan dengan iming-iming gaji besar ke luar negeri.
"Setelah kejadian ini, saya harap kalau ada perusahaan atau oknum silakan lapor ke pihak desa, lurah atau kecamatan. Kalaupun ingin bekerja ke luar negeri supaya berangkat melalui PJTKI resmi," tegas Alwi.
Dia mengakui, hampir sebagian masyarakatnya tinggal di pelosok-pelosok desa di wilayahnya bahkan berpendidikan minim. Sehingga rentan dan mudah dibujuk rayu oknum tak bertanggung jawab yang mengaku-ngaku dapat memberikan pekerjaan dengan gaji besar.
Ratusan pelayat mengiringi proses pemakaman jenazah almarhumah yang meninggalkan seorang suami dan tujuh anak ini.
Isak tangis dan duka mendalam terlihat jelas dari Burlian (42), suami almarhumah, meski tampak tegar menerima kematian istrinya. Termasuk dengan ketujuh anak mereka. Sedangkan anak tertua almarhumah dan adik-adiknya juga tak kuasa menahan haru dan menangis. Tetapi berusaha tegar menerima kepergian ibunda tercintanya.
"Waktu Ibu berangkat ke Malaysia, saya ada di Jambi kerja. Tapi saya masih ingat ibu titip pesan ketika saya akan berangkat ke Jambi. Ibu ngomong bekerja dengan benar, bila mendapatkan uang gaji disimpan, jangan boros," kata Tarmizi, Minggu (13/1/2013).
Sekarang, saya dan adik-adik merindukan perhatian dan kasih sayang sosok ibu yang telah tiada. Bahkan pesan ibu yang sekarang masih diingat untuk tidak berpacaran lama-lama dan diingatkan pula agar terlebih dahulu bekerja buat modal menikah.
"Untuk apa pacaran lama-lama, mending langsung nikah. Tapi harus caru duit dulu, cari kerjaan, takutnya nanti menyesal," pungkasnya menirukan ucapan almarhumah.
Kepala Dinas (Kadis) Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Setda Kabupaten Musi Rawas (Mura) A Murtin mengatakan, jenazah TKW berangkat dari Rumah Sakit Bhayangkara dari Palembang sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelum diberangkatkan jenazah dilakukan autopsi sesuai dengan permintaan keluarga.
Hasilnya di tubuh almarhumah tidak ditemukan organ tubuh yang hilang. Bahkan tidak ada penganiayaan di tubuh almarhumah.
"Saya bisa pastikan itu karena hasil keterangan dokter di RS Bhayangkara dan hal itu dilakukan untuk menepis isu-isu negatif yang menyatakan kematian almarhumah," ujar Murtin usai melakukan autopsi jenazah almarhumah, Minggu (13/1/2013).
Menurut Murtin, Disnakertrans sudah melakukan tindakan dari awal mendapat kematian TKW Mura dan melakukan pelacakan hingga pengurusan kepulangan jenazah TKW tersebut. "Diharapkan pihak keluarga sabar dengan musibah yang dialami dan menjadikan pelajaran bagi masyarakat lainnya untuk tidak tergiur dengan janji palsu yang menjadikan TKI di luar negeri melalui jalur ilegal," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kabupaten Mura, AKBP M Barly Ramadhani menyesalkan tidak adanya koordinasi terkait penanganan TKW Mura. "Dari awal mendapatkan surat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) langsung dikoordinasikan untuk melacak keluarga almarhumah. Namun setelah proses yang ada tidak ada informasi mengenai tindak lanjutnya," tegas Barly.
Barly menegaskan, pihaknya tetap melakukan penyelidikan terhadap bagaimana almarhumah bisa berangkat ke luar negeri seperti yang diinformasikan melalui jalur illegal.
"Kita tetap melacak dan memburu oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan aksi rekuitmen TKI. Sehingga, peran masyarakat, dan yang menjadi korban melaporkan kejadian tersebut ke polisi," ungkapnya.
Dia menambahkan, harapan dan imbauan itu agar melindungi masyarakat Kabupaten Mura jangan lagi menjadi korban terhadap oknum-oknum dan PJTKI ilegal yang menjanjikan TKI di luar negeri.
Terpisah, Camat Karang Jaya, Alwi Roham, mengatakan pihaknya bersama dengan perangkat desa Desa melakukan pendataan jumlah warganya yang menjadi TKI di luar negeri dan diduga mereka melalui PJTKI illegal.
Berdasarkan data tahun 2009 lalu, sebanyak tiga orang warga Dusun 2, Desa Bukit Langkap bekerja menjadi TKI di Malaysia termasuk dengan almarhumah Dismawati yang meninggal dunia.
"Dua sudah balik lagi ke sini, satu termasuk almarhumah. Kita belum tahu pasti, apakah mereka sebelumnya disalurkan oleh oknum yang menawarkan jasa untuk bekerja ke luar negeri secara ilegal atau bukan. Hingga kini kita tengah mengumpulkan informasi," kata Alwi Roham.
Alwi menjelaskan, dirinya sudah memerintahkan seluruh perangkat memberikan sosialisasi kepada masyarakat di 14 Desa agar tidak mudah percaya bila ada perusahaan atau oknum yang mengaku menawarkan pekerjaan dengan iming-iming gaji besar ke luar negeri.
"Setelah kejadian ini, saya harap kalau ada perusahaan atau oknum silakan lapor ke pihak desa, lurah atau kecamatan. Kalaupun ingin bekerja ke luar negeri supaya berangkat melalui PJTKI resmi," tegas Alwi.
Dia mengakui, hampir sebagian masyarakatnya tinggal di pelosok-pelosok desa di wilayahnya bahkan berpendidikan minim. Sehingga rentan dan mudah dibujuk rayu oknum tak bertanggung jawab yang mengaku-ngaku dapat memberikan pekerjaan dengan gaji besar.
(hyk)