Volume sampah bikin 'gerah' Tegal
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kota Tegal merasa gerah dengan keberadaan sampah yang ada di wilayahnya. Maka itu, mereka berupaya mencari solusi sampah yakni dengan menyiapkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
TPST tersebut nantinya akan mengolah sampah dari limbah rumah tangga atau sampah lain, baik organik atau non organik. Hasil dari TPST yakni pupuk kompos dan sejenisnya. Sehingga bisa digunakan untuk mengolah tanaman maupun produk daur ulang sampah lainnya.
Wali Kota Tegal Ikmal Jaya di sela-sela pantauannya di TPST Randugunting menyampaikan, pemerintah setempat saat ini telah mendirikan tiga unit TPST yakni di Kelurahan Kejambon, Randugunting, dan Kraton pada 2013. Harapannya, seluruh kelurahan di kota ini mempunyai TPST sendiri-sendiri.
Mengingat sampah menjadi ancaman serius kota yang mendesak untuk segera tertangani.
"Dengan adanya TPST, maka diharapkan bisa mengurangi sampah kota," katanya, di Kota Tegal, Selasa (08/01/2013).
Menurutnya, hal itu dianggap menjadi sebuah desakan, mengingat sampah menjadi ancaman serius sebuah kota. Ikmal menambahkan, di TPST itu nantinya akan menampung sampah-sampah yang berasal dari rumah tangga dan lingkungan masyarakat setelah sebelumnya sampah terangkut oleh gerobak atau truk sampah dari seluruh wilayah.
"Di TPST, akan ada satu atau dua orang petugas yang bekerja untuk mengolah sampah. Setelah sampah diolah, sampah yang tidak terpakai atau sisanya akan diangkut oleh armada pengangkut sampah menuju tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat," jelasnya.
Dari hasil kalkulasinya, keberadaan TPST mampu mengurangi volume sampah hingga 40-50 persen karena sampah yang bisa didaur ulang diperkirakan bisa mencapai 50 persen.
"Terjadi penghematan sampah yang dibuang," ujarnya.
Menurutnya, TPST yang ada saat ini telah siap beroperasi dan hanya menunggu pengerjaan pemerataan dan pengerasan akses jalan mengingat nantinya akan ada truk sampah yang lewat setiap harinya. Adapun proses pengerjaannya akan dilakukan pada Februari 2013 dengan anggaran yang dialokasikan dari Pemeliharaan di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) setempat.
Sementara itu, Ketua KSM Arum Karya Hendro Sugito selaku penanggung jawab TPST menyatakan, di TPST akan ada sampah organik dan bukan organik yang akan dipilah sebelum diolah. Diperkirakan residunya mencapai 40 persen yang terbuang ke TPA. Di TPST telah tersedia mesin pemecah sampah, penyaring dan mesin pres.
"Di antara hasilnya yakni pupuk kompos," katanya.
TPST tersebut nantinya akan mengolah sampah dari limbah rumah tangga atau sampah lain, baik organik atau non organik. Hasil dari TPST yakni pupuk kompos dan sejenisnya. Sehingga bisa digunakan untuk mengolah tanaman maupun produk daur ulang sampah lainnya.
Wali Kota Tegal Ikmal Jaya di sela-sela pantauannya di TPST Randugunting menyampaikan, pemerintah setempat saat ini telah mendirikan tiga unit TPST yakni di Kelurahan Kejambon, Randugunting, dan Kraton pada 2013. Harapannya, seluruh kelurahan di kota ini mempunyai TPST sendiri-sendiri.
Mengingat sampah menjadi ancaman serius kota yang mendesak untuk segera tertangani.
"Dengan adanya TPST, maka diharapkan bisa mengurangi sampah kota," katanya, di Kota Tegal, Selasa (08/01/2013).
Menurutnya, hal itu dianggap menjadi sebuah desakan, mengingat sampah menjadi ancaman serius sebuah kota. Ikmal menambahkan, di TPST itu nantinya akan menampung sampah-sampah yang berasal dari rumah tangga dan lingkungan masyarakat setelah sebelumnya sampah terangkut oleh gerobak atau truk sampah dari seluruh wilayah.
"Di TPST, akan ada satu atau dua orang petugas yang bekerja untuk mengolah sampah. Setelah sampah diolah, sampah yang tidak terpakai atau sisanya akan diangkut oleh armada pengangkut sampah menuju tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat," jelasnya.
Dari hasil kalkulasinya, keberadaan TPST mampu mengurangi volume sampah hingga 40-50 persen karena sampah yang bisa didaur ulang diperkirakan bisa mencapai 50 persen.
"Terjadi penghematan sampah yang dibuang," ujarnya.
Menurutnya, TPST yang ada saat ini telah siap beroperasi dan hanya menunggu pengerjaan pemerataan dan pengerasan akses jalan mengingat nantinya akan ada truk sampah yang lewat setiap harinya. Adapun proses pengerjaannya akan dilakukan pada Februari 2013 dengan anggaran yang dialokasikan dari Pemeliharaan di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) setempat.
Sementara itu, Ketua KSM Arum Karya Hendro Sugito selaku penanggung jawab TPST menyatakan, di TPST akan ada sampah organik dan bukan organik yang akan dipilah sebelum diolah. Diperkirakan residunya mencapai 40 persen yang terbuang ke TPA. Di TPST telah tersedia mesin pemecah sampah, penyaring dan mesin pres.
"Di antara hasilnya yakni pupuk kompos," katanya.
(rsa)